Sukses

Jenazah Polisi Kupang yang Tembak Kepala Sendiri Dimakamkan Lusa

Namun, orangtua Aiptu Fransisco de Araujo, polisi Kupang yang menembak kepala sendiri, batal menghadiri upacara penguburan anak mereka.

Liputan6.com, Kupang - Orangtua Aiptu Fransisco de Araujo, polisi Kupang yang tewas akibat menembak kepala sendiri, kemungkinan batal menghadiri upacara penguburan anak mereka. Kedua orangtua Fransisco masih berada di Distrik Los Palos, Timor Leste.

Saat ini, kakak kandung korban sudah berada di rumah duka di Jalan Pisang, Kelurahan Oebobo, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur.

"Kemungkinan besar kedua orangtua almarhum tidak hadir karena alasan fisik, jarak dan proses pengurusan paspor. Hanya kakak kandungnya saja yang datang," ucap Tito Sucipto, ayah angkat Fransisco, kepada Liputan6.com, Kamis (8/6/2017).

Menurut Tito, jenazah polisi Kupang itu akan dimakamkan pada Sabtu lusa, 10 Juni 2017. Keluarga sudah sepakat memakamkan almarhum di Kupang.

Karangan bunga untuk Aiptu Fransisco de Araujo, polisi Kupang yang menembak kepala sendiri. (Liputan6.com/Ola Keda)

Pantauan Liputan6.com di rumah duka, ratusan pelayat dan rekan almarhum memadati kediaman polisi Kupang tersebut. Mereka menggelar doa bersama dan membawa sejumlah karangan bunga.

Persis di depan pintu ruangan almarhum polisi Kupang yang tewas akibat menembak kepala sendiri tersebut dibaringkan, dua polisi berdiri siaga dengan memegang senapan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Istri Pingsan Beberapa Kali

Aiptu Fransisco de Araujo meninggal dunia di RS Bhayangkara Kupang, Rabu, 7 Juni 2017 pukul 15.22 Wita. Jenazah Fransisco kemudian disemayamkan di rumah duka, Jalan Pisang, Kelurahan Oebobo, Kota Kupang.

Sesaat setelah dinyatakan meninggal, sesuai prosedur jenazah Aiptu Fransisco dibawa ke Ruang Instalasi Pemulasaran Jenazah (IPJ). Petugas melakukan observasi dan pemandian jenazah sekitar dua jam.

Pantauan Liputan6.com, Rabu sore sekitar pukul 17.35 Wita, jenazah Aiptu Fransisco didoakan secara Katolik kemudian dibawa ke rumah duka menggunakan mobil jenazah. Ratusan anggota keluarga dan kenalan ikut mengantar jenazah ke rumah duka.

Istri Aiptu Fransisco, Martina, tak henti menangisi kepergian sang suami yang memilih mengakhiri hidupnya dengan cara tragis. Ia bahkan pingsan beberapa kali karena kehabisan tenaga. Segenap kerabat dan sahabat pun tampak memenuhi tenda duka dan saling berbagi dengan keluarga besar Aiptu Fransisco yang telah pergi.

Batang Otak Tak Berfungsi

Tim dokter menyebutkan, kondisi batang otak Aiptu Fransisco tidak berfungsi lagi atau mati pada Selasa, 6 Juni 2017 sekitar pukul 11.35 Wita.

"Pasien dalam keadaan mati batang otak," ujar Kepala Rumah Sakit Bhayangkara AKBP dr Martinus Ginting.

Mati batang otak yang dimaksudkan dokter Martinus adalah saraf dan otak dari Aiptu Fransisco tidak berfungsi lagi. Pernyataan ini disampaikan Martinus setelah Fransisco diperiksa oleh dokter saraf dan anestesi untuk mengetahui keadaan pasien.

"Telah diperiksa oleh dokter saraf atau anestesi untuk mengetahui bahwa pasien telah mati batang otak sekitar 15 menit yang lalu," ujar dia.

Aiptu Fransisco de Araujo diduga menembak dirinya sendiri di rumahnya pada Selasa pagi, 6 Juni 2017. Saat dibawa ke rumah sakit, Aiptu Fransisco masih hidup.

"Dugaan menembak diri yang dilakukan anggota Polres Kupang Kota Aiptu Fransisco de Araujo, Kanit PAM Obvit Polres," kata Kabid Humas Polda NTT AKBP Jules Abast saat dikonfirmasi terpisah.

Peristiwa ini diketahui saksi Saladin yang mendengar suara tembakan sekitar pukul 07.30 Wita di rumah Fransisco, Jl Nangka, Oebobo, Kupang. Saksi bergegas memanggil tetangganya.

Kemudian anggota Paminal Polres Kupang Kota bersama warga sekitar masuk ke dalam rumah dan mendobrak pintu kamar korban.

Setelah berhasil membuka pintu, terlihat korban Fransisco sudah tergeletak di atas tempat tidur dengan kondisi bersimbah darah di bagian kepala dan saat itu masih bernapas. Polisi berpangkat Aiptu itu langsung dibawa ke RS Bhayangkara.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.