Sukses

4 Saksi Sebutkan Sosok Pria Misterius Pembunuh Wartawan Medan

Polisi pun telah memeriksa empat saksi terkait kasus pembunuhan wartawan Koran Mingguan Senior tersebut.

Liputan6.com, Medan - Polisi telah mengantongi identitas pria misterius yang diduga membunuh Amran Parulian Simanjuntak, wartawan Koran Mingguan Senior. Sebelumnya, jasad wartawan berusia 36 tahun korban pembunuhan ini ditemukan dengan sejumlah luka tusukan.

Kepala Bidang Humas Polda Sumut Kombes Pol Rina Sari Ginting mengatakan, identitas terduga diketahui setelah pihaknya membentuk tim untuk menyelidiki kasus yang menewaskan wartawan tersebut. Amran ditemukan meninggal dunia usai mengantar anaknya sekolah.

"Tim gabungan dari Polda Sumut dan Polrestabes Medan terus melakukan penyelidikan untuk meringkus pelaku," ucap Rina di Medan, Rabu (29/3/2017).

Ia menjelaskan, identitas pelaku yang dikantongi pihak kepolisian belum dapat dibeberkan kepada publik. Identitas pelaku didapat pihak kepolisian dari empat saksi yang telah diperiksa terkait meninggalnya Amran, warga Jalan Banten, Desa Diski, Kecamatan Sunggal, Deli Serdang tersebut.

"Belum diketahui penyebabnya, kita sudah periksa empat saksi," ujar Rina.

Jika pelaku telah diringkus, menurut dia, maka polisi baru bisa merilis secara pasti penyebab Amran meninggal dunia dengan sejumlah luka tusukan di badannya.

"Kita mohon doanya. Petugas lagi melakukan pengejaran," Rina menegaskan.

Amran ditemukan tanpa nyawa di kawasan Jalan Medan-Binjai, Kilometer 13,5, Desa Sei Semayang, Deli Serdang, Sumatera Utarakawasan Jalan Medan-Binjai, Kilometer 13,5, Desa Sei Semayang, Kecamatan Sunggal.

Kakak kandung Amran, Renova br Simanjuntak, mengatakan ia terakhir kali melihat adiknya tersebut saat hendak mengantarkan anaknya ke Taman Kanak-Kanak Valentine. Korban ditemukan meninggal dunia tidak jauh dari TK Valentine, sekolah sang anak.

"Kami duga pelakunya mengikuti Amran," ucap Renova di Medan.

Renova mengatakan pula, ia dan anggota keluarga lainnya sempat melihat gelagat aneh dari Amran. Mereka melihat ada seperti perasaan khawatir yang dirasakan Amran terhadap kehidupan anaknya.

Sebab, beberapa hari sebelumnya, Amran dan anaknya pernah bertemu dengan orang yang meneleponnya. Namun, hingga saat ini, Renova tidak mengetahui siapa orang tersebut.

"Dugaan kami, orang yang menelepon itu pernah mengancamnya. Kami dapat kabar ini (Amran meninggal dunia) dari guru anaknya," dia memungkasi penjelasan mengenai adik kandungnya yang menjadi korban pembunuhan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.