Sukses

Dua Minggu Koma, TKW Bengkulu di Abu Dhabi Meninggal Dunia

Selama dirawat di rumah sakit Abu Dhabi, TKW Bengkulu tak didampingi sanak keluarga.

Liputan6.com, Bengkulu - Yamsiah (45), tenaga kerja wanita (TKW) asal Kabupaten Bengkulu Tengah akhirnya mengembuskan napas terakhir di Rumah Sakit Sarjah, Kota Abu Dhabi, Uni Emirat Arab. Jenazah ibu dua anak itu masih berada di kamar mayat rumah sakit menunggu proses pemulangan ke Indonesia.

Ikhwal Setiadji, anak Yamsiah mengatakan ibunya meninggal dunia setelah mendapat perawatan selama lebih dari dua minggu karena mengalami pecah pembuluh darah pada otak.

Kepastian meninggalnya warga Desa Talang Boseng, Kecamatan Pondok Kelapa itu diketahui setelah Ikhwal dihubungi pihak kedutaan RI untuk Uni Emirat Arab dan keluarga yang mempekerjakan ibunya di Abu Dhabi.

"Meninggal hari Sabtu kemarin dan kami baru diberi kabar," kata Ikhwal saat dihubungi di Bengkulu Tengah, Rabu (15/3/2017).

Ia merasa sedih karena tidak ada satu orang pun keluarga yang sempat menjenguk dan mendampingi saat sakit hingga ibunya meninggal. Namun, dia sedikit lega karena pihak Kementrian Luar Negeri melalui Kedutaan RI di Abu Dhabi berjanji akan memulangkan jenazah Yamsiah ke Indonesia.

Saat ini, menurut pihak kedutaan, sedang dilakukan proses administrasi terkait perizinan, dokumen dan keperluan pemberangkatan jenazah menggunakan pesawat terbang dan keperluan tiket transportasi yang bisa langsung transit hingga ke Bengkulu.

"Kami semua keluarga menunggu, sambil melakukan kebiasaan menggelar takziah dan tahlilan di rumah," kata Ikhwal.

Rencananya, jenazah Yamsiah akan dikebumikan di pemakaman umum Desa Talang Boseng yang berada tidak jauh dari tempat tinggal anak-anaknya. Ikhwal juga sudah melapor ke pihak Dinas Tenaga Kerja Provinsi Bengkulu untuk memperlancar proses kedatangan hingga pemakaman nanti.

Pihak keluarga sempat berspekulasi terkait penyebab TKW Bengkulu itu koma hingga dua minggu lebih. Apalagi, diagnosis tim dokter di Rumah Sakit Abu Dhabi menyebutkan terjadi pecah pembuluh darah pada otak.  

"Ini sudah takdir dan ajal, kami tidak mau berdebat panjang dan jangan sampai ada halangan lagi, " kata Ikhwal Setiadji.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini