Sukses

Angkot dan Taksi di Bandung Mogok Massal Tolak Taksi Online

Pemkot Bandung mengerahkan 120 bus dan 183 kendaraan dinas antisipasi mogok massal angkot menolak jasa taksi online.

Liputan6.com, Bandung - Para pengemudi angkutan kota dan taksi se-Kota Bandung menggelar aksi mogok massal, Kamis (9/3/2017). Mereka juga unjuk rasa di depan Gedung Sate, Kota Bandung. Para pengemudi menolak keberadaan jasa transportasi berbasis aplikasi online baik taksi online atau ojek online.

Dari pantauan Liputan6.com para pengemudi angkot maupun taksi mulai memadati kawasan Gasibu sejak pukul 08.30 WIB. Para pengguna diangkut menggunakan puluhan bus yang disiapkan Pemkot Bandung serta Polda Jabar.

Rencana aksi mogok ini sudah disampaikan sehari sebelumnya. "Kami meminta pemerintah menghentikan operasionalnya," kata Sekretaris Kobanter Kota Bandung Ahmad Setiyadi, dilansir Antara.

Dia mengatakan operasi taksi online kian menggerus pendapatan mereka yang terus berkurang. Sebelum hadirnya taksi tersebut para supir angkot dapat menarik penumpang sebanyak enam kali pulang-pergi.

"Enam rit biasanya, tapi sekarang bahkan sulit untuk menarik penumpang kadang gak dapet sama sekali," kata dia.

Untuk itu, ia meminta agar pemerintah dapat memperhatikan nasib para supir angkot, meski kehadiran taksi online telah memiliki payung hukum melalui Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 32.

"Kami ingin peraturan itu ditarik kembali," katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bandung Didi Ruswandi mengaku tidak bisa berbuat banyak, sebab keputusan ada di bawah kewenangan pemerintah pusat.

"Kami tidak bisa memenuhi tuntutan tersebut, sebab kan ranahnya ada di pusat," ujar dia.

Penumpang Terlantar

Nurmatari (30) warga asal Pasir Impun, Kota Bandung mengaku cukup terganggu dengan aksi ini. Sebagai pengguna angkot biasanya dia hanya mengeluarkan uang sebesar Rp 5 ribu dari kediamannya menuju kawasan Dipatiukur.

"Sekarang karena nggak ada angkot harus naik ojek pangkalan karena naik ojek online gak mau dateng ke kawasan rumah. Saya harus ngeluarin uang Rp 30 ribu, 6 kali lipat dari biasanya," katanya kepada Liputan6.com, Kamis (9/3/2017).

Warga lainnya, Didit (24) warga Antapani menuturkan, mengaku kerepotan karena angkutan umum tak ada, sementara jasa taksi online atau ojek online pun tak beroperasi. "Saya harus mengantar adik sekolah karena tidak ada bus sekolah dari sini yang menuju ke sekolahnya. Dan arah sekolahnya berbeda dengan arah kerja saya," ucapnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

120 Bus dan 183 Kendaraan Dinas Diterjunkan

Terkait aksi ini Pemerintah Kota Bandung menyiapkan 120 bus dan menerjunkan kendaraan dinas dari pejabat kecamatan dan kelurahan untuk mengantisipasi penumpang terlantar.

"Seluruh camat dan lurah telah diperintahkan Pak Wali Kota agar besok kendaraan dinasnya bisa dipakai untuk transportasi massal dulu, terutama mengantar warga yang akan beraktivitas," kata Kabag Humas Kota Bandung Yayan Ahmad Brillyana.

Para camat dan lurah diimbau agar melayani warga, terutama untuk mobilisasi anak-anak pergi ke sekolah. "Dipilih berdasarkan prioritas, yang sekolah dulu, ke rumah sakit, puskesmas, dan sebagainya. Mereka akan beroperasi di wilayahnya masing-masing," katanya.

Yayan juga mengimbau kepada warga Kota Bandung agar mengantisipasi adanya hambatan transportasi itu. Bagi para pengguna kendaraan pribadi, disarankan agar bisa berbagi dengan warga lain yang tidak memiliki kendaraan.

"Kami persilakan warga beraktivitas seperti biasa dengan senantiasa menjaga ketertiban dan saling membantu antara yang menggunakan kendaraan dan yang butuh tumpangan apabila satu jurusan," ujar Yayan.

Sementara itu, Kepala Bagian Pemerintahan Umum Kota Bandung Anton Sugiana mengatakan pihaknya bersama para camat dan lurah siap melaksanakan instruksi tersebut.

Sesuai dengan jumlah kecamatan dan kelurahan di Kota Bandung, setidaknya akan ada 181 kendaraan dinas yang akan dioperasikan pada 30 kecamatan dan 151 kelurahan.

"Ada 30 mobil dinas camat, 30 mobil Hilux, 151 mobil Carry kelurahan, 30 mobil Carry MP, dan ada juga motor di kecamatan dan kelurahan," ujar Anton.

Anton menjelaskan para camat dan lurah akan bergerak bersama pegawai di kewilayahan. Aparatur di wilayah juga akan melibatkan Tim Perlindungan Masyarakat (Linmas) dan Tim Gorong-Gorong Kebersihan (Gober).

"Mulai pukul 06.00 WIB, kendaraan-kendaraan dinas itu akan bersiap di titik-titik strategis, seperti persimpangan dan dekat terminal. Kendaraan tersebut juga akan bersiaga di jalur-jalur yang dilewati angkutan kota," katanya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.