Sukses

Perjuangan Berat Trio Unair Gapai Puncak McKinley

Trio mahasiswa Unair Surabaya bertahan menghadapi hujan salju di ketinggian 4.038 mdpl saat menuju puncak Gunung McKinley atau Denali.

Liputan6.com, Surabaya - Tim Airlangga Indonesia Denali Expedition (AIDeX) Unit Kegiatan Mahasiswa Pencinta Alam (Wanala) Universitas Airlangga (Unair), Surabaya, Jawa Timur, telah menapaki kamp IV Gunung McKinley atau Denali di Alaska, Amerika Serikat, yang setara dengan ketinggian 14.100 kaki atau 4.297 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Ketiga pendaki Unair Surabaya itu menemui rintangan berupa anomali cuaca snow showers atau hujan salju beruntun saat menuju puncak Gunung McKinley atau Denali. Pendakian Tim AIDex Wanala Unair telah memasuki hari kesepuluh.

Ketiga pendaki tersebut adalah Muhammad Faishal Tamimi (mahasiswa Fakultas Vokasi/2011), Mochammad Roby Yahya (mahasiswa Fakultas Perikanan dan Kelautan/2011), dan Yasak (alumnus Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik).

Wahyu Nur Wahid selaku Manajer Atlet Tim AIDex Wanala Unair mengatakan, ia menerima kabar timnya mengalami rintangan melalui informasi mengenai koordinat global positioning system (GPS) yang dikirim oleh ketiga pendaki tersebut pada Senin, 5 Juni 2017.

"Snow showers adalah kondisi anomali di waktu mana hujan, cerah, dan hujan salju datang silih berganti. Selain snow showers, para atlet juga menghadapi kondisi cuaca whiteout," ucap Wahyu, meneruskan pesan yang disampaikan salah satu pendaki Mochamad Roby, Rabu, 7 Juni 2017.

Kondisi whiteout salju cukup mereduksi jarak pandang ketiga pendaki dari Unair Surabaya tersebut. "Pendakian dan jarak pandang mengakibatkan garis horizon mengabur dan menyebabkan disorientasi arah," ujar Wahyu.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Minus 30 Derajat Celsius

Tak hanya kondisi cuaca yang jadi rintangan ketiga pendaki. Saat berada di Alaska, suhu yang mencapai minus 30 derajat Celsius juga menimpa tiga pendaki.

"Hal cuaca cukup menguras tenaga dan para atlet mengakui bahwa dalam kondisi kelelahan," tutur dia.

Namun, menurut Wahyu, tiga pendaki tersebut mengaku masih cukup aman. Mereka pun siap melanjutkan perjuangan menuju puncak McKinley atau 6.190 mdpl.

Sebelumnya pada 1 Juni lalu, tiga pendaki sudah mencapai Below Kahiltna Pass di kamp II dengan ketinggian 9.350 kaki.

"Selama berada di kamp II, para atlet mengumpulkan tenaga selama seharian untuk melanjutkan perjalanan keesokan harinya. Dari kamp II menuju kamp III, tim atlet menanggalkan barang bawaannya dan hanya membawa single carrier," ujar Wahyu.

Pada 3 Juni 2017, di kamp III dengan ketinggian 10.900 kaki, mereka menyimpan bahan logistik di timbunan salju (drop cache).

"Mereka bergerak menuju Windy Corner di ketinggian 13.250 kaki dan kemudian kembali menuju kamp III. Windy Corner atau sudut berangin merupakan celah yang diapit dua punggungan, sehingga mengakibatkan embusan angin begitu kencang.

Pada 4 Juni 2017 atau hari kesembilan pendakian, selama perjalanan dari kamp III menuju kamp IV, tim mengalami kejadian ekstrem, yaitu melawan terpaan angin. "Oksigen yang tipis dan terpaan wind chill membuat tim kesulitan mencapai target dan beberapa anggota ambruk terperosok tebalnya salju," ia membeberkan.

"Kami selalu meneriakkan jargon tabah sampai akhir agar tetap semangat," kata Roby yang disampaikan kepada Wahyu.

Setelah selama delapan jam perjalanan bergelut dengan angin kencang dan kadar oksigen tipis, ketiga pendaki akhirnya tiba di kamp IV.

Sedangkan pada Selasa, 6 Juni 2017 waktu Alaska, mereka dijadwalkan akan turun ke Windy Corner di ketinggian 13.250 kaki (4.038 mdpl) untuk mengambil barang bawaan dan kembali ke kamp IV untuk beristirahat persiapan menuju kamp V.

Untuk menuju puncak McKinley, para atlet perlu melewati satu kamp lagi, yakni kamp IV. Bila tak ada aral melintang, Wahyu menuturkan, ketiga pendaki akan mencapai puncak Gunung McKinley atau Denali pada Jumat, 9 Juni 2017 waktu setempat.

"Pencapaian puncak Denali diperkirakan Jumat, 9 Juni 2017. Waktu pendakian tersebut berjalan lebih awal dari jadwal yang sebelumnya ditetapkan," Manajer Atlet Tim AIDex Wanala Unair Surabaya itu memungkasi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.