Sukses

Bela Harga Diri Ibu, Pemuda Duel Berdarah dengan Tukang Becak

Duel berdarah berujung penganiayaan itu terjadi lantaran pelaku tak senang korban sering mengejek ibunya.

Liputan6.com, Surabaya - Hanya karena tersinggung orangtuanya diejek, Imam Ghazali (27) mengajak duel seorang tukang becak, Rusdi (44). Duel berdarah itu kemudian berujung pada polisi dan rumah sakit.

Imam, warga di Dupak Bangunrejo 3/4, Surabaya, Jawa Timur itu tak senang dan tersinggung dengan Rusdi yang mengejek ibunya. Dengan membawa sebilah celurit, dia kemudian menantang Rusdi berduel. Penganiayaan pun terjadi.

Kejadian itu terjadi pada Senin 27 Maret 2017 sekitar pukul 18.00 Wib.

"Pada saat itu, Rusdi tengah duduk santai di atas becaknya di depan SD Kemayoran," kata Kepala Polisi Sektor (Kapolsek) Bubutan Kompol Dies Ferra, Jumat, 28 April 2017.

Dies Ferra menambahkan, saat itu Imam mencari Rusdi. Saat ketemu, Imam dengan suara lantang menantang duel Rusdi.

Imam kemudian menghampiri Rusdi sambil mengacungkan celuritnya. Rusdi sempat melarikan diri.

"Berdasarkan keterangan sejumlah saksi, Imam terus menantang Rusdi. Melihat itu, Rusdi akhirnya lari," kata Ferra.

Imam lantas mengejar Rusdi sampai dapat. Imam kemudian langsung membacokan celuritnya ke sekujur tubuh Rusdi. Rusdi pun tersungkur bersimbah darah. Dia terluka pada bagian kepala, leher, bahu dan lengan tangan. Setelah puas membacok Rusdi, Imam kemudian kabur.

Sementara Hanafi, teman Rusdi, bersama warga sekitar langsung membawa Rusdi ke rumah sakit. Setelah itu, Hanafi melapor ke Polsek Bubutan.

"Saat itu, bagian yang paling parah dari korban adalah lengan tangan dan bahu. Nyawa korban selamat dan sudah sembuh saat ini," kata Ferra.

Setelah mendapat laporan dan melihat kondisi korban serta memeriksa sejumlah saksi. Unit Reskrim Polsek Bubutan langsung melakukan pengejaran terhadap Imam.

Diduga Imam kabur ke Pulau Madura. Hampir sebulan perburuan terhadap Imam tidak membuahkan hasil.

Namun Selasa 25 April 2017 lalu, mereka mendapat informasi Imam telah kembali ke kampungnya. Imam bekerja menjadi penjaga warnet di daerah Dupak Bangunrejo, Surabaya.

"Sekitar pukul 12.00 WIB, pelaku kami gerebek di tempat kerjanya. Pelaku tidak melawan dan mengakui perbuatannya," ucap dia.

Sayang, barang bukti celurit yang dipakai pelaku untuk melakukan penganiayaan terhadap Rusdi belum ditemukan.

"Pengakuan pelaku, sudah dibuang di Suramadu saat kabur ke Madura," kata Ferra.

Dari hasil pemeriksaan sementara, Imam mengaku sakit hati atas ejekan Rusdi terhadap ibunya. "Saya sakit hati. Dia sering mengolok-olok dan mengejek ibu saya," ujar dia.

Adapun dari catatan kepolisian, Imam ternyata pernah melakukam pidana pada tahun 2016. Oleh Polsek Krembangan, Imam ditangkap setelah membakar sejumlah motor dan beberapa sejumlah kamar di rumah susun Dupak Bangunrejo.

Kini atas penganiayaan itu, Imam dijerat dengan Pasal 351 KUHP tentang Penganiayaan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini