Sukses

Musibah Roller Coaster di Pekanbaru Pancing Komentar Legislator

Liputan6.com, Pekanbaru - Anggota DPRD Kota Pekanbaru, Riau, meminta pihak kepolisian setempat mengusut tuntas penyebab kecelakaan kerja yang menewaskan seorang teknisi wahana permainan roller coaster di wilayah setempat, Jumat malam, 24 Juni lalu.

"Operasional Wahana Permainan Keluarga Crazy Cap Coaster atau roller coaster mini di lantai tiga Transmart Pekanbaru harus dihentikan sementara. Terlebih, libur Lebaran ini pengunjung pasti akan ramai," ucap Ketua Komisi II DPRD Kota Pekanbaru, Tengku Azwendi di Pekanbaru, Senin, 26 Juni 2017, dilansir Antara.

Ia menjelaskan, penghentian sementara operasional wahana permainan itu agar mempermudah aparat kepolisian setempat mengusut tewasnya teknisi wahana saat tengah memperbaiki roller coaster.

"Kita harus pastikan keamanan wahana bermain di Transmart tersebut sebelum beroperasi lagi," ujar dia.

Tujuannya, menurut dia, agar pengunjung terutama anak-anak sebagai pengguna aman dan selamat dalam bermain. Dengan demikian, tidak jatuh korban lagi.

Selain itu, Azwendi berharap pihak kepolisian menyampaikan hasil penyelidikan mereka secara transparan agar di kemudian hari bisa menjadi kewaspadaan bagi masyarakat.

"Polisi harus ungkap ini ke publik, apa masalah yang terjadi di tempat itu. Kalau memang kelalaian manusia harus ditindak, dan kalau persoalan safety berarti wahana itu harus ditinjau ulang izinnya," ia menegaskan.

Politikus Demokrat ini juga menuturkan, sejak awal ia meragukan keamanan wahana roller coaster tersebut. Menurut dia, launching-nya seakan-akan tergesa-gesa dan lokasi yang hingga hari ini belum tuntas pengerjaannya.

"Harusnya Pemkot Pekanbaru sebelum memberikan suatu tempat usaha beroperasi, dipastikan dulu fasilitas dan keamanannya. Kalau sudah kejadian seperti ini kan repot jadinya baru beroperasi sebulan sudah memakan korban," kata dia.

 

Saksikan Video Menarik Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Wahana Mogok Diduga Jalan Sendiri

Merujuk informasi yang diperoleh Liputan6.com, wahana permainan di Trans Studio Mini yang berada di Transmart, Jalan Soekarno-Hatta, Pekanbaru, tersebut belum dua bulan beroperasi. Roller coaster yang sempat mogok diduga tiba-tiba saja berjalan sendiri dan menabrak kepala teknisi yang sedang memperbaikinya.

Kejadian pada Jumat malam, 23 Juni 2017, langsung menewaskan teknisi Muhammad Afif Noval. Nyawa korban melayang setelah terseret dan mengalami luka parah di bagian kepala dan telinganya.

Saat dikonfirmasi, Wakil Kepala Kepolisian Resor Kota (Wakapolresta) Pekanbaru Ajun Komisaris Besar Edy Sumardy Priadinata mengaku sudah turun ke lokasi untuk menggelar olah tempat kejadian perkara (TKP).

"Sudah ke sana dan mengecek langsung, korbannya karyawan di sana," ucap mantan Kapolres Kampar ini, Sabtu pagi, 24 Juni 2017.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, kejadian nahas yang menimpa pria 18 tahun itu diduga bermula ketika roller coaster di Trans Studio Mini mendadak berhenti. Sebagai teknisi, korban langsung mengecek penyebab wahana yang ramai dinaiki pengunjung ini bisa berhenti.

Saat mengecek di perlintasan, tiba-tiba roller coaster tadi berjalan sendiri dan menghantam kepala korban. Peristiwa ini langsung membuat pengunjung histeris dan menjadikan tubuh korban yang tak berdaya sebagai tontonan.

Petugas lainnya berusaha menyelamatkan korban. Hanya saja, karena benturan keras serta kehabisan darah, korban tak bisa diselamatkan. Aparat kepolisian yang bertugas langsung mengamankan lokasi.

Dengan cepat, peristiwa ini menyebar luas di media sosial Instagram. Salah satu akun atas nama Lokerriau menjelaskan, korban bekerja di bagian perbaikan. Akun ini juga menyebut kronologi korban meninggal dunia.

"Jadi pas perbaiki. Roller coasternya jalan sendiri. Jadi dia ketabrak. Tapi, nggak sempat jatuh karena bajunya ketahan, ketabraklah telinga sama kepalanya," tulis akun tersebut.

"Muhammad Afif namanya min, baru tamat 2017 ini, ngelamar kerja di Transmart sebagai teknisi wahananya. Kejadian yang saya tahu wahana roller coasternya itu tiba-tiba mati mendadak, terus pas teknisinya lagi benerin, wahana roller coasternya hidup sendiri, nggak tahu mungkin pas lagi dibenerin mesinnya nggak dimatikan. Jadi dianya ketabrak," Lokerriau menambahkan dalam akun Instagram-nya.

Namun, saat itu, belum ada keterangan resmi dari pengelola Transmart ataupun Trans Studio Mini. Beberapa karyawan yang ditemui Liputan6.com memilih menutup mulut. Sementara, pengelola masih enggan ditemui dengan alasan masih melakukan perbaikan.

3 dari 3 halaman

Wahana Roller Coaster Dihentikan?

Operasional wahana permainan keluarga "Crazy Cap Coaster" atau roller coaster mini di lantai tiga Transmart, Pekanbaru, Riau, yang menyebabkan seorang teknisi tewas, dikabarkan dihentikan hingga waktu tidak ditentukan.

"Masih dalam proses pendalaman dan akan kami cek ke penyidiknya," kata Wakapolresta Pekanbaru, AKBP Edi Sumardi saat dihubungi melalui telepon seluler atau ponsel di Pekanbaru, Sabtu, 24 Juni 2017, seperti dikutip dari Antara.

Edi menyatakan, kini pihaknya belum bisa menyatakan kapan wahana tersebut bisa beroperasi lagi.

Adapun Fernandes selaku Koordinator Wahana Permainan Transmart saat dijumpai Antara di mal yang terletak di Jalan Soekarno-Hatta, Pekanbaru, tersebut mengakui bahwa terkait kecelakaan kerja pihaknya telah menyerahkan kasusnya dan konfirmasi satu pintu ke Wakapolresta Pekanbaru.

Namun, mengenai operasional permainan yang sudah merenggut nyawa teknisi Transmart tersebut, Fernandes mengakui sejak pagi tidak dihidupkan. Alasannya karena sedang proses perbaikan.

"Wahana ini dari tadi enggak aktif, belum tahu kapan dan masih menunggu kabar dari pimpinan HRD," ujar dia.

Ia menceritakan, wahana ini biasanya beroperasi tiap hari sejak diresmikan awal Ramadan kemarin. "Biasanya hidup pagi pukul 10.00-15.00 WIB. Kemudian shift siang pukul 15.00-22.00 WIB," ia membeberkan.

Penumpang wahana permainan ini tidak dibatasi usia, tapi ukuran tinggi badan. "Yang bisa naik permainan ini batasannya tinggi badan minimal 110 sentimeter, umur tak ada batasan. Hanya bagi yang punya riwayat sakit jantung tensi tinggi, ibu hamil ditanyakan dulu tidak dibolehkan naik karena membahayakan nyawa," tutur dia.

Untuk menaiki wahana permainan ini, menurut Fernandes, pihak sekuriti memastikan terlebih dahulu terpasangnya alat pengaman yang otomatis berbunyi kalau ada salah satu tidak terpasang.

"Cukup aman, sebelum safety terpasang, pintu panel wahana belum bisa terkunci akan bunyi ada alarmnya," dia menambahkan.

Untuk permainan ini, pengelola mematok harga tiket Rp 30 ribu per orang untuk dua kali putaran.

Pantauan Antara di tempat kejadian, pintu masuk permainan hanya dipasangi tulisan "closed". Tidak ada pemberitahuan atau pengumuman dari pihak manajemen Transmart mengapa permainan yang menguji adrenalin ini ditutup.

Alhasil, tidak jarang pengunjung mendatangi meja pengaduan yang ditaruh tidak jauh dari lokasi. Mereka umumnya bertanya kenapa tidak hidup dan kapan jalannya.

Dalam keterangannya, petugas jaga hanya mengatakan sedang perbaikan, belum tahu kapan selesai.

Walau ada kejadian tersebut, wahana permainan lainnya tetap beroperasi. Para orang tua seperti tidak terganggu dengan berita itu. Buktinya, anak-anak tetap bermain dan setiap tangga eskalator mulai dijaga satu sekuriti.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.