Sukses

Usai Merapat di Enggano, Kapal Pulang ke Bengkulu Penuh Pisang

Sebelumnya, warga Enggano terancam kelaparan karena dalam tiga pekan karena tak ada kapal merapat.

Liputan6.com, Bengkulu - Warga yang bermukim di Pulau Enggano, pulau terdepan berjarak 106 mil laut dari Kota Bengkulu, bisa bernapas lega. Mereka bisa mengoptimalkan layanan kapal perintis Sabuk Nusantara 52 yang dioperasikan PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni).

Kapal perintis berlayar dari Jakarta dan tiba di Pulau Enggano pada Minggu, 19 Februari 2017. Pada Minggu sore, kapal berlayar menuju Kota Bengkulu dan tiba di Pelabuhan Pulau Baai pada Senin (20/2/2017) pagi.

Ini pelayaran perdana setelah tiga pekan tidak ada kapal yang berlayar ke Enggano. "Jadi kapal penuh dengan hasil bumi, terutama pisang," kata Kepala Terminal PT Pelni Cabang Bengkulu, Anton di Bengkulu, dilansir Antara.

Selain membawa hasil bumi, sejumlah warga kota yang tertahan di pulau tersebut juga memanfaatkan kapal perintis untuk kembali ke Kota Bengkulu. Termasuk, rombongan mahasiswa Universitas Bengkulu yang bergabung dalam Gerakan Edukasi Saung Informasi Teknologi (Gesit) Bengkulu.

Kelompok mahasiswa itu berangkat ke Pulau Enggano menggunakan kapal feri Pulo Tello pada 3 Februari 2017. Pelayaran tersebut menjadi layanan terakhir kapal feri sebelum berangkat ke Jakarta untuk menjalani perawatan rutin atau docking.

"Beberapa teman sempat stres sebab jadwal kami hanya seminggu, jadi bertambah tiga minggu karena kapal laut kosong," kata Koordinator Gesit Bengkulu, Richo Hardiansyah.

Untuk mengisi waktu sambil menunggu kapal laut berlayar ke Enggano, Richo dan rekan-rekannya mengeksplorasi pulau seluas 40 ribu hektare itu. Saat ini, seluruh anggota tim sudah kembali ke Bengkulu menggunakan kapal perintis Sabuk Nusantara 52.

Pelaksana tugas Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Bengkulu, Budi Djatmiko mengatakan operasional kapal perintis akan diprioritaskan untuk melayani pelayaran Bengkulu-Enggano sembari menunggu jadwal operasi kapal feri Pulo Tello yang sedang docking.

"Satu-satunya transportasi laut yang jadi andalan memang kapal perintis yang dioperasikan PT Pelni sambil menunggu operasi kapal feri yang dioperasikan PT ASDP yang sedang docking," kata dia.

Pulau Enggano di tengah Samudera Hindia merupakan pulau terdepan yang dihuni lebih 3.000 jiwa. Penduduk pulau bermukim di enam desa yakni Desa Malakoni, Kahyapu, Kaana, Meok, Apoho, dan Banjarsari.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini