Sukses

Wali Kota Padang Anjurkan Warga Tak Gelar Ritual Balimau

Liputan6.com, Padang - Wali Kota Padang, Sumatera Barat, Mahyeldi Ansharullah menyatakan tidak menganjurkan warganya untuk melakukan tradisi mandi suci di sungai, kolam, atau laut sebelum bulan Ramadan. Tradisi itu disebut balimau.

"Masyarakat harus memahami arti balimau baik secara agama dan budaya agar tidak keliru," ujarnya usai meluncurkan kegiatan pesantren Ramadan 1438 Hijriyah di Padang, Rabu (24/5/2017) dikutip Antara.

Dia menyebutkan meski ada dalam tradisi dan agama, balimau diartikan membersihkan jiwa dan fisik sebelum melaksanakan puasa. Ritual ini umumnya dilakukan beberapa hari sebelum Ramadan.

Artinya sesama saling meminta dan memaafkan, kemudian meningkatkan silaturahmi dan secara sunah membersihkan tubuh jelang puasa.

Saat ini, menurut dia, masyarakat khususnya generasi muda menyalahi maksud tersebut dengan melakukan ritual mandi di sungai, kali atau pantai secara bersama-sama.

Secara agama, kata dia, itu menyalahi karena tidak diperkenankan bukan muhrim mandi bersama dalam tempat dan secara budaya juga sudah melanggar etika.

Kerugian lain, lanjutnya bukan menciptakan suasana tenang dan damai jelang Ramahan namun jadi ricuh karena kadang ada korban dan kemacetan.

"Kami anjurkan warga untuk 'balimau' di rumah masing-masing," kata dia.

Meskipun demikian kemungkinan warga melaksanakan balimau masih besar sehingga pihaknya akan telah berkoordinasi dengan keamanan untuk pengawasan.

Beberapa titik yang kemungkinan menjadi lokasi balimau, yakni di sungai seperti Gunung Nago, Lubuk Minturun, kolam pemandian, Batu Busuk, Lubuk Paraku, dan pantai.

"Bila balimau itu masih ada kami berharap berjalan lancar, namun kami tetap tidak menganjurkan warga melaksanakannya," ujar dia.

Sementara itu salah satu warga di sekitar Jembatan Gunung Nago Pauh, Delis mengatakan pengawasan balimau harus lebih ketat.

Seba ada saja oknum yang merugikan pendatang untuk mengikuti ritual mandi balimau.

Menurutnya meski telah dilarang agama, hal tersebut sudah jadi kebiasaan masyarakat dan sulit dihentikan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini