Sukses

Pesan Terakhir Polisi Kupang ke Anaknya Sebelum Tembak Kepala

Aiptu Fransisco De Araujo sempat mengantar anaknya pergi ke sekolah sebelum aksi penembakan.

Liputan6.com, Kupang - Sosok Aiptu Fransisco de Araujo, polisi Kupang yang diduga menembak kepalanya sendiri, merupakan sosok terbuka dengan istri dan keluarga dekatnya. Selain terbuka, Fransisco juga sangat religius dan penyayang.

Sebelum menembak kepalanya, Fransisco sempat mengantar anak lelaki tunggalnya, Faldi Imanuel de Araujo, ke sekolah.

"Malamnya tidur dengan anaknya dan paginya masih antar ke sekolah," ujar Toto Sucipto, ayah angkat Fransisco, kepada Liputan6.com, Rabu (7/6/2017).

Tito menjadikan Fransisco sebagai anak angkat sejak 1999 setelah terlepasnya Timor-Timur dari NKRI. Sejak itulah dia mengenal betul sosok Fransisco.

"Dia orangnya sangat terbuka dan jujur. Saking jujurnya, dengan wanita lain saat ke Surabaya saja dia jujur ke istrinya," tutur Toto.

Saat masih bertugas di Timor Leste, Fransisco berdinas di bagian intel. Orangtua Fransisco saat ini masih hidup dan menetap di Los Palos, Timor Leste.

"Sampai saat ini orangtuanya tidak pernah ke Indonesia. Hanya istrinya, Martina de Araujo, yang sering ke sana kunjungi keluarga," kata Tito.

Sejak 1999, Fransisco tidak pernah mengunjungi orangtuanya karena faktor keselamatan. Namun, saking rindunya, pada April lalu Fransisco meminta izin ke istrinya untuk menjenguk orangtuanya.

"Dia telepon ke saya katanya rindu dengan orangtuanya, sehingga minta izin ke sana," tutur Toto.

Adapun dari keterangan dokter, Fransisco hingga kini masih kritis dan belum ada tanda-tanda mengalami perubahan.

Faldi Imanuel de Araujo, anak bungsu Fransisco, mengatakan bahwa ayahnya adalah sosok penyayang yang sangat menyayanginya. Malam sebelum tidur, kata Faldi, ayahnya lama memeluknya dan mengajaknya untuk tidur berdua karena besok harus ke sekolah.

"Ayah peluk saya sampai ke tempat tidur. Usap-usap kepala saya dan berpesan, Faldi sekolah yang pintar biar bisa gantikan Bapak kelak," tutur Faldi.

Pagi hari saat mengantarnya ke sekolah, ayahnya masih memeluk dan mencium keningnya. Saat turun dari motor, ayahnya masih menciumnya dan berpesan agar rajin belajar.

"Saat pulang sekolah saya lihat banyak polisi di rumah dan ada tetangga yang bilang kalau ayah di Rumah Sakit Bhayangkara karena bunuh diri. Saya menangis dan berlari menuju ke rumah sakit," Faldi memaparkan.

Kapolres Kupang Kota, AKBP Anton C.N, mengatakan anggotanya masih dalam perawatan dan penanganan medis. "Masih di ruang ICU. Kita doakan semoga baik-baik saja," kata Anton.

Aiptu Fransisco diduga menembak dirinya sendiri di rumahnya. Saat dibawa ke rumah sakit, Aiptu Fransisco masih hidup.

"Dugaan menembak diri yang dilakukan anggota Polres Kupang Kota Aiptu Fransisco de Araujo, Kanit PAM Obvit Polres," kata Kabid Humas Polda NTT AKBP Jules Abast saat dikonfirmasi terpisah.

Menurut Jules, peristiwa ini pertama kali diketahui saksi Saladin yang mendengar suara tembakan sekitar pukul 07.30 Wita di rumah Aiptu Fransisco, Jalan Nangka, Oebobo, Kupang. Saksi bergegas memanggil tetangganya.

Kemudian anggota Paminal Polres Kupang Kota bersama warga sekitar masuk ke dalam rumah dan mendobrak pintu kamar korban. Setelah berhasil membuka pintu, terlihat korban sudah tergeletak di atas tempat tidur.

"Dengan kondisi bersimbah darah di bagian kepala dan saat itu masih bernapas," Jules menerangkan.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.