Sukses

Top 3 Berita Hari Ini: Polisi Tembak Polisi, Kok Bisa?

Top 3 Berita Hari Ini tentang aksi salah tembak yang dilakukan oleh polisi saat memburu komplotan begal di Palembang.

Liputan6.com, Palembang - Top 3 Berita Hari Ini teratas di kanal Regional ditempati berita insiden salah tembak yang dilakukan polisi saat tengah memburu komplotan begal di Palembang, Sumatera Selatan. Bukan pelaku begalnya yang ditembak, salah satu polisi yang ikut dalam pengejaran itu malah menembak rekannya sendiri.

Kapolda Sumsel Irjen Pol Agung Budi Maryoto mengaku, saat dilakukan pengejaran, kondisi di lokasi memang sangat gelap. Sempat terjadi baku tembak antara anggotanya dan para pelaku karena berusaha melarikan diri.

Saat itulah terjadi inisiden salah tembak. Bermaksud menembak salah satu pelaku, malah kaki seorang polisi kena sasaran.

Kabar lainnya yang tak kalah diburu mengenai aksi Bupati Jambi Zumi Zola. Setelah menyidak sebuah rumah sakit belum lama ini, Zumi kembali membidik sebuah sasaran. Tepatnya di Jembatan Auduri II, Kabupaten Muarojambi.

Tanpa ragu, sang bupati tampan ini mengadang laju truk bermuatan buah segar dengan mobilnya. Zumi menduga seringnya kerusakan jalan yang terjadi di wilayah tersebut akibat ulah para sopir truk yang membawa muatan melebihi kapasitas.

Hingga malam ini berita tersebut paling banyak menyita perhatian pembaca Liputan6.com, terutama di kanal Regional.

Kisah seorang dokter penyelamat harimau Sumatera juga banyak disorot. Dokter Yanti menjadi garda terdepan dalam penyelamatan si kucing besar.

Kondisi alam yang berbahaya dan harus bertemu dengan para pemburu harimau, tak menyurutkan langkahnya untuk menyelamatkan macan belang di hutan Sumatera ini.

Berikut berita terpopuler dalam Top 3 Berita Hari Ini:

1. Salah Sasaran, Polisi Tembak Polisi

Polisi yang terkena tembakan saat penangkapan pelaku begal dirawat di RS Bhayangkara Palembang (Liputan6.com/Nefri Inge)

Insiden polisi menembak rekannya sendiri mewarnai aksi petugas Ditkrimum Polda Sumatera Selatan membekuk  komplotan begal. Upaya penangkapan dengan pengejaran itu terjadi Sabtu 11 Februari 2017 dini hari.

Kejadian tersebut berlangsung di kawasan Dekranasda, Jakabaring, Kelurahan 1 Ulu, Kecamatan Seberang Ulu 1, Palembang, Sumsel.

Saat pihak kepolisian mengejar Su dan S, komplotan begal ini langsung melarikan diri. Di saat itulah terjadi baku tembak antara polisi dan pelaku begal.

"Awalnya sudah diberi tiga kali tembakan peringatan, pelaku masih kabur. Lalu petugas mengejarnya dan salah satu petugas berusaha menembak pelaku, tapi salah sasaran," ujar Agung kepada Liputan6.com usai menggelar Hari Pers Nasional (HPN) di Gedung Catur Sakti Mapolda Sumsel, Senin 13 Februari 2017.

Selengkapnya...

2. Aksi Nekat Zumi Zola Adang Truk Sawit

Zumi Zola terlihat marah dan meminta aparat kepolisian mengusut tuntas insiden hiasan pohon Natal. (Bangun Santoso/Liputan6.com)

Gubernur Jambi Zumi Zola memalangkan mobilnya saat meninjau langsung kerusakan jalan nasional mulai dari Jembatan Auduri II, Kabupaten Muarojambi hingga ke Muarasabak, Kabupaten Tanjung Jabung Timur.

Ketika melihat truk bermuatan tandan buah segar (TBS) sawit melintasi jalan nasional, Zumi Zola langsung mengadangkan mobilnya di depan truk tersebut.

Ia menanyakan surat jalan truk itu. Berdasarkan surat jalan, truk itu ternyata bermuatan 16,5 ton, padahal kekuatan jalan maksimum hanya 8 ton.

Zumi Zola menegaskan bahwa truk yang ia berhentikan tersebut muatannya melebihi tonase.

"Enggak aneh kalau jalan ini jadi bubur, hancur," kata dia lagi.

Selengkapnya...

3. Wanita Penyelamat Harimau Sumatra yang Terancam Tinggal Nama

Dokter Yanti, Medik Veteriner atau dokter hewan di BKSDA Bengkulu, harus berkutat melakukan penyelamatan Harimau yang terus diburu oleh tangan rakus manusia (Liputan6.com/Yuliardi Hardjo)

Dokter Yanti, begitu dia akrab disapa, saat ini menjadi dokter hewan di Balai Konservasi Sumber Daya Alam Provinsi Bengkulu. Dia berkutat dalam penyelamatan harimau yang terus diburu manusia.

Kasus pertama yang ditangani alumni Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga ini pada 2007. Saat itu karena keterbatasan peralatan, dia harus menyuntik bius dengan tangan seekor harimau yang terkena jerat pemburu.

"Terus terang saya sangat cemas waktu itu, tetapi syukurnya kami bisa mengatasi, Harimau selamat dan kami juga selamat," kata Yanti di Bengkulu, Senin, 13 Februari 2017.

Sebagai petugas medis di Balai Konservasi Seblat yang berada di dalam kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat, beberapa kali dia berhadapan dengan harimau yang harus menghembuskan nafas terakhir.

"Yang terbayang oleh saya, populasi mereka sangat kritis, jika mati satu ekor saja tentu sangat menyedihkan dan menguras emosi," ujar Yanti.

Selengkapnya...

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.