Sukses

Madrasah NU di Brebes Lestarikan Libur Sekolah Tiap Jumat

Meski kebiasaan libur berbeda, guru dan siswa tak pernah bolos sekolah di hari Minggu.

Liputan6.com, Brebes - Madrasah Tsanawiyah (MTs) Assalafiyah Sitanggal, Larangan, Brebes, Jawa Tengah, menerapkan tradisi libur bagi siswanya setiap Jumat. Sedangkan, pada Minggu tetap berangkat dengan pembelajaran sebagaimana hari-hari biasanya.

"Selagi tidak ada larangan dari Kementerian Agama atau Kementerian Pendidikan, kami akan mempertahankannya," ucap Kepala MTs Assalafiyah Sitanggal Brebes Muhammad Ikhsan, Rabu, 15 Maret 2017.

Karena sudah menjadi ciri khas Madrasah, lanjut Ikhsan, para siswa maupun guru tidak ada yang mengeluh untuk berangkat sekolah tiap Minggu. "Justru, warga sekolah bisa memanfaatkan hari Jumat untuk kegiatan ibadah lebih khusyuk," dia menambahkan.

Menurut Ikhsan, kaum Nahdliyin setiap malam Jumat banyak beribadah, seperti pengajian dan kegiatan lainnya, sehingga konsentrasi dalam mengarungi malam untuk kegiatan ibadah malam Jumat makin mantap.

MTs Assalafiyah berdiri sejak 9 September 1969, tetapi izin operasionalnya baru keluar pada 1 Mei 1974. Pendirian madrasah yang kerap kali menjadi jujugan pejabat tinggi negara ini didorong oleh keinginan masyarakat Larangan yang terkenal agamis.

Beberapa tokoh perintis yang bisa dicatat yakni KH Ahmad Syatori Marlan dan KH Akyas Suhari. "Dua tokoh ulama kharismatis tersebut sangat berperan dalam pendirian madrasah ini," kata dia.

Sekitar 1968, madrasah menumpang di MI Sitanggal dengan siswa perdana sebanyak 13 anak. Pada 1969, pihak pengelola baru membangun gedung sendiri di atas tanah seluas 800 meter persegi wakaf dari H Zainudin yang juga mertua dari KH Ahmad Syatori.

"Alhamdulillah sekarang sudah memiliki tanah seluas 1 hektare atau 10.000 meter persegi dengan bangunan tingkat tiga," kata Ikhsan.

Siswa-siswa MTs Assalafiyah mayoritas berasal dari keluarga yang tergolong ekonomi menengah ke bawah yang bekerja sebagai buruh tani. Meskipun demikian, terbina kerukunan yang rekat sehingga bisa saling bergotong royong untuk memenuhi kebutuhan madrasah dan anak-anak mereka.

Berbagai sarana dan prasarana terpenuhi di madrasah yang terletak di Jalan Raya Sitanggal Larangan Brebes. Laboratorium IPA, Lab Bahasa, Lab Komputer, perpustakaan, aula, sanggar pramuka, masjid, ruang multimedia, ruang music, UKS, dan lain-lain terpenuhi dalam kondisi baik.  

"Perlengkapan olahraga, drum band, calung, rebana modern juga tersedia untuk kegiatan ekstrakurikuler siswa," ucap dia.

Dengan sumber daya manusia yang berlatarbelakang S3, S2 dan S1 sebanyak 43 guru dan 13 TU siap mengantar putra-putri NU menjadi generasi yang Islami dan berkualitas.

"Saat ini, kami memiliki 650 siswa dan setiap tahunnya lulus 100 persen," ucap dia.

Para siswa madrasah kerap menorehkan prestasi di berbagai ajang seperti Porsema, Popda, 02SN, dan kegiatan lainnya di tingkat Kabupaten dan Jawa Tengah. Pada masa mendatang, kata dia, pihaknya akan mengembangkan kelas tahfidz bagi peserta didik khusus.

"Kami bertekad melahirkan hafidz hafidzah, pada masa-masa mendatang," ujar Ikhsan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini