Sukses

Cerita Maling AC yang Cinta Tanaman

Liputan6.com, Semarang - Kecintaan Sukarno terhadap tanaman tak bisa dibantah. Bahkan, ia akhirnya berurusan dengan polisi dan mendekam di tahanan Polrestabes Semarang, Jawa Tengah, gara-gara kecintaannya itu. Mengapa? Begini kisahnya.

Kecintaan Sukarno terhadap tanaman terungkap setelah ia bersama temannya, Mustagfirin ditangkap petugas Satreskrim Polrestabes Semarang. Mereka ditangkap karena kedapatan mencuri unit outdoor AC atau penyejuk ruangan di sejumlah lokasi.

Setelah dikembangkan, ternyata Sukarno tak hanya mencuri unit outdoor AC, tapi juga tanaman-tanaman dalam pot berbagai jenis, dan ukuran. Kapolrestabes Semarang Kombes Abiyoso Seno Aji menjelaskan sasaran utama pencurian dua sekawan itu sebenarnya adalah unit outdoor penyejuk ruangan. Pengakuan mereka dalam pemeriksaan menyebutkan ada 23 lokasi pencuriannya.

"Mereka beraksi siang dan malam. Setelah berhasil merusak, hasil curian dinaikkan ke mobil pikap," ucap Abiyoso, Senin, 20 Februari 2017.

Sukarno mengaku ketika beraksi ia menjadi sopir mobil, sedangkan Mustagfirin sebagai eksekutor melepas baut-baut AC hingga membawanya ke kendaraan. Usai mencuri, biasanya mereka langsung menjualnya ke temannya di Semarang. Sasarannya bukan hanya rumah, tapi juga AC di ruang ATM.

"ATM ada di ATM BRI Giant Pedurungan dan ATM BRI Woltermonginsidi," kata Abiyoso.

Hasil curiannya itu biasanya dijual seharga Rp 400 ribu. Mereka memilih mencuri AC karena relatif lebih mudah dibandingkan barang lainnya. Sasaran ATM juga tak menyebabkan masyarakat curiga, karena dikira petugas yang sedang bertugas merawat AC di ATM tersebut.

Dalam pengakuannya, Sukarno juga bercerita selain unit outdoor AC, ia juga mencuri tanaman yang berada dalam pot. Ia buru-buru menambahkan tanaman yang dicurinya bukan untuk dijual, tapi hanya dipajang di rumahnya. Kecintaannya kepada tanaman menggiringnya untuk mengkhianati profesi sebagai maling spesialis unit outdoor AC.

"Tanaman yang diambil macam-macam. Ada yang kecil ada yang besar. Diambil dari daerah Tembalang Untuk dipajang di rumah," kata Sukarno.

Sisi menarik Sukarno semakin bertambah karena ia ternyata pernah mendaftar sebagai polisi. Tak dijelaskan kapan ia mendaftar sebagai polisi, tapi ia sempat ikut tes dan dinyatakan gagal.

"Iya ikut tes polisi sekali, gagal," kata Sukarno di halaman Polrestabes Semarang.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.