Sukses

3 Kisah Cinta Wanita Bule dengan Pemuda Lokal

Dalam dua tahun terakhir, setidaknya ada tiga kisah cinta pemuda lokal dengan bule yang jadi sorotan masyarakat Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Apa itu cinta? Semua kembali pada perspektif masing-masing. Meski banyak orang yang mendefinisikan cinta, namun definisi cinta itu sendiri begitu luas.

Banyak yang menganggap cinta itu bagian dari emosi yang bersumber pada kasih sayang yang begitu kuat. Ketertarikan seeseorang terhadap objek yang cenderung ingin berkorban dan ingin memiliki juga bisa diartikan sebagai cinta.

Tapi, cinta harus mengenal objeknya. Seperti yang dikatakan Soe Hok Gie, aktivis angkatan 66 dalam bukunya 'Catatan Seorang Demonstran (2005), bahwa seseorang hanya dapat mencintai sesuatu secara sehat kalau ia mengenal objeknya.

Pernyataan salah satu pendiri Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) Universitas Indonesia itu ada benarnya. Sebab, seseorang  memang harus tahu dan mengenal objeknya untuk mencinta.

Seperti yang terjadi dengan tiga pemuda dari tiga daerah di Indonesia ini. Ketiga pemuda lokal ini menjalin cinta yang tak biasa pada umumnya. Mereka menjalin cinta dengan perempuan bule alias warga negara asing.

Cinta yang seperti dialami mereka bertiga memang bisa datang kapan saja. Kisah mereka juga menunjukkan bahwa cinta bisa datang tanpa mengenal waktu, tempat, ras, suku, agama, maupun negara.

Bahkan atas dasar cinta, dua dari ketiga pemuda itu memutuskan melanjutkan hubungan dengan pasangan mereka ke jenjang pernikahan. Sementara satu pemuda lagi juga punya rencana serupa.

Simak kisah cinta ketiga pemuda lokal dengan perempuan bule seperti yang dihimpun Liputan6.com.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Pemuda Minang Pinang Bule Inggris

Meski bukan artis atau anak pejabat, ucapan selamat atas pernikahan Jennifer Brocklehurst dengan Bayu Kumbara sempat ramai di media sosial. Pernikahan keduanya pada Sabtu 8 Agustus lalu di Kota Padang, Sumatera Barat, banyak ditanggapi dengan kalimat iri sekaligus salut atas tekad keduanya.

Mereka memang bukan siapa-siapa. Bayu Kumbara adalah lulusan program studi Antropologi di Universitas Andalas, Padang, Sumatera Barat. Sehari-harinya pria yang karib disapa Paik ini dikenal sebagai pegiat LSM Lembaga Perlindungan Anak Sumatera Barat dan Ruang Anak Dunia (Ruandu) Foundation.

Sedangkan Jennifer Brocklehurst adalah wanita asal Bridgewater, Inggris yang sedang menempuh studi Antropologi di Universitas Andalas, Padang, Sumatera Barat.

Yang menarik justru bukan pernikahan mereka, melainkan jalan percintaan serta proses menuju pelaminan. Melalui laman tilt.com, Jennifer sempat menulis kisah pertemuan keduanya. Saat itu, Jen panggilan akrab Jennifer, sedang liburan ke Sumatera di bulan Januari. Dalam liburan tersebut, dia bertemu dengan Bayu.

Lambat namun pasti, cinta mereka mulai terjalin. Sosok sederhana Paik yang berbeda budaya dan agama juga tak menghentikan keinginan Jen untuk menikah dengan sang pria pujaan.

Namun, impian itu menurut Jen terkendala oleh biaya pernikahan yang tak sanggup mereka tutupi lantaran dia harus mendatangkan kedua orangtuanya dari Inggris untuk menyaksikan pernikahan itu.

Agar impian bisa duduk di pelaminan dengan pakaian adat Minangkabau tetap kesampaian, Jen pun meminta bantuan berupa donasi untuk membiayai pernikahan itu. Melalui laman itu ia menargetkan biaya 2.500 poundsterling (Rp 52 juta) untuk biaya perjalanan orangtuanya dari Inggris ke Indonesia. Namun, donasi yang terkumpul hanya 1.000 poundsterling (Rp 21 juta).

Meski tak memenuhi target seperti yang diharapkan, pernikahan keduanya tak terhenti. Bayu dan Jen akhirnya melangsungkan pernikahan di kediaman Paik di kawasan Lapai, Kota Padang pada Sabtu pekan lalu.

Dari sejumlah foto yang diunggah Paik di laman Facebook miliknya memperlihatkan kebahagiaan mereka. Sementara ucapan selamat serta doa terus mengalir untuk keduanya. Banyak yang kaget dan tak sedikit pula yang berharap keduanya bisa menjadi pasangan yang langgeng.

3 dari 4 halaman

Petani Tamatan SD Persunting Gadis Jerman

Siapa yang menyangka seorang pemuda desa lulusan sekolah dasar di Desa Baloli, Kecamatan Masamba, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, bisa menikahi wanita cantik jelita asal Jerman. Pemuda itu bahkan sehari-hari bekerja sebagai petani.

Sumardin (29), pemuda itu secara resmi menikahi bule cantik asal Würzburg, sebuah kota otonom di Bayern, Jerman, bernama Ermina Fransisca. Keduanya menikah pada Selasa, 17 Januari 2017, di Kantor Urusan Agama (KUA) Masamba.

Tak hanya mempersunting Ermina Fransisca yang lebih tua enam tahun dari dirinya, Sumardin juga mengajak Ermina memeluk agama Islam.

Kisah cinta keduanya berawal saat Ermina Fransisca datang berkunjung ke Desa Baloli pada Maret 2016. Ia datang bersama teman-temannya dan mendirikan sebuah rumah pohon, rumah tempat belajar Bahasa Inggris bagi warga setempat.

"Awal bulan Maret (2016), saya datang ke sini di Desa Baloli, bersama teman-teman untuk Proyek Rumah Pohon," kata Ermina dengan terbata-bata.

Dalam Proyek Rumah Pohon itulah, keduanya bertemu hingga saling jatuh cinta. Sumardin ikut ambil bagian dalam pendirian Rumah Pohon itu. Semangat Sumardin serta jiwa sosialnya yang tinggi membuat Ermina jatuh hati.

"Di sana pertama kali saya dan Sumardin bertemu," kata Ermina singkat.

Aktivitas di Rumah Pohon itu dilakukan bersama-sama setiap hari, hingga akhirnya rasa cinta antara keduanya timbul. Mereka pun menjalin hubungan asmara selama beberapa bulan.

Rasa cinta antara keduanya terus tumbuh hingga akhirnya keduanya sepakat untuk menikah. Rencana menikah itu sudah dicanangkan sejak September 2016.

Mereka harus melalui beberapa persiapan yang sangat panjang hingga akhirnya dapat secara resmi berstatus suami istri pada Selasa 17 Januari 2017.

"Sejak bulan sembilan (September) lalu kami sudah mulai melakukan berbagai persiapan untuk melangsungkan pernikahan, termasuk proses Ermina memeluk agama Islam," kata Sumardin.

Menurut Sumardin, ia hanya seorang petani dan tamatan SD. Lantaran itulah, ia tak menyangka bahwa jodohnya adalah seorang warga negara asing.

"Ini sudah jodoh," ujar dia sembari tersenyum.

Kepala KUA Masamba Hatta Yasin membenarkan pernikahan kedua sejoli berbeda warga negara ini. Dia mengatakan, saat akad nikah Sumardin mengenakan jas berwarna hitam dan kopiah hitam, sementara Ermina menggunakan kerudung.

"Iya keduanya menikah kemarin, seorang pemuda asal Baloli dengan wanita asing," kata Hatta.

4 dari 4 halaman

Pemuda Desa Berencana Nikahi Gadis Italia

Ilaria Monte Bianco (21), gadis jelita asal Bari, Italia, mengaku rela pergi ke Indonesia untuk merajut cinta dengan pemuda bernama Zulfikar (23) asal Kabupaten Batang, Jawa Tengah.

Kehadiran Ilaria Bianco ke Desa Tragung, Kabupaten Batang, sempat menjadi perhatian dan perbincangan warga setempat. Mereka sekadar ingin melihat secara dekat sosok gadis Italia itu.

Zulfikar mengaku, ia berkenalan dengan Ilaria Bianco melalui jejaring sosial Facebook yang sudah dijalin oleh mereka selama dua tahun terakhir.

"Jika tidak ada aral melintang, kami berniat akan menikah. Kami sudah mantap akan menikah dengan Ilaria sekitar satu bulan lagi. Hari dan tanggal pernikahan sedang kami rundingkan bersama keluarga sambil menunggu proses administrasi selesai," ucap Zulfikar di Batang, dilansir Antara Kamis, 27 April 2017.

Ia menceritakan awal perkenalan dengan Ilaria melalui Facebook. Kali pertama membuka Facebook, Zulfikar menemukan wajah Ilaria Bianco yang begitu lembut, sehingga sempat menimbulkan rasa sayang.

"Saat itu ada rasa sayang, tetapi bukan cinta. Saya memberanikan diri menyapa dengan kata hallo dan kemudian dibalas Ilaria dengan kata yang sama," tutur dia.

Melalui perkenalan awal itu, imbuh Zulfikar, setiap ada kesempatan, ia menghubungi Ilaria melalui Facebook hingga menyatakan rasa cinta.

Saat berkomunikasi selama sekitar dua tahun melalui medsos tersebut, mereka menggunakan bahasa Inggris. "Ilaria menguasai dua bahasa, yaitu Italia dan Inggris. Sementara saya belajar bahasa Inggris secara autodidak," ujar dia.

Wanita yang bekerja sebagai instruktur renang siswa sekolah dasar di Kota Milano itu mengatakan dirinya untuk bisa ke Indonesia harus menabung selama dua tahun.

"Saya sudah minta izin kepada kedua orang tua saya untuk menikah dengan Zulfikar," kata dia.

Adapun Ilaria yang datang ke Desa Tragung, Kabupaten Batang, sejak 18 April hingga Kamis 27 April 2017, masih berada di rumah milik keluarga Zulfikar di Desa Tragung, Kecamatan Kandeman, Kabupaten Batang.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini