Sukses

Gara-Gara Ini Penghuni Lapas Jambi Mengamuk

Para tahanan dan napi meminta Kalapas Jambi dipecat.

Liputan6.com, Jambi - Kericuhan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Jambi pada Jumat pagi, 20 Januari 2017, akhirnya bisa diredam. Ratusan aparat kepolisian dibantu sejumlah sipir dapat menenangkan kondisi di lapas klas II tersebut.

Berdasarkan informasi, para tahanan dan narapidana mengeluhkan banyaknya tekanan dari pihak lapas. "Oleh lapas keluarga dilarang membawa makanan untuk kami," ujar salah seorang sumber di Lapas Jambi yang enggan ditulis namanya.

Akibat larangan membawa makanan itu, otomatis para tahanan dan napi membeli makanan atau jajan di koperasi lapas. Masalah ternyata tidak sampai di situ, harga makanan atau minuman di koperasi lapas dinilai tidak wajar.

"Harga di koperasi jauh lebih mahal dari biasanya, naiknya sampai 150 persen," tutur sumber tersebut.

Tidak itu saja, para tahanan dan napi juga mengeluhkan fasilitas kesehatan di dalam lapas yang tidak memadai. Bahkan menurut sumber ini, sejak pergantian kepala lapas sudah ada delapan narapidana yang meninggal.

"Kami sulit memperoleh layanan kesehatan. Jika ada napi yang sakit meninggal di blok, dibilangnya meninggal di klinik," ujar dia.

Karena itu, para penghuni penjara juga mendesak agar Kalapas Jambi diganti.

Sementara itu, Kepala Kanwil Kemenkum HAM Jambi, Bambang Palasara membantah jika terjadi kerusuhan di dalam Lapas Jambi. "Mereka hanya menyampaikan aspirasi."

Menurut dia, salah satu tuntutan napi adalah terkait makanan yang masuk ke dalam lapas. Karena dinilai terlalu ketat, sejumlah napi dan tahanan protes.

"Jadi tidak (rusuh), mereka (napi dan tahanan) hanya melempar botol kosong," ucap Bambang.

Adapun Gubernur Zumi Zola yang mendengar ada keributan tersebut turut meninjau lapas yang letaknya tidak begitu jauh dari Kantor Gubernur Jambi.

Tak hanya meninjau, Zumi Zola juga menyempatkan diri menunaikan salat Jumat di dalam masjid Lapas Jambi. "Saya dengar ada keributan, namun sejauh ini saya lihat kondusif."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini