Sukses

Top 3 Berita Hari Ini: Pesan Terakhir Mahasiswa UII Jelang Maut

Dua mahasiswa UII Yogyakarta diduga tewas akibat penganiayaan yang dilakukan anggota Mapala lainnya.

Liputan6.com, Semarang - Tragedi yang menewaskan dua mahasiswa Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta sungguh tragis. Syaits Asyam dan Muhammad Fadli meninggal dunia usai mengikuti kegiatan Mapala di lereng Gunung Lawu, Karanganyar, Jawa Tengah.

Dari hasil otopsi yang dikeluarkan oleh RSUP Dr Sardjito Yogyakarta dikatakan, ada luka di paru-paru Asyam dan Fadli.

Menurut pengakuan keluarga Asyam, korban sempat menceritakan bagaimana ia dianiaya oleh anggota Mapala lainnya hingga terluka parah.

Hingga malam ini berita tersebut paling banyak menyita perhatian pembaca Liputan6.com, terutama di kanal Regional.

Berita hari ini lainnya yang tak kalah disorot perihal pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Raden Mattaher, Jambi yang lebih baik usai disidak Zumi Zola.

Selain itu, ada pula kisah Sulami, manusia kayu asal Sragen, Jawa Tengah yang terus terbujur kaku di atas tempat tidurnya selama 23 tahun.

Berikut berita-berita hari ini yang terpopuler dan terangkum di kanal Regional:

1. Hasil Autopsi Mahasiswa UII Pemberi Pesan Terakhir Jelang Maut

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan UII Abdul Jalil mengatakan pihak kampus tidak mempermasalahkan jika keluarga menempuh jalur hukum. (Liputan6.com/Yanuar H)

Dua mahasiswa Universitas Islam Indonesia (UII), Syaits Asyam dan Muhammad Fadli, tewas usai mengikuti acara pendidikan dasar atau The Great Camping (GC) yang digelar Mahasiswa Pencinta Alam (Mapala) UII di Gunung Lawu Lereng Selatan, Tawangmangu, Jawa Tengah, pada 13-20 Januari 2017.

Sebelum meninggal, Asyam sempat menyampaikan petunjuk penting yang membuka tabir kematiannya.

"Ya (hasil autopsi) ada luka di paru-paru. Itu yang membuat dia sesak napas," ujar ibunda Asyam Sri di kediamannya di Dusun Jetis, Desa Caturharjo, Kecamatan Sleman, Kabupaten Sleman, Yogyakarta, Senin, 23 Januari 2017.

"Asyam mengatakan disabet pakai rotan 10 kali. (Keluarga) telah ditanya juga dari kepolisian," kata dia.

Selengkapnya...

2. Layanan Rumah Sakit Langsung Berubah Usai Sidak Zumi Zola

Gubernur Jambi, Zumi Zola saat menghadiri acara pembukaan Rapimnas BM PAN 2016, Jakarta, Jumat (8/4/2016). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sejumlah pasien dan keluarga mengaku ada perubahan signifikan dari pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Raden Mattaher, usai inspeksi mendadak atau sidak oleh Gubernur Jambi, Zumi Zola, Jumat dini hari, 20 Januari 2017.

"Petugas medisnya sepertinya jadi lebih ramah," ucap Izham di Jambi, Senin, 23 Januari 2017.

Tidak itu saja, Imah seorang pasien di RSUD Raden Mattaher mengaku pelayanan para petugas medis di rumah sakit tersebut terlihat lebih cepat.

Usai sidak yang dilakukan Gubernur Zumi Zola sempat menjadi heboh, khususnya di kalangan internal rumah sakit. Sebab, ada 12 orang yang terpaksa diberi surat peringatan atau SP3 karena kedapatan tertidur pulas saat jam jaga.

Selengkapnya...

3. Sulami dari Sragen Jadi Manusia Kayu Selama 23 Tahun

Sulami, gadis penderita kelumpuhan warga Dukuh Selorejo Wetan, Mojokerjo, Kedawung, Sragen, Jateng. (Liputan6.com/Fajar Abrori)‎

Sulami, gadis asal Dukuh Selorejo Wetan, Mojokerjo, Kedawung, Sragen, Jawa Tengah, mengidap penyakit langka, yakni kelumpuhan badan.

Kini, perempuan berusia 35 tahun itu hanya terbujur kaku di tempat tidur. Karena terbujur kaku itulah, Sulami kerap disebut sebagai manusia kayu.

Awal mula Sulami menderita kelumpuhan ketika usia 10 tahun. Pada bagian leher belakang Sulami ada benjolan. Ia kemudian menggaruk benjolan itu hingga menimbulkan luka. Ternyata, benjolan itu menjalar ke seluruh tubuh.

"Tubuhnya kaku. Dia hanya bisa tiduran di kasur. Ini tinggal pergelangan kaki, tangan serta leher yang bisa digerakkan," tutur Ginem sang nenek.

Selengkapnya...

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.