Sukses

Bukan Tongkat Ajaib, Tongkat Pramuka Jadi Modal Siswa Sekolah

Tongkat pramuka berbentuk silinder itu dibuatnya menjadi benda seni bernilai tinggi dan bisa membiayai sekolah.

Liputan6.com, Tulungagung Ide untuk membuat karya seni yang kreatif bisa berasal dari mana saja, termasuk bersumber dari kesenian tradisional. Ide itu yang dilakukan oleh Yulfa Nur Amanudin, seorang siswa SMK di Tulungagung, Jawa Timur yang menghasilkan karya seni bernilai ekonomi tinggi.

Pelajar kelas 11 ini memanfaatkan tongkat kayu yang biasanya dipakai untuk tongkat Pramuka menjadi kerajinan miniatur barongan pada kesenian kuda lumping. Alhasil, Yulfa pun mendapat manfaat ekonomi sekaligus melestarikan budaya nusantara.

"Awalnya membuat miniatur barongan berbahan spon. Kemudian mencoba membuatnya lagi dari bahan kayu, ternyata hasilnya lebih memuaskan," kata Yulfa di Tulungangung, Selasa (25/4/2017).

Barongan merupakan sosok yang selalu ikut di belakang kuda lumping. Yulfa sendiri seorang pecinta kesenian kuda lumping khususnya barongan. Miniatur barongan buatannya berukuran sebesar ibu jari atau berdiameter sekitar 2 sentimeter. Miniatur dibuat menyerupai aslinya, lengkap dengan ukiran beserta asesorisnya.

Tongkat kayu pramuka dipilih sebagai bahan baku karya seninya karena sejumlah perhitungan. Selain karena berbentuk silinder, teksturnya juga tak terlalu keras. Sehingga mudah proses pembuatannya. Tongkat itu dipotong menjadi 6-7 potongan yang masing - masing sepanjang 3 sentimeter. Tiap potongan kemudian diukir menggunakan pisau cutter.

Yulfa membuat miniatur barongan memanfaatkan tongkat pramuka (Zainul Arifin/Liputan6.com)

Tahap ini termasuk yang paling sulit dibanding proses pembuatan. Butuh waktu sekitar 3 hari untuk membuat miniatur barongan dari sebiji potongan tongkat itu. Tahap berikutnya adalah mewarnai. Cat mobil dipilih karena cepat kering dan hasilnya jauh lebih mengkilap. Agar menyerupai aslinya, hiasan kepala barongan atau jabang berbahan kulit kambing.

"Proses mengukir harus hati-hati, tidak boleh salah. Kalau sampai salah ya tak bisa ditambal, harus mengulang dari awal," ucap Yulfa.

Satu miniatur barongan dijual seharga Rp 180 ribu. Pesanan tak hanya dari Tulungagung saja, tapi juga dari Kalimantan sampai Batam. Dalam satu bulan, Yulfa mampu membuat 7 miniatur. Ia kerap kewalahan dan tak bisa memenuhi pesanan karena mengerjakannya seorang diri. Sebenarnya, banyak temannya tertarik belajar ikut membuat, tapi tak telaten dan berhenti.

"Hasilnya lumayan, bisa buat biaya sekolah dan bantu-bantu keluarga saya," ucap Yulfa.

Ia awalnya membuat miniaturr barongan itu untuk dirinya sendiri. Saat hasil karya seni pertamanya jadi dan diunggah ke facebook, ternyata banyak respon positif. Sejumlah teman tertarik dan memesan ke Yulfa. Ia mengerjakan pesanan saat waktu senggang.

"Memang butuh ketelatenan. Saya tetap memprioritaskan sekolah, membuat miniatur ini juga sepulang sekolah," kata Yulfa.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini