Sukses

Keindahan Pagi Borobudur yang Dilewatkan Obama

Ada yang dilewatkan Obama. Keindahan Borobudur tidak hanya selesai di bangunan candi.

Liputan6.com, Semarang Keindahan Borobudur ternyata tak semua dinikmati Presiden AS ke 44 Barrack Obama saat berkunjung. Candi Borobudur memang megah, tapi pesonanya tak hanya di situ.

Menikmati pemandangan matahari terbit atau sunrise di Candi Borobudur menjadi salah satu daya tarik yang indah. Bahkan turis asing berbondong-bondong untuk menikmati detik-detik kemunculan sinar matahari. 

Matahari sering hanya terlihat sedikit saja. Perlahan, sinarnya yang berwarna kuning kemerahan mulai muncul dan menyembul di tengah-tengah Gunung Merbabu dan Merapi. 

Keindahan cahaya pagi sang mentari menjadi hal yang dinanti oleh ratusan wisatawan mancanegara maupun domestik di Candi Borobudur. Mereka rela bangun pagi dan mendaki tangga candi sejak pukul 04.30 WIB untuk menanti sang surya tersenyum pagi.

Di sela menunggu sinarnya muncul, di sisa kegelapan pagi, para wisatawan terlihat asyik mengabadikan keindahan candi yang tergolong masih sepi pengunjung dibandingkan saat siang hari. Mereka juga dimanjakan oleh keindahan kabut pagi yang terlihat berlapis tingkat menutupi pepohonan dan persawahan di sekitar bawah candi.

.....dan matahari akhirnya muncul, disambut kekaguman pengunjung. (foto : Liputan6.com / fajar abrori)

Wisatawan yang berburu sunrise pada Jumat 30 Juni 2017 misalnya, sebagian besar berasal dari mancanegara. Mereka dengan sabar duduk di lantai bebatuan candi sambil menghadap timur yang merupakan arah di mana sinar matahari muncul.

Awalnya para wisatawan resah dan gusar karena kabut cukup tebal menutupi dua gunung di sebelah timur candi, yakni Merapi dan Merbabu. Mendekati pukul 06.00 WIB pagi, sinar matahari mulai nongol dari celah dua gunung tersebut.

Para pemburu sinar pagi langsung berebut posisi dan berkejaran dengan waktu terbit untuk mengabadikannya dalam jepretan kamera handphone maupun kamera digital.

Pengunjung yang memburu matahari terbit dari puncak candi Borobudur, memandang ke arah yang sama. (foto : liputan6.com / fajar abrori)

Ada yang selfie dan wefie dengan latar belakang stupa dan mentari pagi. Sejumlah turis pun terlihat menghela nafas dan mengucap 'so beautifull' akan keindahan pendar cahaya merah kekuningan yang dilihatnya dari bukit tempat candi peninggalan Wangsa Syailendra itu berdiri.

Para wisatawan tampak puas dan sumringah karena pada pagi hari itu merasa beruntung bisa menyaksikan pesona keindahan sunrise dari candi umat Buddha terbesar itu. Penantian mereka sejak pukul 04.30 WIB tak sia-sia karena menjadi momen yang terlupakan dalam menikmati pesona pagi sang mentari.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Momen Mahal Tiket Mahal

Kepala Humas Balai Konservasi Borobudur, Mura Aristina mengatakan para wisatawan bisa menikmati pemandangan sunrise di Candi Borobudur mulai subuh. Pada jam tersebut pintu masuk di candi yang berada di bawah tangga sudah dibuka khusus untuk melayani para pengunjung yang ingin melihat matahari terbit dari puncak candi.

"Untuk sunrise di Candi Borobudur mulai dibuka pada pukul 04.30 WIB," kata Mura.

Para pengunjung yang menanti terbitnya matahari dari puncak Candi Borobudur. (foto : Liputan6.com / fajar abrori)

Untuk bisa menikmati keindahan matahari terbit, wisatawan harus merogoh kocek yang lebih mahal dibandingkan tiket masuk candi yang reguler. Untuk wisatawan domestik harga tiket menikmati sunrise dipatok Rp325.000 per orang dewasa, sedangkan untuk turis asing seharga Rp450.000 per orang.

"Untuk layanan pembelian tiket sunrise bisa diperoleh di Hotel Manohara yang terdapat di dalam komplek Candi Borobudur," ujarnya.

Seperti berlomba, semua pengunjung bergegas melewati pintu yang hanya muat dua orang saja, mereka takut kehilangan momentum. (foto : Lipitan6.com/fajar abrori)

Sementara itu, selain di puncak Candi Borobudur, pemandangan keindahan matahari terbit juga bisa dinikmati di sejumlah bukit yang ada di sekitar Candi Borobudur seperti di Punthuk Setumbu, Barede, Purwosari, Mongkrong, Sukmojoyo, dan lainnya.

"Secara pelestarian Balai Konservasi Borobudur sangat mendukung perluasan wilayah untuk menikmati sunrise seperti yang ada di sejumlah daerah di sekitar candi," ujarnya.

 

 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.