Sukses

Wisata Susur Kampung dan Sungai Pagi Hari dengan Dewi Merapi

Wisata berkeliling lapangan dan kampung sampai susur sungai menjadi wisata baru di Yogyakarta, khususnya Sleman.

Liputan6.com, Yogyakarta - Pagi itu Dewi Merapi masih asik di kandangnya. Suasana desa dengan udara yang segar dan suara aliran sungai terasa di pagi itu, tak mengusik keasikannya sebelum menyusuri track wisata.

Seperti halnya rutinitas harian, di kandang ia sebetulnya tengah bersiap dan menunggu tuannya datang. Benar saja, saat langkah kaki tuannya mendekat, Dewi Merapi mengeluarkan lengkingannya. Tuannya pun makin semangat mengeluarkan Dewi merapi bersama dua kuda betina lainnya.

Agung Ginting Saputra (38) memiliki tiga ekor kuda betina. Dia menamakan kuda-kudanya itu dengan nama Putri, Lady Dalmi, dan Dewi Merapi. Dewi Merapi cs sudah melayani wisatawan sejak Desember 2016 lalu.

Namun Dewi Merapi yang masih berumur dua tahun itu masih banyak belajar agar lihai saat ditunggangi wisatawan. Wisata berkuda berkeliling lapangan dan kampung sampai susur sungai menjadi wisata baru di Yogyakarta.

"Ini yang pertama di Yogyakarta, karena dengan rute menyusuri sungai. Sementara belum tentu semua kuda berani susur sungai. Ketiga kuda saya berani. Ini Dewi Merapi paling muda umurnya 2 tahun, kalau putri dan Lady Dalmi itu 9-10 tahun," ujar Agung, pemilik Bale Kuda Stable di Sleman, Yogyakarta, Minggu, 26 Februari 2017.

Sampai saat ini, belum terpasang papan nama di lokasi wisata yang berada di Simping Janturan Tirtonadi Mlati, Sleman itu.

Agung mengatakan, Dewi Merapi menjadi kuda yang paling antusias setiap pagi. Sebab rutinitas paginya adalah makan, jalan-jalan, dan mandi di sungai. Ketiga kuda betina miliknya suka saat pagi hari datang sampai saat para wisatawan datang.

Di pagi hari dia juga sibuk mengurus kuda-kudanya sebelum ditunggangi wisatawan. Usai memberi makan, Agung selalu telaten membersihkan Dewi Merapi cs. Bahkan beberapa kesempatan dia memandikan ketiga kuda betinanya.

"Dimandikan kalau tidak hujan. Setiap hari kuda dibawa keluar, kita bersihkan, kita kerok. Lalu kita umbar (biarkan berkeliaran) biar sehat. Habis itu kandang kita bersihkan," ucap Agung.

Agung mengaku rutinitas itu yang sering dilakukan setiap pagi. Rutinitas itu harus dilakukan, sebab hampir setiap hari kudanya berkelana bersama wisatawan dengan durasi beberapa jam.

"Pagi itu jam 07.00 WIB mulai, sampai jam 11.00 WIB. Lalu sore jam 15.00 WIB sampai jam 17.00 WIB. Kalau pagi, jam 07.00 WIB saja sudah ada (wisatawan) yang datang dari sekitar sini saja," ucap dia.

Agung mengatakan Dewi Merapi merupakan kuda yang paling muda. Ia suka sekali jika pergi bersama dengan kuda lainnya ke sungai. Karenanya, Dewi Merapi yang paling antusias dan akan menunggu saat pagi tiba, karena akan keluar dari kandang dan merasakan suasana sungai.

"Dewi Merapi itu pemula, masih saya ajari. Tapi badannya sudah jadi karena bapaknya kuda Merapi. Kuda Merapi itu kuda bagus dan terkenal di Yogyakarta," ujarnya.

Agung mengatakan untuk dapat menikmati wisata berkuda keliling dengan rute susur sungai itu dikenakan biaya Rp 200 sampai Rp 250 ribu. Jumlah itu untuk enam track wisata berkuda di tempatnya.

"Bisa untuk pemula track di lapangan saja. Kalau yang paket berkuda selama 45 menit sampai satu jam dengan (rute) susur sungai," ucap Agung.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini