Sukses

Tarjanusa, Gairah Kulonprogo Menuju Pusat Wisata Budaya

Liputan6.com, Jakarta - Kulonprogo merupakan salah satu kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta yang jumlah destinasi wisatanya tak bisa dihitung dengan jari tangan. Ada sekitar 20 sampai 30 tempat wisata di kabupaten yang dipimpin Bupati petahana terpilih Hasto Wardoyo ini.Sebut saja wisata Kalibiru, Danau Sermo, Gunung Ijo, Puncak Suroloyo, Kebun Teh Nglinggo, Puncak Gunung Lanang, Waduk Mini Kleco, Goa Kiskendo, Kedung Pedut, Air Terjun Sidoharjo, Air Terjun Grojogan Sewu, Pantai Glagah, Pantai Trisik, Pantai Congot, Wildlife Rescue Center, Arung Jeram Sungai Progo, dan masih banyak lagi.Meski sudah begitu banyak wisata, Hasto selaku orang nomor satu di kabupaten yang memiliki 12 kecamatan itu tetap ingin membuat destinasi wisata baru. Dia ingin menciptakan tempat wisata yang lain daripada daerah lain."Berikutnya kita ingin membangun destinasi wisata baru, ini megaproyek juga selain (pembangunan) bandara (pengganti Adisutjipto), karena memang wisata yang akan kita bangun ini memang besar," kata Hasto saat berbincang dengan Liputan6.com, Jumat, 24 Maret 2017.

Wisata dimaksud adalah Taman Kerajaan Nusantara atau Tarjanusa. Destinasi wisata ini ingin dia sajikan sebagai sentra pengetahuan budaya sekaligus sejarah tentang kerajaan-kerajaan di Nusantara.Pria asli kelahiran Kulonprogo tahun 1964 ini menyebut, Tarjanusa seperti Taman Mini Indonesia Indah. Namun lewat Tarjanusa, dia menginginkan wisata budaya yang lebih spesifikasi lagi dari TMII."Kita ingin bangun Taman Kerajaan Nusantara. ini seperti Taman Mini, tapi yang ini anjungan-anjungannya itu kerajaan-kerajaan seluruh Indonesia," ujar Hasto.Lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM) ini menambahkan, pihaknya sejauh ini sudah menginventarisi 43 kerajaan tempo dulu dari Sabang sampai Merauke. Misalnya di Aceh, dulu pernah punya Kerajaan Samudra Pasai atau di Kerajaan Kutai di Kalimantan."Jadi ini museum situs kerajaan. Sudah ada 43 kerajaan yang sudah diinventarisasi. Beberapa sudah saya datangi, saya datang ke Aceh minta izin, ke Cirebon minta izin dan mereka mengizinkan," kata Hasto.Dia menjelaskan, satu kerajaan dialokasikan luas lahan seluas satu hektare, sehingga total lahan untuk Tarjanusa ini hanya untuk masing-masing kerajaan mencapai 43 hektare.Ide pembangunan Tarjanusa ini, dia menyebut terinspirasi dari Patih Kerajaan Majapahit, Mahapatih Gajah Mada. Menurut dia, dahulu Gajah Mada berhasil menyatukan kerajaan-kerajaan beserta raja-rajanya dari seluruh Nusantara."Masa kita anak cucunya tidak bisa menaklukkan bangunannya saja, kan taman ini cuma bangunannya saja, bukan rajanya. Jadi ini inspirasinya dari Gajah Mada, karena Gajah Mada dulu menyatukan rajanya, kenapa kita sekarang tidak bisa menyatukan bangunan kerajaannya?" ujar Hasto.

Sunrise Borobudur

Pembangunan fisik Tarjanusa akan mulai dilakukan pada 2017-2018. Pengisian konten dan lanskap lingkungan akan dilakukan dua tahun berikutnya, yakni 2019-2020. Dengan demikian pada 2020 mendatang Tarjanusa sudah bisa diluncurkan dan dipromosikan.Hasto mengatakan, dengan Tarjanusa ini, ia ingin menarik minat wisatawan asing yang datang berkunjung Yogyakarta, khususnya Kulonprogo. Sebab, wisatawan asing sangat menyukai perjalanan wisata yang bernuansa budaya.

"Ini wisata budaya, inilah yang saya harap mendatangkan turis asing. Karena kalau cuma waterboom, mal itu yang datang anak-anak. Sudah umum. Dan ini harus menjadi destinasi wisata baru. Turis asing kalau datang itu tidak cari mal, cari pantai, mustinya cari yang berbudaya, heritage, sejarah. Ini yang kami lakukan," ujar Hasto.Dana pembangunan Tarjanusa ini diperkirakan menelan sekitar Rp 8 triliun. Kalau sudah selesai nantinya, Tarjanusa juga akan dia jadikan sebagai tempat koneksitas menuju kawasan wisata Borobudur."Kan ini lokasinya di utara Kulonprogo, di selatan kan buat bandara. Jadi Taman Kerajaan Nusantara ini akan dibangun ke arah utara, yang mau ke Magelang, Borobudur dan ini bisa jadi connecting place. Yang dari bandara, ke Taman Kerajaan Nusantara, lalu ke Borobudur," tutur dia.

Menurut Hasto, Borobudur telah menjadi bagian Kawasan Strategis Penyangga Wisata Nasional (KSPN), sedangkan Kulonprogo ditetapkan sebagai penyangga Borobudur.

"Kan pas toh, penyangganya punya Taman Kerajaan Nusantara, lalu ke Borobudur masih satu tema wisata. Dan saya yakin turis asing carinya itu, bukan cari waterboom," Hasto Wardoyo memungkasi.

(*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.