Sukses

Cerita Mengejutkan di Balik Penembakan Pengusaha Airsoft Gun

Pembunuhan dua tahun lalu menguak tabir penembakan pengusaha airsoft gun hingga tewas.

Liputan6.com, Medan – Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Polda Sumut) membeberkan cerita mengejutkan di balik pembunuhan seorang pengusaha airsoft gun bernama Indra Gunawan alias Kuna.

Kapolda Sumut Irjen Rycko Amelza Dahniel mengatakan, kasus pembunuhan yang terjadi di kawasan Jalan Ahmad Yani, Kelurahan Kesawan, Kecamatan Medan Barat, Medan, merupakan serangkaian pembunuhan berseri.

"Pelaku pembunuhan dalam kasus ini adalah satu kelompok yang terorganisir," kata Rycko saat menggelar konferensi pers di Rumah Sakit Bhayangkara, Jalan KH Wahid Hasyim, Medan, Minggu, 22 Januari 2017.

Menurut Rycko, kasus yang diungkap kali ini merupakan pembunuhan berseri. Pembunuhan pertama terjadi pada 5 April 2014 lalu, kemudian pembunuhan seri kedua terjadi pada 18 Januari 2017 kemarin.

Pada seri pertama, korbannya adalah Huriah, karyawan di toko Kuna. Sasaran kedua adalah Kuna sendiri selaku pemilik toko.

"Dua seri pembunuhan dilakukan oleh kelompok yang sama. Kelompok jaringan pembunuhan bersenjata terhadap korban yang sama," kata Rycko.

Pada 5 April 2014, kelompok itu membunuh dengan cara memukul korban menggunakan benda keras di tempat kejadian perkara (TKP) yang sama, yaitu Jalan Ahmad Yani. Akibat pemukulan itu, korban Huriah meninggal dunia.

Kelompok tersebut kembali membunuh pada 18 Januari 2017 sekitar pukul 08.30 WIB. Sasarannya Indra Gunawan atau Kuna yang baru saja membuka tokonya.

"Ini dilakukan oleh kelompok yang sama dengan eksekutor yang berbeda," ucap Kapolda.

Rycko menuturkan, kasus ini terungkap setelah para penyidik gabungan dari Polrestabes Medan bersama Direktorat Kriminal Umum Polda Sumut yang dipimpin langsung Kapolrestabes Medas Kombes Sandi Nugroho mengungkap kasus seri pertama.

Penangkapan diawali dengan pengungkapan pembunuhan seri pertama atas nama tersangka Muslim pada Sabtu sore, 21 Januari 2017. Muslim diamankan di kawasan Bakaran Batu, Deli Serdang, dan kemudian berturut-turut ditangkap tersangka Culun.

"Muslim pada seri pertama sebagai eksekutor, sedangkan Culun sebagai pengemudi sepeda motor. Yang memukul langsung adalah Muslim, pengemudinya adalah Culun," tutur dia.

Dari kedua pelaku seri pertama tersebut, petugas mendapatkan informasi yang sangat penting. Keduanya sempat mendapatkan tugas untuk membunuh seri kedua, tapi keduanya menolak.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kawanan Pembunuh Bayaran

Dari informasi tersebut, ditambah dengan bantuan dari Mabes Polri, petugas gabungan mengungkap jaringan besar. Selanjutnya, polisi menangkap pengemudi pada pembunuhan seri kedua bernama Zonhendral atau Zen pada Minggu, 22 Januari 2017, pukul 01.45 WIB di kawasan Karang Sari, Medan Polonia.

"Dari penangkapan Zen tersebut, jelas diketahui siapa otak kepemimpinan daripada jaringan pembunuh bayaran ini," ucap Kapolda.

Kapolda menuturkan, setelah Zen ditangkap, polisi menangkap pelaku lainnya atas nama Rawi pada pukul 05.00 WIB. Kemudian, berkembang mulai dari senjata yang disimpan kepada Ayen, lalu Ayen menyerahkan kepada Jon Marwan.

"Ditangkap berturut-turut sampai dengan tadi pagi (Minggu). Lalu ditangkap eksekutor pembunuhan seri kedua, yaitu Putra, pada pukul 08.30 WIB," ujar dia.

Kapolda mengungkapkan pada saat penangkapan terjadi perlawanan-perlawanan yang dilakukan para pelaku, sehingga dua tersangka bernama Rawi dan Putra terpaksa ditembak dan akhirnya meninggal dunia. Ada juga tersangka lain yang ditembak di bagian kaki.

"Latar belakang motif pelaku adalah mereka mendapatkan pesanan untuk melakukan pembunuhan. Dan pesanan tersebut sudah dua kali dilakukan. Kita akan terus ungkap apakah ada kasus-kasus pembunuhan lain yang dilakukan oleh pelaku pembunuhan tersebut," kata jenderal bintang dua itu.

Rycko yang juga mantan ajudan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu menyebut, seluruh rumah para tersangka diberi garis polisi untuk diselidiki terkait kemungkinan pembunuhan lainnya.

"Ini sungguh kejadian yang luar biasa yang terjadi di sini. Saya sudah berkali-kali memberikan ultimatum yang sangat keras kepada para preman. Apalagi, kepada para pembunuh bayaran seperti ini. Saya akan tindak tegas para preman," ucap Rycko.

Untuk mengungkap tersangka lain dalam kasus ini, polisi akan mengidentifikasi tiga senjata api yang disita, mana yang rakitan dan yang organik. Bila senjata organik, akan diperiksa sumber senjata berasal.

Disinggung motif pembunuhan yang dilakukan para pelaku, Rycko menambahkan pembunuhan yang dilakukan para tersangka kepada Indra Gunawan alias Kuna atas suruhan dari seseorang berinisial RJ, di mana saat ini RJ sudah berhasil ditangkap petugas dan masih berada di Jambi. Pihaknya juga masih mendalami motif pembunuhan tersebut.

"Komunikasi elektronik dari handphone juga akan ditelusuri. Kita akan melakukan analisa elektronik untuk menemukan jaringan atau kejadian-kejadian yang telah terjadi sebelumnya. Ada juga bukti pembayaran dari pemesan," kata Kapolda Sumut.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.