Sukses

Khasiat Sup Konro Makassar

Meski berbahan daging dan tulang, jangan khawatir dengan kadar kolesterol dalam sup konro Makassar.

Liputan6.com, Makassar - Sup Konro merupakan salah satu makanan khas suku Bugis-Makassar yang cukup dikenal hingga mancanegara, di antaranya oleh masyarakat Spanyol.

Meski belum dapat menyaingi ketenaran coto Makassar yang lebih awal mendunia, sup yang berbahan dasar tulang rusuk iga sapi atau kerbau itu mampu masuk dalam deretan makanan tradisional yang paling dicari oleh semua kalangan.

Masyarakat Sulsel meyakini mengonsumsi sup konro dapat menambah kekebalan tubuh. Bahkan tidak jarang, warga yang sedang demam atau flu, tubuhnya kembali segar usai mengonsumsi sup konro.

"Kalau sudah makan, keringat pada keluar dan perasaan akan segar," kata Mansyur (65), warga Jalan Gunung Bawakaraeng, Makassar, yang juga penikmat sup konro.

Mansyur beralasan, air kaldu sup konro mengandung beragam rempah yang semuanya diolah secara alami. "Air dalam kaldunya banyak rempah. Itulah kalau tubuh demam seperti diobati melalui rempah yang terkandung dalam air kaldunya," kata Mansyur.

Seiring perkembangan, sup konro kini disajikan dalam dua bentuk. Ada yang berkuah, ada juga yang kering atau dikenal dengan sup konro bakar.

Meski demikian, rempah-rempah yang menjadi ciri khas kandungan dalam olahan sup konro tidak jauh berbeda. Maka itu, rasanya tetap sama.

Anda yang memiliki riwayat kolesterol tak perlu takut, karena dalam kandungan kaldu sup konro terdapat olahan kacang merah. Kacang merah, kata Mansyur, dapat menangkal keberadaan kolesterol jahat dan malah membuat sup konro menjadi kaya gizi.

"Saya sudah bertahun-tahun makan konro sampai sekarang tak dikena kolesterol. Jadi, enggak usah takut makan sup konro malah rempahnya menyehatkan tubuh, tapi tetap jangan keseringan," ujar Mansyur.

Meski berbahan daging dan tulang sapi atau kerbau, jangan khawatir dengan kadar kolesterol dalam sup konro Makassar. (Liputan6.com/Eka Hakim)

Sup konro mulai dikenal pada 1960-an. Penjualnya pertama kali adalah seorang guru yang bernama Hanafing. Menurut Mansyur yang juga akrab dengan Hanafing, pria itu hanya menjual di bawah tenda biru di area Lapangan Karebosi Makassar.

"Kalau tidak salah Pak Hanafing itu buka pertama kali jualan sup konro tahun 1962. Hanya tenda biasa. Pembelinya dulu hanya sopir angkot karena kebetulan bukanya tepat di tempat mangkal angkot kala itu," kata Mansyur.

Selang beberapa tahun usaha kecilnya berjalan, kata Mansyur, Hanafing kemudian menyewa sebuah ruko di dekat tenda. Saat ini, ruko di belakang kantor Bank Indonesia (BI), Jalan Gunung Lompobattang, Makassar, itu sudah dibelinya.

"Usahanya sudah sangat maju dan terkenal. Jangankan kepala daerah, artis pun sering datang ke sana untuk cicipi konro olahan Pak Hanafing yang sekarang dikelola anaknya," kata Mansyur.

Berawal dari kesuksesan Hanafing, kini masyarakat Makassar lainnya mulai mencoba usaha yang dilakoni Hanafing dengan menjual sup konro.

"Karena sudah terkenal jadi warga lain tergiur untuk ikut membuka usaha yang seperti dilakukan Hanafing. Sudah banyak yang buka jualan sup konro di Makassar, tapi kalau saya cicipi konro tetap ditempat Pak Hanafing di Jalan Gunung Lompobattang Makassar," ucap Mansyur.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini