Sukses

4 Orang Tewas Tenggelam, Imbas Minimnya Jembatan di Jateng?

Minimnya jembatan menjadi salah satu penyebab banyaknya warga Jawa Tengah tewas tenggelam karena terseret banjir ketika menyeberang sungai.

Liputan6.com, Semarang - Tim Search and Rescue (SAR) dari Basarnas Kota Semarang, Jawa Tengah dalam sepekan terakhir menemukan empat korban tewas tenggelam akibat terseret arus banjir sungai ketika menyeberang sungai. Keempatnya ditemukan tewas tenggelam di lokasi berbeda karena minimnya fasilitas jembatan.

Minimnya perhatian dari pemerintah terkait akses jembatan penghubung ke daerah pinggiran seperti persawahan, menjadi salah satu penyebab banyaknya warga Jawa Tengah terseret banjir ketika menyeberang sungai.

Kepala Basarnas Kota Semarang, Agus Haryono kepada Liputan6.com mengakui, empat korban tewas karena minimnya sarana jembatan untuk menyeberang sungai. Dua korban di antaranya adalah petani yang hendak pulang dari ladang, yakni, Ali (37) dan Lasinah (70).

Ali merupakan warga Desa Sari, Kabupaten Demak. Ali ditemukan tewas usai terseret arus sungai bersama hasil panennya yang hendak dijual untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya.

"Setelah melakukan pencarian di sungai di Gajah, Kabupaten Demak, kita menemukan seorang pemuda yang hilang saat menyeberang sungai sambil membawa padi hasil panen. Pemuda itu hanyut terbawa arus sungai di Gajah," kata Agus, Senin (13/2/2017).

Adapun Nenek Lasinah terseret derasnya arus Sungai Lusi akibat ember yang jadi 'pelampungnya' lepas dari genggaman. Jenazah nenek asal Desa Kalanglundo, Kabupaten Grobogan itu ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa beberapa hari kemudian karena terseret banjir ketika pulang merabuk jagung di ladang.

"Karena arus sungai deras, korban diperkirakan hanyut. Setelah kejadian itu, Basarnas Pos SAR Jepara melakukan pencarian. Setelah melakukan 2 hari pencarian korban akhirnya ditemukan dalam kondisi meninggal dunia," ucap Agus.

Dua korban tewas tenggelam lainnya, yakni Jumeno (28) dan Rukani (40). Jumeno, warga Dusun Ndoro, Desa Tanjungsari, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan itu terseret arus Sungai Lusi ketika mengantar jenazah berenang menuju pemakaman.

Sementara Rukani, warga Desa Teguhan, Kecamatan Grobogan juga tewas tenggelam karena terbawa arus sungai. Rukani yang diduga sebagai pelaku pencurian itu ditemukan satu kilometer sebelah timur Bendung Klambu, Godong Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah.

Agus menambahkan, meski berhasil menemukan para korban, namun Tim SAR menemui banyak kendala. Di antaranya hujan lebat dan naiknya volume air sungai karena hujan.

Dia mengimbau, agar warga jangan takut untuk menyampaikan info ketika ada korban yang tenggelam. Dijamin tidak ada biaya sepeserpun yang dipungut Basarnas. Pencarian dan evakuasi korban menjadi sepenuhnya tanggung jawab Basarnas.

"Gratis dan pencarian akan dilakukan hingga korban diketemukan," ujar Agus.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.