Sukses

Bencana Menghantui, Warga Sulut Trauma Banjir Bandang Tahun 2014

Banjir dan tanah longsor menerjang sebagian besar wilayah di Sulawesi Utara, sejak 26 hingga 27 Januari 2017.

Liputan6.com, Manado - Banjir dan tanah longsor menerjang sebagian besar wilayah di Sulawesi Utara (Sulut), sejak 25 hingga 27 Januari 2017. Banyak warga masih trauma mengingat kejadian bencana tahun 2014 yang merenggut nyawa 19 warga dan memorakporandakan ribuan rumah.

Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulut menyebutkan di Kota Manado terdapat sekitar 700 rumah di lima kecamatan diterjang banjir dan longsor. Sementara Kota Bitung terdapat 100 rumah dan Kabupaten Minahasa Utara ada 70 rumah yang kebanjiran.

Sebanyak 78 rumah di Kelurahan Mahawu, Kecamatan Tuminting, Kota Manado, bahkan terendam banjir hingga mencapai dua meter. "Untuk kepala keluarga yang menjadi korban (terdampak banjir) ada 201," ucap Lurah Mahawu, Maryam Pawewang, di Kota Manado, Jumat, 27 Januari 2017.

Maryam menambahkan, ada tiga lingkungan yang sering menjadi langganan banjir. "Lingkungan IV, III, dan V memang paling sering diterjang banjir karena lokasinya sangat dekat dengan sungai," ujar dia.

Sedangkan di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, tercatat 200 rumah terendam akibat sungai yang meluap di Desa Jambusarang dan Desa Sonuo, Kecamatan Bolangitang Barat. Selain itu, sebanyak 40 hektare sawah juga terendam.

"Tiga kabupaten perbatasan, yakni Sitaro, Sangihe dan Talaud juga terjadi banjir dan longsor mengakibatkan puluhan rumah terdampak. Kami masih terus menunggu data dari BPBD kabupaten/kota masing-masing. Kalau data sementara bisa mencapai seribuan rumah," kata Kepala BPBD Sulut, Noldy Liow, Jumat pagi tadi.

Sejauh ini, BPBD Sulut terus berkoordinasi dengan BMKG setempat tentang cuaca yang terjadi hari ini hingga Sabtu besok. "Data BMKG Sulut malam ini intensitas curah hujan mulai berkurang, tidak seperti pagi dan siang yang cukup deras," ujar Noldy.

Banjir bandang yang menerjang Sulawesi Utara pada 2014 merenggut nyawa 19 warga dan memorakporandakan ribuan rumah. (Liputan6.com/Yoseph Ikanubun)

Dia menambahkan, longsor juga menghantam ruas jalan Manado-Tomohon dan sempat menutup akses jalur transportasi. "Ini kejadian seperti di tahun 2014 silam, longsor juga merenggut nyawa empat warga yang melintas di jalur ini."

BPBD Sulut pun mengimbau warga tetap waspada, apalagi yang tinggal di bantaran sungai dan daerah rawan longsor. "Hanya saja sampai saat ini belum ada korban jiwa. Kami juga belum bisa menaksir kerugian akibat peristiwa banjir dan longsor tersebut," Noldy memaparkan.

Bencana pada 15 Januari 2014 masih menghantui warga Manado dan beberapa wilayah di Sulut. Ketika itu, banjir bandang menghantam empat wilayah di Sulut, yaitu Manado, Tomohon, Minahasa, dan Minahasa Utara dengan wilayah terparah terkena dampak banjir bandang di Kota Manado.

Banjir bandang menyebabkan puluhan ribu orang terdampak, sehingga mengungsi. Tercatat nyawa 19 warga melayang lantaran terseret banjir ataupun tertimbun longsor. BPBD Sulut saat itu mencatat kerugian diperkirakan sebesar Rp 1,8 triliun.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.