Sukses

Banjir Banten, Seribu Hektare Sawah di Lebak Terendam

Ribuan kepala keluarga mengungsi akibat banjir Banten.

Liputan6.com, Lebak - Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Lebak, Provinsi Banten mencatat 1.273,25 hektare tanaman padi di daerah itu terendam banjir. Akibat banjir Banten ini, petani mengalami kerugian hingga miliaran rupiah.

Tanaman padi yang terendam banjir seluas 1.273,25 hektare tersebar di 14 kecamatan antara lain Bojongmanik 9 hektare, Sobang 14 hektare, Gunungkencana 317 hektare, Leuwidamar 12,25 hektare, dan Bayah 30 hektare.

Begitu juga di Kecamatan Banjarsari 171 hektare, Cirinten 100 hektare, Malingping 254 hektare, Lebak Gedong 5 hektare, Cilograng 1 hektare, Cijaku 45 hektare, Muncang 2,5 hektare, Cibeber 9 hektare, dan Wanasalam 302 hektare.

Kebanyakan tanaman padi yang terendam banjir itu usia tanam antara dua sampai lima pekan hari setelah tanam (HST). Saat ini, petugas ke lapangan melakukan pemantauan data verifikasi untuk mengetahui identifikasi tingkat kerusakan tanaman padi.

Selain itu juga pendataan verifikasi tersebut melibatkan petugas Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Pertanian Kecamatan juga Petugas Organisme Pengganggu Tanaman (POPT) setempat. Apakah tanaman padi itu masuk kategori gagal tanam atau gagal panen (puso) maupun kerusakan.

Sebab, tidak tertutup kemungkinan di beberapa lokasi banjir itu juga terdapat hanya satu jam saja. Tanaman padi yang mengalami banjir hanya satu jam dipastikan bisa selamat dari ancaman gagal tanam.

Namun, sebaliknya jika banjir tersebut berlangsung waktu cukup lama dipastikan petani akan mengalami gagal tanam dan gagal panen.

"Saya kira tanaman padi yang terendam banjir lebih dari lima hari akan membusuk dan batang tanaman mati," kata Kepala Seksi Perlindungan Tanaman Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Kabupaten Lebak, Itan Oktarianto di Lebak, Banten, Senin (13/2/2017), dilansir Antara.

"Kami berharap tanaman padi yang terendam banjir itu mendapat bantuan dari Kementerian Pertanian, sehingga petani bisa melaksanakan gerakan percepatan tanam."

Bencana banjir itu akibat intensitas curah hujan tinggi yang mengakibatkan sejumlah sungai meluap. "Kami menilai banjir di Lebak itu cukup besar selama kurun lima tahun terakhir yang mengakibatkan seluas 1.273,25 hektare terdampak banjir," katanya.

Sementara itu, ratusan petani warga Kecamatan Wanasalam mengatakan pihaknya merasa bingung tanaman padi miliknya hingga kini masih tergenang air setinggi 70 sentimeter. Genangan air tersebut disebabkan meluapnya Sungai Cibinuangeun juga perairan Binuangeun sedang pasang, sehingga air tidak mengalir ke laut.

Ia bersama petani lainnya berharap pemerintah menyalurkan bantuan benih agar bisa melaksanakan gerakan percepatan tanam.

"Saya kira tanaman padi mati jika terendam melebihi empat hari dan dipastikan gagal panen," kata Ahmad, warga Desa Bejod, Kecamatan Wanasalam, Kabupaten Lebak.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Ribuan Kepala Keluarga Mengungsi

Satu orang anak kecil dikabarkan menjadi korban jiwa karena hanyut terbawa derasnya banjir yang menerjang di Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak, Banten, yang terjadi sejak Kamis, 09 Februari 2017.

Luasan banjir pun bertambah dari sebelumnya enam, kini menjadi 17 kecamatan yang terdiri dari 430 desa yang menyebabkan 1.908 Kepala Keluarga (KK) harus mengungsi karena terendam dengan ketinggian antara 30 centimeter sampai 1,5 meter.

"Kalau daerah yang rendah cenderung terendam air lebih lama," kata Kepala BPBD Kabupaten Lebak, Kaprawi, Jum'at (10/02/2017).

Bahkan longsor dan jembatan putus pun menerjang wilayah Desa Cipanas, Warung Banten, dan Desa Sukamaju, Kabupaten Lebak. Sedangkan di Kecamatan Sobang, warga terisolasi karena aksesnya terputus dan terhalang material longsor.

Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun, bencana alam banjir, tanah longsor dan putusnya jembatan tersebar di banyak lokasi. Seperti longsor di Jalan Cipanas-Warung Banten, Desa Sukamaju, jalan Saketi-Malingping ambles dan terbelah karena banjir dan tertimbun longsor sehingga tak bisa dilalui.

Sekolah yang terendam banjir berada di SDN 02 Cihujan, SDN Lebak Gedong, SMPN 1 Leuwidamar, SDN 03 Ciakar, SMPN 01 Cijaku.

Jembatan yang rusak yakni, Jembatan Cikasitu di Desa Sinargalih-Kecamatan Cibeber, Jembatan Ciasahan di Desa Cisungsang-Kecamatan Cibeber, Jembatan Cikidang di Desa Cisungsang-Kecamatan Cibeber, Jembatan Batang di Desa Sangkanwangi-Kecamatan Leuwidamar.

Selain itu juga Jembatan Bunter-Leuwi Peusing di Desa Sangkanwangi-Kecamatan Leuwidamar, Jembatan Cikuray di Desa Pasirtanjung-Kecamatan Rangkasbitung, Jembatan Ciparasi di Desa Sobang-Kecamatan Sobang, Jembatan Cisimeut di Desa Sangkanmanik-Kecamatan Cimarga.

Sedangkan jalan yang rusak berada di Jalan Cikate-Cigemblong, Kecamatan Cigemblong. Jalan Cipanas-Warung Banten, Kampung Cimerak, Desa Sukamaju, Kecamatan Sobang. Jalan Saketi-Malingping di Kecamatan Banjarsari.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.