Sukses

Syarat Kekinian Jadi Ketua RT/RW di Makassar

Makassar mengusung konsep smart city yang kebanyakan bersinggungan dengan penggunaan teknologi sehingga Ketua RT/RW tak boleh gaptek.

Liputan6.com, Makassar - Pemilihan Ketua RT/RW se-Kota Makassar ditentukan pada Minggu, 26 Februari 2017. Selain memiliki visi-misi yang harus berkorelasi serta bersinergi dengan program-program Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar, para calon Ketua RT/RW juga ditekankan tidak gagap teknologi.

Minimal mereka harus bisa menggunakan smartphone berbasis Android dan aplikasi-aplikasi di dalamnya.

"Syarat utama itu mereka harus bisa menggunakan peralatan teknologi salah satunya bisa menggunakan handpone berbasis Android atau kasarnya tidak gaptek lah," kata Camat Ujung Tanah Kota Makassar Andi Unru.

Hal itu, kata Unru, agar ke depannya dapat bersinergi dengan program Pemkot Makassar di era kepemimpinan Wali Kota Makassar, Mohammad Romdhan Pomanto yang dinamakan smart city. Semua pelayanan masyarakat, kata Unru, berbasis teknologi.

"Smart City itu tentang seputar teknologi. Di mana semua pekerjaan pelayanan dipermudah dengan adanya teknologi," kata Unru.

Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan Pomanto sebelumnya mengungkapkan globalisasi saat ini menuntut kecepatan dalam mengambil keputusan, menangkap kecenderungan untuk kemudian diadaptasi, memanfaatkan peluang serta mengkonsolidasikan kekuatan dan membangun citra.

"Dunia global tanpa batas saat ini membuat hampir seluruh kota di Indonesia bahkan negara di dunia memiliki konsep smart city sebagai bagian dari majunya teknologi," ujar Danny, sapaan akrab Wali Kota Makassar itu.

Meski telah menjadi kota pintar, lanjut Danny, Makassar tetap tak boleh mengabaikan budaya kearifan lokal yang sejak dahulu dimiliki Kota Makassar yang bernama sombere (keramahan).

"Yang membedakan konsep smart city Kota Makassar dengan kota lain di dunia yakni mudah diterima karena disandingkan dengan sombere, sebuah kultur dan karakter masyarakat Makassar," ujar Danny.

Menurut Danny, dengan adanya penggabungan smart city dan budaya kearifan lokal akan melahirkan kota yang mampu mengadaptasi teknologi dengan warga, tetap saling peduli satu sama lain, dan tidak menjadi individu yang asing satu dengan lainnya.

Program Smart City dapat dirasakan warga kota Makassar lewat Smart Card, kartu yang mengintegrasikan layanan perbankan, informasi kesehatan, kependudukan dan perpajakan.

Program lainnya yang berbasis Smart City adalah Makassar Home Care yang lebih dikenal dengan istilah Dottoro atau sebuah layanan kesehatan berbasis teknologi yang ramah pada pasien karena memungkinkan dokter mengunjungi pasien di rumah-rumah.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.