Sukses

Korban Hoax Sudah 7 Orang , Polisi Baru Tetapkan 4 Tersangka

Berita bohong atau hoax kerap berdampak fatal, terutama bagi masyarakat yang tak mengonfirmasi ataupun mengecek kebenarannya.

Liputan6.com, Brebes - Kepolisian Resor Brebes Jawa Tengah akhirnya telah menetapkan empat tersangka atas kasus pengeroyokan kepada gelandangan bernama Toyo, warga Kuningan, Jawa Barat di Desa Tegalreja, Kecamatan Banjarharjo, Selasa, 7 Maret 2017.

Gelandangan yang menjadi korban hoax atau berita bohong itu dituduh penculik anak berpura-pura sebagai gelandangan dan orang gila. Bahkan, saat itu, sejumlah warga dengan keji membabi buta memukuli korban di tengah sawah untuk kemudian digantung di sebilah bambu dengan posisi kedua kaki diikat di atas bak hewan hasil buruan.

Selain itu, sejumlah warga setempat tega menggantung dan mengarak keliling desa dengan posisi kepala korban menyentuh kerasnya aspal dan tanah.

Kapolres Brebes AKBP Luthfie Sulistiawan mengatakan, pihaknya telah menetapkan empat tersangka atas kasus pengeroyokan kepada seorang korban gelandangan di Desa Tegalreja, Banjarharjo.

Sebelum menetapkan tersangka, kata dia, polisi sudah memeriksa dan mengusut peran masing-masing tersangka mengeroyok korban hingga babak belur.

"Mereka terbukti melakukan pengeroyokan dan mengarak korban keliling desa," ucap Luthfie Sulistiawan, Senin (13/3/2017).

Keempat tersangka yang merupakan warga Desa Tegalreja, itu adalah Santono (26), Juwita (53), Tarjo (51), dan Ganang (22). Para tersangka tersebut saat ini meringkuk di ruang tahanan Polres Brebes.

Polisi juga menyita barang bukti berupa baju korban, dua utas tali dari karung goni, dan seutas tali dari pelepah pisang. Tali-tali tersebut digunakan para tersangka untuk menyeret korban. Para tersangka pun bakal dijerat Pasal 170 ayat 2 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) tentang Penganiayaan.

Untuk itu, Kapolres Brebes mengajak kerja sama kepada seluruh instansi dan dinas terkait, serta masyarakat untuk lebih bijak dalam menyikapi situasi yang tengah berkembang. Terutama, isu adanya penculikan anak.

Sebab, berita bohong atau hoax kerap berdampak fatal, terutama bagi masyarakat yang tak mengonfirmasi ataupun mengecek kebenarannya. Hal itu seperti yang terjadi di Desa Tegalreja, Kecamatan Banjarharjo, Kabupaten Brebes, Selasa pekan lalu.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

7 Orang Diamuk Massa Gara-gara Hoax

Hingga kini tercatat sudah ada tujuh korban diamuk massa akibat hoax atau berita bohong beredar di media sosial terkait isu penculikan anak yang berpura pura menjadi gelandangan atau pengemis di wilayah Kabupaten Brebes Jawa Tengah.

"Disebutkan, pelaku penculikan akan mengambil organ tubuh korban untuk dijual hingga mengakibatkan warga melakukan tindakan anarkis. Korban dipukuli secara beramai-ramai hingga nyaris tewas," ujar Kepala Seksi Kehumasan Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik (Dinkominfotik) Kabupaten Brebes Lusiana Indira Isni.

Untuk itu, pihaknya kini gencar menyosialisasikan bahaya hoax melalui ribuan selebaran kertas dengan dibagi-bagikan kepada masyarakat Kabupaten Brebes. Seperti diberikan kepada anak-anak, pelajar, pemuda, maupun orangtua, juga kepada para penjual dan pembeli. Termasuk tukang becak yang mangkal di Pasar Induk Brebes, serta tempat umum lainnya.

"Selain menyebarkan selebaran, kami dari Pemkab Brebes juga terus menyosialisasikan melalui media sosial dan siaran radio  Sejauh ini, juga tidak ada yang melaporkan anaknya hilang akibat diculik," dia menambahkan.

Sebelumnya, Bupati Brebes Idza Priyanti mengajak masyarakat Kabupaten Brebes untuk melawan hoax atau berita bohong yang tersebar di masyarakat, baik lewat mulut ke mulut maupun lewat media sosial. Sebab, hoax bisa berakibat fatal bahkan menyebabkan korban jiwa kalau tidak bisa menyikapinya secara bijak.

Idza pun mengaku prihatin dengan berita yang tersebar adanya penculikan anak-anak kecil oleh orang yang pura-pura gila. Alhasil, masyarakat termakan isu yang mengakibatkan orang gila menjadi korban hoax terkait penculikan anak.

"Jangan sampai ada kejadian lain yang menimpa orang gila. Ayo, kita amankan baik gelandangan maupun orang gila," kata Bupati Brebes.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini