Sukses

Tower Roboh, Seisi Gedung DPRD Sumenep Kocar Kacir

Tower roboh di DPRD Sumenep karena tiupan angin yang kencang dan kondisi penyangga yang sudah berkarat.

Liputan6.com, Sumenep - Angin kencang yang datang secara tiba-tiba di wilayah Kota Sumenep, Madura, Jawa Timur, membuat tower roboh pada sekitar pukul 10.30 WIB, Selasa (7/2/2017). Tower yang roboh itu merupakan pemancar stasiun televisi milik Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sumenep

Tower tersebut menimpa atap bagian belakang gedung wakil rakyat Sumenep dan mengeluarkan suara gemuruh yang menakutkan. Alhasil banyak penghuni di dalam gedung wakil rakyat berhamburan keluar menyelamatkan diri.

bacajuga:Baca Juga](2691400 2654275 2848057)Robohnya tower pemancar televesi milik sekretariat DPRD di ujung timur Pulau Madura itu diduga karena tidak kuat menahan angin kencang yang datang secara cepat. Kondisi tower yang sudah berkarat juga mengakibatkan patah di bagian tengah dan akhirnya roboh.

Kepanikan tak bisa dihindari, seluruh pegawai maupun warga yang ada di dalam kantor dewan tersebut kocar - kacir rebutan keluar pintu untuk mencari sumber suara gemuruh yang terdengar dari luar gedung.

"Kami kaget mendengar suara seperti benda jatuh, secara spontan orang yang ada di dalam berhamburan keluar gedung untuk menyelamatkan diri. Bahkan mereka rebutan keluar karena dikira gedung ini sudah runtuh," kata Syamsuri, salah seorang wartawan yang saat kejadian berada di dalam gedung DPRD Kabupaten Sumenep.

Menurut dia, awalnya tidak menyangka suara gemuruh itu bersumber dari tower roboh. Syamsuri malah mengira suara tersebut merupakan reruntuhan gedung dewan yang bangunannya mulai retak-retak.
Akibatnya orang yang beraktivitas di dalam gedung berhamburan lari keluar khawatir gedung itu roboh. Namun setibanya di luar, ternyata tower yang ada di belakang gedung sudah roboh menimpa atap.

"Beruntung saat kejadian tidak ada orang yang melintas, sehingga peristiwa itu tidak menelan korban. Tetapi hanya membuat kocar-kocir orang yang berada di dalam gedung," ucap dia.

Untuk menghindari sesuatu yang tidak diinginkan, sejumlah pegawai DPRD hendak melakukan evakuasi, namun mereka terbentur dengan keterbatasan alat untuk memindahkan tower sepanjang 30 meter tersebut. Akhirnya mereka hanya memberi pembatas agar lokasi itu tidak dilintasi, karena tower roboh itu masih tersangkut di atap gedung yang berpotensi besar bisa jatuh ke bawah ketika tali penyangga putus.

"Ini masih berbahaya, karena apabila ada orang melintas tiba-tiba talinya putus, pasti menimpa orang yang lewat," kata dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini