Sukses

Pembunuh Aneh di Pekanbaru, Gangguan Jiwa?

Warga Pekanbaru itu mengaku tak menyesal usai menusuk dua pemilik warung yang salah satunya tewas.

Liputan6.com, Pekanbaru - Masyarakat di Jalan Sail, Kelurahan Rejosari, Kecamatan Tenayanraya, Pekanbaru, Riau, dibuat geger dengan aksi membabi buta Iwan Siregar terhadap Anton dan Kamina. Pria 24 tahun itu, berbekal senjata tajam, menusuk kedua korban pada Kamis, 23 Maret 2017, sekitar pukul 10.30 WIB.

Sebelum kejadian, antara karyawan perabot dengan kedua pemilik sebuah warung kelontong itu sempat ribut. Tak lama kemudian, pelaku membacok kedua korban hingga Anton tak tertolong nyawanya.

Sementara, korban Kaminah (50) dalam keadaan kritis dan masih dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad Pekanbaru. Iwan kemudian kabur dari lokasi kejadian. Warga yang ketakutan pun tak berani menangkapnya.

Tiga jam usai beraksi, tersangka akhir ditangkap Tim Opsnal Reserse Kriminal Polresta Pekanbaru. Iwan saat itu baru saja melaksanakan Shalat Zuhur di sebuah musala di Kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru.

"Tiga jam usai kejadian pelaku kita amankan dan masih diperiksa intensif untuk mengetahui motif perbuatannya," kata Kasat Reskrim Bimo Ariyanto, Kamis siang, 23 Maret 2017.

Pemeriksaan sementara, kata Bimo, Iwan mengakui perbuatannya kepada penyidik. Namun, ia mengaku tak menyesal karena Anton tewas di tangannya.

"Kata pelaku, korban ditakdirkan mati di tangannya. Namun, ini tetap didalami apa motif sesungguhnya," kata mantan Kasat Reskrim Polres Pelalawan ini.

Dugaan Bimo, tersangka mengikuti sebuah paham atau ajaran yang tak jelas. Meski demikian, pemeriksaan psikologis belum dirasa perlu dilakukan karena pelaku kooperatif.

"Santai pelaku mengakui perbuatannya. Pengakuannya tidak saling kenal. Ya itu tadi, kata pelaku, korban sudah ditakdirkan mati di tangannya," sebut Bimo.

Selama pemeriksaan berlangsung, Bimo menyebut pelaku tidak terlihat menyesal. Setiap pertanyaan yang diajukan penyidik dijawab dengan lancar oleh pelaku.

Dalam pemeriksaan itu, Iwan tidak mengenal kedua korban. Ia mengaku membawa senjata tajam dan menghampiri kedua korban di warung kelontong itu.

"Katanya tidak saling kenal, tapi menurut saksi di lapangan sebelumnya ada terjadi keributan antara pelaku dan korban," ujar Bimo.

Akibat penyerangan membabi buta itu, korban Anton (55) mengalami luka tusukan di dada bagian kiri. Dia meninggal usai dirawat beberapa saat di rumah sakit.

Sedangkan istri Anton, Kaminah (50) mengalami luka tusukan di bagian dada kanan. Saat ini, kondisi korban masih kritis dan dirawat di rumah sakit yang sama.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.