Sukses

Menapaki Indahnya Pagi di Karst Piaynemo Raja Ampat

Liputan6.com, Raja Ampat - Kawasan konservasi dan wisata Karst Piaynemo, Raja Ampat, Papua, berada di ketinggian 59 meter dari permukaan laut. Daya tarik utama adalah pemandangan indah pagi hari di puncak Karst Piayanemo. Untuk sampai ke puncak, pengunjung harus menapaki 341 anak tangga dengan jarak sekitar 122,4 meter.

Situs warisan bentangan alam Piaynemo terdiri dari dua lokasi puncak yang biasa disebut warga dengan Telaga Bintang dan Piaynemo. Penyebutan Telaga Bintang karena terdapat pola retakan yang saling berpotongan membentuk konfigurasi yang unik di daerah itu.

Pengaruh struktur geologi dan pelarutan selama ratusan ribu tahun itu menghasilkan laguna berbentuk bintang segi lima.

Bedanya dengan Piaynemo, untuk menuju ke lokasi Telaga Bintang, belum ada anak tangga yang dibuat. Maka itu, kita harus memanjat di antara pecahan karang yang diratakan ujungnya hingga membentuk anak tangga.

Pulau-pulau batu gamping di daerah wisata Piaynemo merekam peristiwa geologi sejak 15 juta tahun lalu. Sedimentasi di dasar laut dangkal yang membentuk batu gamping dan fenomena ini menjadi daya tarik yang luar biasa yang dapat dinikmati dari puncak bentangan perbukitan.  

Usai menikmati bentangan Piaynemo, pengunjung biasa menikmati air kelapa muda dari Kampung Pam, kampung terdekat dengan lokasi tersebut. Masyarakat di kampung itu menjual air kelapa muda dengan harag Rp 15 ribu per buahnya.

Tak hanya itu saja, masyarakat kampung setempat juga menjual ikan yang sudah diasinkan, lalu minyak kelapa yang biasa disebut minyak vios yang bisa digunakan untuk segala penyakit, serta makanan ringan lainnya.

Ari Mambraku, 54 tahun, masyarakat asli setempat mengaku dapat menghasilkan keuntungan per harinya dari hasil menjual kepala muda sekitar Rp 1 juta.

Konservasi dan Wisata Karst Piaynemo yang terletak di Kabupaten Raja Ampat bisa ditempuh selama 2 jam menggunakan kapal cepat berkekuatan 40 PK dari Pelabuhan Laut Waisai, Kabupaten Raja Ampat. Kapal itu biasa memuat antara 10-12 orang.

Ongkos naik kapal cepat untuk menuju beberapa pulau kecil di sekitar gugusan Raja Ampat bervariasi, berkisar Rp 3-6 juta per satu kali trip perjalanan yang mengunjungi 3-5 pulau kecil. 

Ia menyebutkan musim kunjungan wisatawan bisanya ramai pada Oktober hingga Maret. Setelah Maret biasanya berkurang karena musim angin dan ombak di Raja Ampat.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Asal Mula Raja Ampat

Kabupaten Raja Ampat merupakan kabupaten pemekaran dari Kabupaten Sorong pada 2003. Asal usul Raja Ampat tak bisa dilepaskan dari suku asli yang mendiami pulau terbesar di Raja Ampat, Waigeu, yakni suku Maya. Hingga saat ini, Suku Maya memilih tetap tinggal di pedalaman.

Kepulauan Raja Ampat di abad ke 15 merupakan bagian dari kekuasaan Kesultanan Tidore, sebuah kerajaan besar yang berpusat di Kepulauan Maluku. Untuk menjalankan pemerintahannya, Kesultanan Tidore ini menunjuk empat raja lokal untuk berkuasa di pulau Waigeo, Batanta, Salawati dan Misool yang merupakan empat pulau terbesar dalam jajaran kepulauan Raja Ampat sampai sekarang ini.

Istilah empat orang raja dalam yang memerintah di gugusan kepulauan itulah yang menjadi awal dari nama Raja Ampat.

Spot selfie favorit di Karst Piaynemo, Raja Ampat, Papua. (Liputan6.com/Katharina Janur)

Sementara menurut mitos masyarakat setempat, nama Raja Ampat berasal dari seorang wanita yang menemukan tujuh telur. Empat butir di antaranya menetas menjadi empat orang pangeran yang berpisah.

Masing-masing menjadi raja yang berkuasa di Waigeo, Salawati, Misool Timur dan Misool Barat. Sementara itu, tiga butir telur lainnya menjadi hantu, seorang wanita, dan sebuah batu.

Untuk bisa ke Raja Ampat, dari rute Jakarta-Raja Ampat dapat ditempuh dengan Pesawat Udara ke Bandara Edward Osok, Sorong, lalu dilanjutkan dengan perjalanan lanjutan dengan menggunakan Kapal Cepat reguler.

Kapal cepat Bahari Express biasa melayani warga dari Sorong-Pelabuhan Waisai, Raja Ampat atau sebaliknya setiap hari dengan dua kali pelayanan, yakni jam 09.00 WIT dan pukul 14.00 WIT dari Pelabuhan SOrong ke Pelabuhan Waisai.

Jarak tempuh perjalanan dengan Bahari Express dari Sorong ke Waisai yakni dua jam perjalanan laut dengan ongkos untuk kelas ekonomi Rp 130 ribu per orang dan kelas VIP Rp 230 ribu per orang.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.