Sukses

Tradisi Unik Pilot Heli Basarnas yang Jatuh demi Hormati Orangtua

Pilot helikopter Basarnas yang jatuh, Mayor Laut (anumerta) Haryanto, dikenal memiliki karier militer menonjol.

Liputan6.com, Grobogan - Tak hanya karier yang bagus, Mayor Laut (anumerta) Haryanto juga dikenal memiliki tradisi unik untuk menghormati orangtuanya. Pilot helikopter Basarnas jenis Dauphin yang menjadi korban kecelakaan udara di Temanggung, Jawa Tengah itu selalu mengelilingi langit di atas Dusun Pelemwulung, Desa Pulorejo, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Grobogan, sebanyak dua hingga tiga kali.

"Mas Haryanto sempat pulang Lebaran kemarin. Yang beda, biasanya sempat pulang naik heli, tapi pulang kali ini naik mobil lewat darat. Biasanya sempat naik heli," ucap Dwi Irawanto, adik tunggal Mayor Laut (Anumerta) Haryanto di sela-sela prosesi pemakaman sang pilot di Grobogan, Senin (3/7/2017).

Mayor Haryanto, imbuh Iwan panggilan akrab Dwi Iriwanto, tidak memberi firasat apa pun. "Sama dengan saat Lebaran, Mas Haryanto pulang silaturahmi dan pulang."

Kabar meninggalnya sang kakak diterima ketika Iwan sedang persiapan ke kampus di Universitas Negeri Semarang (Unnes). "Saya ditelepon ada kecelakaan heli, terus saya menyusul ke lokasi dan ternyata kakak sudah dibawa ke rumah sakit," ujar dia.



Dari pantauan Liputan6.com, istri almarhum terus menangis. Keluarga terus menghibur wanita berhijab warna merah muda dengan pakaian putih bermotif bunga tersebut.

Suasana rumah duka Mayor Laut (Anumerta) Haryanto, satu dari delapan anggota tim Basarnas yang jadi korban helikopter jatuh di Temanggung, Jawa Tengah. (Liputan6.com/Felek Wahyu)

Adapun Komandan Lanal Semarang Kolonel Laut (P) Hanarko Jodi Pamungkas mengungkapkan, karier militer alumnus Akademi Angkatan Laut 2007 sangat menonjol. Bahkan, almarhum mendapat kehormatan menerbangkan helikopter jenis Dauphin, yakni helikopter baru yang dilengkapi dengan teknologi canggih.

"Kariernya sangat baik dan atas kerja keras almarhum negara memberikan jasa kenaikan pangkat dari Kapten Laut menjadi Mayor," ujar dia sebelum melepas jenazah.

Helikopter Basarnas jatuh di Pegunungan Butak, Temanggung, Jateng, pada Minggu, 2 Juli 2017, sekitar pukul 16.00 WIB. Kru dan anggota Basarnas yang tewas berjumlah delapan orang.

Sebelum kecelakaan, helikopter Basarnas berangkat dari Pangkalan Udara Utama TNI AD (Lanumad) Ahmad Yani, Semarang, usai memantau arus balik di ruas Tol Gringsing. Helikopter lepas landas pukul 16.00 WIB.

Setelah terbang 12 menit, tabrakan terjadi di Pegunungan Butak, Temanggung, Jateng. Sejauh ini, penyelidikan sebab pasti jatuhnya helikopter Basarnas itu akan dilakukan pihak terkait, termasuk Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.