Sukses

Kondisi Siswa SMK Tertancap Anak Panah Usai Tak Ikut UN

Siswa SMK yang tertancap anak panah itu semestinya mengikuti UN sesi kedua hari ini.

Liputan6.com, Cirebon - Dery, siswa kelas XII TKR 2 SMK Bakti Persada gagal mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) yang digelar sejak pagi ini. Kursi yang semestinya didudukinya dibiarkan kosong setelah anak panah menancap di dahi kanannya pada Jumat, pekan lalu.

Kepala Perawat Ruangan Imam Bonjol RSUD Arjawinangun Ati Yuliarsih mengatakan, kondisi Dery sudah membaik. Setelah ditangani dokter spesialis bedah syaraf, kondisi fisik Dery berangsur pulih.

Dia mengatakan, Dery sudah bisa makan banyak dan mulai lancar berkomunikasi. Dery, kata dia, sudah bisa duduk dan rasa nyeri di kepala perlahan hilang.

"Pihak sekolah juga tadi sudah jenguk dan dipantau terus. Mudah-mudahan besok sudah bisa pulang, tapi tergantung keputusan dokter spesialis bedah syaraf," kata Ati saat ditemui Liputan6.com, Senin (3/4/2017).

Setelah dioperasi dan masuk ruang perawatan, Dery tidak menunjukkan tanda infeksi dan demam akibat luka yang ada di keningnya. "Soal kemungkinan bisa ikut UN susulan atau tidak itu terserah Dery saja. Kalau dia merasa bisa, ya ikut UN susulan kalau tidak jangan dipaksakan," ujar dia.

Kepala SMK Bakti Persada Kabupaten Cirebon Toto Sunarto mengatakan, kejadian yang menimpa Dery sangat mengagetkan dia. Sebab, saat itu Dery baru pulang dari istigasah atau doa bersama di sekolah menjelang UN.

"Kami sebelumnya sudah wanti-wanti siswa kami habis istigasah agar hati-hati pulang. Namun, satu hari kemudian orangtua Dery ke sekolah dan mengabarkan kondisi terbarunya dan dipastikan tidak ikut UNBK," kata Toto.

Dalam UNBK hari pertama pelajaran Bahasa Indonesia, Dery masuk ke sesi kedua. Pelaksanaan UNBK di SMK Bakti Persada memang dibagi menjadi tiga sesi karena komputer yang tersedia hanya 165 unit. Sementara, pelajaran yang dujikan meliputi Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika dan Teori Kejuruan.

"Di kami, teori kejuruan ada dua, Teknik Kendaraan Ringan dan Teknik Komputer Jaringan (TKR). Nah Dery ambil TKR," ujar dia.

Semasa sekolah, lanjut Toto, sosok Dery merupakan siswa yang biasa, apa adanya dan tidak memiliki catatan buruk semasa sekolah. "Nakalnya juga masih dalam batas wajar dan bisa dikontrol. Nurut dan selalu mendengarkan guru," kata dia.

Dia mengaku belum bisa berbuat banyak, sebab selain menghadapi situasi UN, mekanisme ujian yang berbasis komputer dan online juga baru digelar pertama kali. "Saya belum sempat nengok karena sibuk koordinasi terus terutama jaringan internet, tapi saya sudah utus guru ke sana," ujar dia.

Selama UNBK berlangsung, sekolah masih setia menunggu kehadiran apabila Dery sudah bisa sembuh dan diperbolehkan mengikuti UN. Namun jika tidak hadir sama sekali, pihak sekolah akan mengusulkan Dery sebagai salah satu peserta UN susulan yang akan digelar pada 18 dan 19 April 2017.

"Tetap kami tunggu dan kami pantau perkembangannya karena sayang sekali kalau harus ikut program paket C. Kami berharap Dery bisa ikut UN susulan," ucap dia.

Sebelumnya, Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Cirebon memastikan tidak bisa membantu Dery (18), siswa SMK Bakti Persada Jamblang Kabupaten Cirebon korban anak panah rakitan untuk ikut Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) yang digelar pada hari ini.

Kadisdik Kabupaten Cirebon Asdullah menyatakan tidak bisa membantu Dery untuk ikut UN BK karena regulasi UU 23 Tahun 2016 tentang Pemerintah Daerah yang salah satu isinya menyebutkan pengelolaan SMA dan SMK diambil alih oleh Pemprov Jabar.

"Nanti saya dianggap melangkahi itu kan sudah jadi tupoksinya Pemprov Jabar. Saya harus bagaimana lagi karena UNBK tingkat SMA dan SMK bukan dikelola pemda lagi," kata dia, Minggu, 2 April 2017.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.