Sukses

Jejak Terakhir Pendaki Jerman yang Hilang di Gunung Mistis

Liputan6.com, Karo - Sejak dilaporkan hilang di Gunung Sibayak, Kabupaten Karo, Sumatera Utara, pada Kamis, 22 Juni 2017, pendaki asal Jerman bernama Wolter Klaus hingga kini belum juga ditemukan. Tim SAR gabungan terus berupaya mencari pria berusia 49 tahun tersebut.

Seorang pemandu wisata bernama Abdi mengatakan, ia sempat melihat pendaki asal Jerman berusia 49 tahun itu berada di kawah Gunung Sibayak pada Rabu, 21 Juni 2017. Adapun saat itu, nama Wolter tercatat di pos registrasi pendakian Gunung Sibayak di Jarang Uda, bahkan sudah ditawari fasilitas guide, transportasi, dan lainnya.

"Sore itu, saya ada lihat dia terakhir di kawah Gunung Sibayak," ucap Abdi, Selasa (27/6/2017).

Ketika itu, ia menjelaskan, Wolter terlihat memakai kemeja berwarna merah muda dengan menyandang tas kecil berwarna biru. Namun, Abdi tidak sempat menegurnya karena membawa wisatawan lain untuk mendaki gunung dengan ketinggian 2.212 meter di atas permukaan laut (mdpl) itu.

"Sorean gitu saya lihat di situ. Terus saya dengar kabar, dia hilang," sebut Abdi.

Sementara, M Agus Wibisono selaku On Scene Commander (OSC) menjelaskan, saat ini pencarian Wolter Klaus dilakukan dengan membentuk lima tim pencari (SRU). Pencarian dilakukan dengan menyisir basecamp atau titik pendakian jalur Jarang Uda sampai ke bawah.

Selain itu, tim SAR juga menyisir jurang ke arah Pertamina Geothermal Energy, serta menggunakan helikopter polisi untuk menyisir dari jalur udara. Operasi pencarian dimulai pukul 09.45 dan berakhir 16.00 WIB.

"Hasil terakhir pada Senin, 26 Juni 2017, belum menemukan tanda-tanda," dia menerangkan.

Operasi pencarian terhadap Wolter Klaus di Gunung Sibayak berlangsung selama satu pekan. Tetapi jika ada progres, maka akan ditambah waktu operasi satu minggu lagi. "Kita usahakan semaksimal mungkin, doakan biar lekas ketemu," ujar Agus.

 

Saksikan Video Menarik Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Pencarian di Gunung Mistis

Adapun Kabid Humas Polda Sumut Kombes Pol Rina Sari Ginting mengatakan, pihaknya ikut bergabung dengan tim yang dibentuk Basarnas dalam mencari turis asal Jerman itu.

Tim tersebut berjumlah 60 orang, gabungan dari Satuan Sabhara Polres Karo (satu peleton), Polsekta Berastagi (satu peleton), dan Satuan Brimob (satu peleton). Kemudian Yonif 125/Simbisa (satu peleton), Kodim 0205/Tanah Karo (satu peleton), dan Basarnas (satu peleton).

"Laporannya, keberadaan turis asal Jerman tersebut belum diketahui, proses pencarian sempat dihentikan sementara," ujar Rina di Medan, Selasa ini.

Sebelumnya, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Pengendali Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karo, Natanail Perangin-angin mengatakan, dugaan hilangnya Wolter diketahui pertama kali oleh pihak Hotel Sibayak Internasional, tempat Wolter menginap.

"Wolter check-in di hotel pada Rabu, 21 Juni 2017, sekitar pukul 14.00 WIB. Setelah check-in, Wolter mengatakan kepada pihak hotel melalui resepsionis atas nama Johanes Tarigan, dirinya hendak mendaki Gunung Sibayak," ucap Natanail, Jumat (23/6/2017).

Selanjutnya pada Kamis, 22 Juni 2017, pegawai hotel mencoba menghubungi Wolter untuk konfirmasi apakah hendak check-out atau memperpanjang durasi menginap di hotel tersebut.

Namun, saat mengecek kamar tempat Wolter menginap, pihak hotel tidak menemuinya. Namun, barang-barang milik pendaki hilang itu masih ada di dalam kamar.

Mendapati kondisi tersebut, pihak hotel langsung mengecek ke Pos Retribusi Pendakian Gunung Sibayak di Desa Jaranguda, Kecamatan Merdeka. Di pos itu, Wolter terdaftar di buku pendaftaran pendakian ke gunung setinggi 2.212 meter di atas permukaan laut (mdpl) tersebut pada Rabu, 21 Juni 2017 pukul 14.45 WIB.

"Selanjutnya pihak hotel melapor ke Polsek Berastagi terkait hal ini. Kemudian berkoordinasi dengan kita untuk melakukan pencarian," Natanail menerangkan.

3 dari 3 halaman

Kampung Mistis di Gunung Sibayak

Gunung Sibayak yang berada di Desa Semangat Gunung, Kecamatan Merdeka, Kabupaten Karo, Sumatera Utara (Sumut), menjadi salah satu destinasi wisata bagi para turis lokal maupun mancanegara. Gunung api yang menyuguhkan pemandangan indah ini ternyata juga menyimpan beragam misteri dan cerita mistis.

Tak sedikit para pelancong yang menantang adrenalin di atas gunung ini sering diganggu oleh penunggu gunung. Salah satu penghuni gaib yang dipercaya menjadi penghuni gunung ini adalah orang bunian. Bahkan, kabarnya ada salah satu pendaki yang tersesat dan memasuki perkampungan orang bunian di sekitar Gunung Sibayak.

Cerita mistis beberapa tahun lalu itu diceritakan oleh Era (24), warga sekitar yang membuka warung tepat di kaki Gunung Sibayak. Saat itu salah satu wisatawan asal Jepang nekat melakukan pendakian seorang diri tanpa bantuan pemandu.

Diduga karena melewati batas jalur pendakian, wisatawan tersebut akhirnya tersesat ke kawasan Gunung Sibayak yang jarang dilalui pendaki maupun warga. Karena tidak kunjung turun, warga setempat akhirnya meminta bantuan kepada tim Badan SAR Nasional (Basarnas) Sumut untuk mencari keberadaan turis Jepang tersebut.

Selama beberapa hari pencarian, turis Jepang tersebut ditemukan di hutan belakang Gunung Sibayak. Kondisinya sangat lemas dan mengalami dehidrasi parah. Tim Basarnas pun langsung mengevakuasinya dan memberikan pertolongan pertama.

Saat diinterogasi, turis Jepang tersebut mengatakan bahwa dirinya mencoba melewati jalur yang belum banyak dilalui orang. Sampai akhirnya dia masuk ke perkampungan warga, namun tidak ada satu pun yang menggubrisnya.

"Turis itu bilang kalau seluruh warga di kampung itu kakinya terbalik dan bertubuh kerdil. Dia tidak tahu itu adalah perkampungan makhluk halus," ujar dia kepada Liputan6.com beberapa waktu lalu.

Di dalam perkampungan tersebut, pendaki asal Negeri Sakura itu masuk ke dalam pasar tradisional dengan beragam aktifitas jual beli. Banyak makanan yang dijajakan di sana, mulai dari kue, daging, minuman, dan lainnya.

Karena merasa kelaparan, dia berusaha mengambil makanan dan minuman yang dijajakan pedagang. Anehnya, tidak ada satupun makanan yang bisa diraihnya. Para pedagang makanan tersebut juga seakan tidak melihat keberadaannya.

Menjelang malam hari, dia melihat ada pesta rakyat di perkampungan tersebut. Banyak warga yang menikmati hiburan malam hingga membakar api unggun.

Meskipun terkesan aneh, turis itu tetap tidak menyadarinya. Dia terus berjalan sampai ke aliran sungai di dalam hutan. Di sanalah dirinya ditemukan tim Basarnas dalam keadaan pingsan karena kelaparan dan dehidrasi.

"Untung saja turis itu tidak memakan makanan orang bunian. Kata orang terdahulu, jika kita makan, kemungkinan besar kita tidak akan kembali lagi," kata Era soal cerita mistis yang dialami turis Jepang tersebut.



* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.