Sukses

Top 3 Berita Hari Ini: Konflik Manusia dan Ular Piton Memanas

Dalam Top 3 Berita Hari Ini, warga di Mamuju Tengah terus melakukan serangan balasan kepada ular piton yang berusaha masuk ke permukiman.

Liputan6.com, Mamuju Tengah - Top 3 Berita Hari Ini, perburuan besar-besaran dilakukan oleh warga Mamuju Tengah, Sulawesi Barat, terhadap ular piton. Aksi ini dilakukan sejak seorang petani sawit bernama Akbar ditelan bulat-bulat oleh seekor ular piton berukuran tujuh meter. Saat itu, korban tengah membersihkan kebun sawit miliknya.

Takut kawanan ular piton yang lain akan membalas dendam, warga pun semakin intensif menangkapi ular piton yang merangsek ke permukiman.

Belum lama ini tiga ekor ular piton menjadi korban keganasan warga. Tubuh hewan melata ini ditebas dengan parang, lalu dikeringkan untuk dikuliti.

Kabar lainnya yang tak kalah diburu tentang aksi pencabulan yang dilakukan Wakil Dekan III Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga. (Unair).

Peristiwa dugaan pencabulan itu terjadi di salah satu ruang sauna yang terletak di pusat kebugaran sebuah mal di Surabaya, Jawa Timur. Dengan bujuk rayunya, I Ketut Suardita (46) mencabuli seorang pelajar berumur 16 tahun.

Hingga malam ini berita tersebut paling banyak menyita perhatian pembaca Liputan6.com, terutama di kanal Regional, Rabu (5/4/2017).

Berikut berita terpopuler dalam Top 3 Berita Hari Ini: 

1. Konflik Memanas, Ular Piton Terancam Punah

Ketiga ekor ular yang ditangkap tersebut diyakini warga sebagai kawanan ular piton yang telah menelan bulat-bulat petani kelapa sawit. (Liputan6,com/Eka Hakim).

Warga Mamuju, Sulawesi Barat, intensif menangkap ular piton yang bergentayangan di permukiman. Terakhir, pada Senin, 3 April 2017, tiga ekor ular piton raksasa ditangkap warga.

Ketiga ekor ular piton yang ditangkap itu langsung ditebas dengan parang kemudian dikeringkan di bawah terik matahari dan dikuliti. Tiga ekor piton yang tertangkap itu berukuran tujuh meter dan ditangkap di lokasi yang berbeda.

"Ini sepertinya akan terus berlangsung jika semua pihak terkait tidak mencari solusi. Habitat ular piton akan punah, demikian juga warga setempat akan terancam," ujar Anriadi yang juga Ketua Mapala Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar.

Menurut dia, membunuh ular piton merupakan perbuatan yang kurang efektif untuk mencegah ular masuk ke area kebun sawit.

Selengkapnya...

2. Tersangka Pencabulan, Wakil Dekan Unair Bakal Jalani Tes Kejiwaan

Wakil Dekan FKG Unair yang menjadi tersangka pencabulan itu disebut mengakui ulahnya kepada resepsionis tempat fitnes. (Liputan6.com/Dhimas Prasaja)

Satreskrim Polrestabes Surabaya melalui Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) menetapkan Wakil Dekan III Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga (Unair) I Ketut Suardita (46) sebagai tersangka kasus pencabulan anak di bawah umur.

Korban pencabulan KS merupakan seorang remaja laki-laki yang masih berusia 16 tahun.

"Saat ini masih terdata berstatus sebagai seorang pelajar," ujar AKBP Shinto Silitonga.

Peristiwa dugaan pencabulan itu terjadi di salah satu ruang sauna yang terletak di pusat kebugaran sebuah mal di Surabaya, Jawa Timur, sekitar pukul 19.00 WIB. Pada saat itu, tersangka dan korban hanya berdua di ruang sauna.

Selengkapnya...

3. Polisi Identifikasi Upaya Makar Pelaku Salat Menghadap Timur

Saat hendak memulai salat dengan menghadap ke arah timur, sejumlah perwira polisi langsung menghampiri para pengikut NII (Liputan 6 SCTV).

Kepolisian Resor Garut memeriksa delapan pengikut jenderal Negara Islam Indonesia (NII) yang mengajarkan pemahaman salat menghadap ke timur di Kecamatan Pakenjeng, Kabupaten Garut, Jawa Barat.

Wawan Setiawan (53) yang mengaku dirinya sebagai jenderal NII ini mengajarkan pengikutnya untuk salat ke arah timur di Kecamatan Pakenjeng.

Menurut polisi, apa yang dilakukan Wawan sudah mengarah pada tindakan makar serta penyimpangan.

"Pengakuan mereka umumnya hanya mengikuti perintah Wawan yang mereka sebut sebagai jenderal," kata Kasat Reskrim Polres Garut AKP Hairullah.

Selengkapnya...

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.