Sukses

2 Kapal Terbalik dalam Sepekan, Mengapa Laut Cilacap Berbahaya?

Liputan6.com, Cilacap – Tiga nelayan dilaporkan tenggelam akibat Kapal El Jordan terbalik dihantam gelombang tinggi di perairan selatan Kabupaten Cilacap, Rabu dini hari, 19 Juli 2017, sekitar pukul 03.30 WIB. Dua orang selamat, sedangkan satu orang lainnya dinyatakan hilang.

Kepala Humas Badan Search and Rescue (Basarnas) Pos SAR Cilacap Saeful Anwar mengatakan kapal sepanjang 11 meter itu dilaporkan terhempas gelombang tinggi di perairan selatan antara Desa Glempang Pasir dan Welahan Wetan, Kecamatan Adipala, Kabupaten Cilacap.

Kapal itu hendak mendarat setelah melaut sejak Selasa, 18 Juli 2017. Nahas, hampir mencapai pinggiran pantai, kapal itu dihantam gelombang setinggi empat meter sehingga terbalik.

"Kapal korban hilang atas nama Ateng (30), warga  RT 03/04 Perumahan Pelabuhan Perikanan Samudera Cilacap (PPSC). Sementara, korban selamat atas nama Mugyanto yang beralamat sama dengan Ateng dan Minggu, yang beralamat di Tegalkatilayu Kelurahan Tegalkampulyan, Cilacap," kata Saeful kepada Liputan6.com, Rabu, 19 Juli 2017.

Kejadian itu adalah kali kedua terjadi setelah Kamis lalu, 13 Juli 2017, Kapal Motor Lautan Mas, kapal khusus pencari cumi berbobot 20 gross ton (GT) juga terbalik di Pantai Karangblong akibat diterjang ombak tinggi.

Dalam kejadian ini, 19 orang selamat. Namun, satu orang dinyatakan hilang dan masih dicari hingga saat ini.  Menurut Saeful, operasi pencarian SAR gabungan hanya bisa dilakukan dengan penyisiran darat. Pasalnya, gelombang laut selatan sedang tinggi.

"Paling penyisiran lewat darat. Soalnya kalau lewat laut ombaknya sedang tinggi," ujarnya.

Terkait gelombang tinggi yang terus menerus terjadi di Samudera Hindia terutama di perairan selatan Jawa, Kepala Kelompok Prakirawan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pos Pengataman Cilacap, Teguh Wardoyo menjelaskan hal itu dipicu oleh munculnya pusat tekanan rendah berupa Badai Talas di Laut China Selatan.

"Pusat tekanan rendah 994 milibar ini menyebabkan angin bertiup kencang ke arah utara antara 25 hingga 36 knot ke arah utara dan memicu gelombang tinggi antara empat meter di pantai dan enam meter di lepas pantai," ujar Teguh.

Kecepatan angin ini ditambah dengan munculnya pusat tekanan tinggi di sebelah utara timur dan barat Benua Australia dengan kekuatan masing-masing 1019 dan 1022 milibar.

Teguh menambahkan, Badai Talas diprediksi masih bertahan sepekan ke depan sehingga kecepatan angin cenderung tetap tinggi. Itu sebab gelombang tinggi juga berpotensi terus terjadi selama sepekan ke depan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.