Sukses

Nasib Pabrik Penyulingan Kayu Putih Penghasil Miliaran Rupiah

Pabrik penyulingan kayu putih yang menyumbang 5 persen pendapatan Perhutani itu benar-benar tidak terawat.

Liputan6.com, Grobogan - Direktur Utama Perum Perhutani Denaldi M Mauna terkejut saat mengunjungi pabrik penyulingan minyak kayu putih Krai yang berada di Desa Bandungharjo, Kecamatan Toroh, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, Kamis sore, 30 Maret 2017.

Sesampai di pabrik yang berlokasi di tengah hutan itu, Denaldi menemukan banyak atap pabrik yang terlepas, kotor dan minim pengamanan. "Saya pernah kerja di industri karet, mobil, garmen dan kelapa sawit. Tapi lihat ini, pabrik benar-benar rusak sekali," kata Denaldi usai kunjungan itu.

Ia mengaku sudah mendengar kondisi pabrik yang rusak parah dari pihak Universitas Sebelas Maret Solo. Namun, ia mengaku tak menyangka pabrik yang menyumbang 5 persen pendapatan Perhutani itu benar-benar tidak terawat.
 
Denaldi menerangkan, tak hanya menyumbang miliaran rupiah, pabrik itu juga memberikan pekerjaan bagi belasan warga sekitar hutan di Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Gundih.

"Jika dirombak atau dilakukan perbaikan akan jauh lebih mahal. Baiknya dibongkar total. Lebih bagus diganti semua atau tidak dioperasikan," ia mencetuskan.

Denaldi mengatakan, usai berdiskusi dengan pengelola pabrik, sejumlah opsi lain muncul atas masa depan pabrik penyuplai bahan bagi sejumlah industri minyak kayu putih nasional.

"Prospek masih ada karena banyak yang datang ke saya meminta tambahan pasokan minyak kayu putih Perhutani. Jadi kemungkinan akan diperbaiki, bangunan dibongkar dan tidak dioperasionalkan lagi atau diserahkan ke LMDH. Kemungkinan akan diserahkan ke LMDH sekaligus untuk dekatkan dan berdayakan LMDH," tutu dia tambahnya.

Pengelolaan bersama masyarakat dilakukan lantaran tidak saja bagi pekerja, bisnis penyulingan minyak kayu putih juga berdampak positif bagi warga sekitar hutan. Sebut saja, keberadaan ibu-ibu yang bekerja memetik daun, pengumpul bahan bakar hingga sejumlah pria yang bekerja menyuling hingga mendistribusikan minyak kayu putih.

Sementara itu, Iwan Setiawan, General Manager (GM) Industri Hasil Hutan Perum Perhutani menjelaskan, selama beroperasi, pasokan bahan baku daun kayu putih diambil dari kawasan hutan di wilayah hutan KPH Gundih.

Pabrik penyulingan minyak kayu putih Krai menyuling hingga 3.200 ton per tahun. "Satu ton daun menghasilkan rendeman 0,65 atau sekitar 6,5 kilogram minyak kayu putih. Jadi, total minyak yang dihasilkan sekitar 208 ton minyak kayu putih," kata dia.

Setelah keluarnya kebijakan pemerintah terkait penguatan sektor pertanian, luasan lahan tanaman kayu putih turun signifikan, mencapai 1.200 hektare. Luasan yang hilang itu berganti menjadi lahan jagung dan padi.

"Sejak Desember tahun 2016, baru kali ini kembali melakukan penyulingan. Berhenti melakukan penyulingan karena banyak pohon dicabut untuk menyukseskan program ketahanan pangan," kata Iwan.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.