Sukses

Makna Nanas dan Tebu bagi Warga Tionghoa Makassar Saat Imlek

Menjelang Imlek, tebu dan nanas laris manis di Pasar Bacan, Kampung Pecinan, Kecamatan Wajo, Kota Makassar, Sulsel.

Liputan6.com, Makassar - Imlek atau Tahun Baru China menjadi berkah tersendiri bagi para pedagang dadakan di Pasar Bacan atau dikenal pula Pasar China, Kampung Pecinan, Kelurahan  Melayu Baru, Kecamatan Wajo, Kota Makassar, Sulawesi Selatan.

Ada dua jenis komoditas yang paling laku menjelang Imlek 2568, yakni tebu dan nanas. Laris manisnya tebu dan nanas menjelang Tahun Baru China membuat banyaknya pedagang dadakan yang menjual tebu dan nanas bermunculan di Pasar Bacan.

"Yang paling dicari itu tebu. Dalam sehari bisa habis ratusan batang tebu. Selain tebu, kalau jelang Imlek begini, nanas juga banyak dicari," ucap Jaharuddin, salah seorang pedagang di Pasar Bacan saat ditemui Liputan6.com, Jumat (27/1/2017).

Jaharuddin menjelaskan, ia hanya berjualan tebu dan nanas saat menjelang Imlek saja. Sehari-hari ia bekerja sebagai nelayan.

"Ini cuma profesi musiman, hanya jelang Imlek saja, saya ini sebenarnya nelayan. Tebu dan nanas yang saya jual saya pesan langsung dari kabupaten Takalar," ia menerangkan.

Bagaimana tidak? Menurut Jaharuddin, saat menjelang Imlek seperti sekarang, tebu dan nanas laris manis. Alhasil, keuntungan berdagang tebu dan nanas bisa berkali-kali lipat.

"Tiap Imlek, saya sengaja jualan buah karena untungnya lumayan. Bisa dapat Rp 500 ribu," tutur dia.

Dalam tiga hari terakhir, Jaharuddin mengaku menjual beraneka ragam buah sejak pagi hingga malam hari. Ia mengaku barang dagangannya sangat laris lantaran Pasar Bacan berada di tengah kawasan bisnis yang rata-rata dihuni warga Tionghoa.

Bahkan, ia mengatakan kerap menghubungi pemasok tebu dari Takalar untuk menambah stok jualannya yang cepat habis.

"Yang laris itu tebu dan nanas yang masih ada daunnya, cepat habis kalau yang ada daunnya makanya kadang saya pesan lagi," pedagang dadakan menjelang Imlek itu memungkasi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Makna Tebu dan Nanas

Salah seorang warga etnis Tionghoa di Makassar, Leandro Alvaro (29), mengatakan ada cerita di balik alasan warga Tionghoa memburu tebu saat Imlek. Tanaman tersebut diketahui mengiringi perjuangan warga China pada masa penjajahan Jepang.

"Zaman penjajahan, masyarakat China sembunyi di hutan yang penuh tebu saat Imlek. Karenanya, tebu menjadi simbol kemerdekaan," tutur dia.

Makna lain tebu dan buah lainnya yang masih berdaun, Leandro menyebutkan bahwa hal tersebut sebagai pertanda kesuburan dan kesejahteraan.

"Kami mengharapkan seperti tebu maupun nanas yang masih berdaun, pada Tahun Baru kehidupan bisa menjadi lebih baik dan banyak berkah," ucap pria yang bekerja sebagai wiraswasta ini.

Leandro mengatakan tidak ada aturan khusus mengenai jumlah buah yang disimpan di rumah saat Imlek. Namun, semakin banyak buah yang disimpan di rumah dipercaya semakin bagus untuk peruntungan.

Leandro hanya menyayangkan kenaikan harga daging babi yang melonjak tinggi. "Hanya disayangkan kalau dekat-dekat Imlek begini harga daging babi itu naik."

Harga Daging Babi Melonjak

Dihubungi secara terpisah, Dewa, salah seorang pedagang daging babi di Pasar Bacan mengatakan bahwa kenaikan harga lantaran tingginya permintaan pasar.

"Iya ini karena tingginya permintaan pasar kalau jelang Imlek," ia menjelaskan.

Dewa menyebutkan bahwa sebelumnya dirinya menjual harga daging babi mentah dengan harga Rp 85 ribu per kilogram. Namun, saat menjelang Imlek, harga daging babi mentah naik hingga Rp 100 ribu per kilogram.

Sementara daging babi panggang yang sebelumnya dijual dengan harga Rp 75 ribu, sekarang dilepas Rp 90 ribu per kilogram. "Kenaikan harganya itu untuk daging babi mentah dan daging babi panggang Rp 15 ribu," sebut dia.

3 dari 3 halaman

Pengamanan Wihara

Tak hanya Makassar, persiapan perayaan Imlek juga terlihat di Kota Bandung, Jawa Barat. Lantaran itulah, jajaran Polrestabes Bandung menurunkan sebanyak 752 personel untuk mengamankan perayaan Hari Imlek 2568 di Kota Bandung, besok atau Sabtu, 28 Januari 2017.

Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Hendro Pandowo mengatakan pengamanan tersebut guna mengantisipasi adanya aksi teroris dan kejahatanan lainnya.

"Ada kerawanan yang berkaitan dengan tindak pencopetan, curanmor, dan tentunya ancaman terorisme, Polrestabes Bandung menurunkan 752 personel di Bandung. Dari 752 dibagi untuk mengamankan 25 wihara dan 17 di antaranya yang melakukan kegiatan Imlek," ucap Hendro di Kantor Polrestabes Bandung, Jumat (27/1/2017).

Hendro mengatakan pula, Polresta Bandung juga akan menurunkan tim Penjinak Bom (Jibom) yang menggelar sterilisasi wihara dan tempat pelaksanaan Imlek sebelum kegiatan dimulai.

"Setiap petugas kepolisian yang melakukan pengamanan wihara akan koordinasi dengan keamanan dalam. Selain polres dan polsek, ada tim Jibom 10, orang untuk sterilisasi jangan sampai ada benda yang mencurigakan," ujar dia.

"Untuk memastikan masyarakat yang akan merayakan Imlek, enggak bawa barang yang membahayakan atau orang masuk yang mencurigakan. Ada anggota kita dan lantas (polisi lalu lintas) bantu parkir dan kelancaran ‎lalu lintas," Hendro memungkasi penjelasan seputar pengamanan Imlek di Bandung.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini