Sukses

3 Kasus Pidana Menanti Pemilik Panti Asuhan Maut

Hingga kini, belum ada keluarga dari mantan penghuni panti asuhan maut yang mengunjungi anak-anak malang itu.

Liputan6.com, Pekanbaru - Sejak kasus panti asuhan maut Yayasan Tunas Bangsa menjadi sorotan di Pekanbaru, Riau, pada 27 Januari 2017, belum ada pihak keluarga anak penghuni mendatangi Dinas Sosial Provinsi Riau.

Pihak dinas berharap ada keluarga ataupun kerabat yang menjemput. Tentunya setelah kondisi psikis anak dipulihkan secara penuh untuk menghilangkan trauma.

"Sampai sekarang belum ada keluarga yang mendatangi kami," kata Kasi Rehabilitasi Sosial Dewi Kartini usai menjenguk anak yang baru saja dipindahkan ke Panti Sosial Anak Riau di Jalan Sutomo, Pekanbaru, Sabtu, 11 Februari 2017.

Meski belum ada keluarga yang datang, panti baru tempat para anak ini tinggal berjanji menjadi keluarga pengganti. Kasih sayang akan diberikan secara penuh, tanpa membedakan anak.

Hal ini dikatakan kepala panti tersebut Mira Nita. "Akan kami rawat anak ini seperti anak sendiri," ujar Nita.

Sampai saat ini, bagaimana Lili Rachmawati mengadopsi belasan bayi dan balita masih menjadi teka-teki. Pihak kepolisian masih fokus mendalami tindak pidana penganiayaan yang mengakibat tewasnya bayi berusia 18 bulan, Muhammad Ziqli pada 16 Januari 2017.

Satuan Reserse Kriminal Polresta Pekanbaru tak menutup mengembangkan kasus ini ke arah penelantaran anak dan dugaan penggelapan dana bantuan dari donatur.

"Fokusnya masih tindak pidana penganiayaan. Yang lainnya akan didalami begitu ditemukan bukti permulaan," kata Kabid Humas Polda Riau Kombes Guntur Aryo Tejo.

Di samping itu, tambah Guntur, penyidik masih berkoordinasi dengan sejumlah rumah sakit di Pekanbaru untuk mencari rekam medis tujuh anak yang dinyatakan Lili meninggal di panti asuhannya.

"Ini masih dilakukan, karena sebelumnya tersangka mengaku ada tujuh anak lainnya yang meninggal dunia. Pengakuan tersangka karena sakit, tapi tak bisa dipercaya begitu saja," kata Guntur.

Sebelumnya, tetangga Lili di Jalan Bukit Rahayi Kecamatan Tenayan Raya, Widi menjelaskan cara Lili mendapatkan anak-anak penghuni panti. Salah satunya dengan menolong orangtua di rumah sakit yang tak punya biaya melahirkan.

"Pernah dulu ada dibawa ke rumah saya bayi perempuan. Dia menyebut diambil dari rumah sakit. Beberapa bulan kemudian, bayi itu sudah tidak ada lagi. Entah kemana perginya," kata Widi yang tinggal di samping panti.

Sebagai orang yang pernah dekat dengan Lili, perempuan itu menyebut adanya surat perjanjian yang diberikan kepada orangtua yang anaknya diambil.

"Pakai surat perjanjian gitu, pakai materai. Biaya persalinan ditanggung, dan anak diambil," kata Widi yang tak mau terlalu banyak menceritakan kehidupan pemilik panti asuhan maut itu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.