Sukses

Akses Utama Kuningan - Cirebon Lumpuh, Ini 2 Jalan Alternatifnya

Jalan utama yang menghubungkan Kuningan dan Cirebon ambles hingga 60 meter dan diperkirakan masih bisa meluas.

Liputan6.com, Kuningan - Akses utama Kabupaten Kuningan ke Cirebon di Desa Waled Asem, Kecamatan Waled, Kabupaten Cirebon, yang longsor pada Minggu sore, 22 April 2017, dipastikan lumpuh. Petugas kepolisian langsung mengalihkan arus lalu lintas ke jalur alternatif yang sudah disiapkan.

Kapolres Cirebon AKBP Risto Samodra mengatakan, ada dua rute jalur alternatif dari Cirebon menuju Kabupaten Kuningan. Pertama, pengalihan arus mulai dari pertigaan RS Waled, Kabupaten Cirebon, belok kanan ke arah perempatan Pasar Pabuaran.

Dari Pasar Pabuaran, kendaraan belok kiri menuju Karangsembung, Lemahabang, hingga perempatan Pasar Cipejeuh. Dari perempatan Pasar Cipejeuh, kendaraan belok kiri menuju Sedong, ke arah Beber, Kabupaten Cirebon, kemudian langsung ke Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.

"Plang tanda peringatan kepada pengendara juga sudah kami pasang di sejumlah titik agar pengendara tidak lewat Bukit Ajimut kalau mau ke Kuningan," kata Risto, Senin, 24 April 2017.

Sementara, rute jalur alternatif kedua khusus untuk kendaraan roda empat, yakni dari Pasar Pabuaran Lurus ke arah Babakan, Pasar Gebang. Kemudian, belok kiri ke Kecamatan Pangenan dan belok kiri lagi masuk Tol Kanci hingga keluar di Tol Ciperna. Kendaraan lalu belok kiri masuk ke Kabupaten Beber arah ke Kabupaten Kuningan.

"Sejumlah petugas Satlantas Polres Cirebon juga sudah kami turunkan di titik yang dianggap membuat pengendara bingung ketika masuk jalur alternatif," kata Risto.

Dalam mengawal arus lalu lintas di jalur alternatif, Polres Cirebon terus berkoordinasi dengan jajaran Polres Kuningan. Selain itu, petugas kepolisian juga melakukan pengaturan lalu lintas di TKP jalan yang ambles.

"Semoga cepat selesai," kata dia.

Pantauan di lokasi, jalan yang berada di kawasan Bukit Ajimut tersebut ambles mencapai 60 meter, dengan lebar 8,5 meter dan ketinggian 4 meter.

"Awalnya hanya beberapa meter saja, tapi sekarang sudah bertambah lebar hingga 5 meter di bahu jalan yang mengalami longsor. Sekarang pun masih bergerak, belum stabil tanahnya," kata Dedy, petugas BPBD.

Tidak ada korban jiwa atau bangunan yang tertimbun longsor dalam kejadian tersebut. Sementara itu, longsor tersebut mengakibatkan kemacetan di sepanjang jalur yang melewati jalan ini.

Salah seorang warga sekitar, Hamid, mengaku kondisi jalan dan alam yang ada di kawasan Bukit Ajimut tersebut memang sudah mengkhawatirkan. Hujan yang tidak bisa diprediksi menyebabkan volume air tinggi hingga naik ke atas jalan.

"Untungnya tidak ada korban jiwa atau rumah warga tertimbun longsor. Kalau kami sih bersyukurnya gitu," kata Hamid.

Dia mengatakan, sebelum longsor, terdengar dentuman keras yang membuat warga sempat panik. Tak lama setelah suara dentuman terdengar, penahan air yang berada di sekitar bahu jalan mulai longsor.

"Suara dentuman yang saya dengar ada tiga kali. Setelah itu penahan air mulai longsor dan air mulai keluar ke jalan. Saya dibantu warga sekitar juga langsung turun memperingati pengendara agar lewat dulu," ujar Hamid.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.