Sukses

Nasib Menyedihkan Peti Batu Jejak Zaman Perunggu

Peti batu berimbas menjadi tempat manusia zaman perunggu menaruh barang-barang berharga mereka, seperti emas dan perabotan.

Liputan6.com, Cirebon - Sejumlah benda-benda peninggalan bersejarah di Cirebon belakangan banyak ditemukan. Salah satunya adalah peti batu berimbas yang disinyalir ada sejak zaman perunggu.

Sejumlah peti batu berimbas yang ada di kawasan Desa Belawa, Kecamatan Lemahabang, Kabupaten Cirebon tersebut saat ini menjadi perhatian warga sekitar untuk menjaga dan melestarikannya.

Namun, tidak ada perhatian sama sekali dari pemerintah sehingga kondisinya memperihatinkan. Salah seorang warga Desa Belawa, Anto Arianto menyebutkan, peti batu berimbas ditemukan warga sejak 20 tahun lalu.

Warga meyakini peti batu berimbas ini merupakan peninggalan zaman perunggu. "Sama sekali belum ada perhatian dari pemerintah. Sejak ditemukan warga sampai sekarang ya baru warga sekitar aja yang merawatnya," kata Anto, Rabu, 18 Januari 2017.

Dia mengatakan, peti batu berimbas ini sudah pernah diteliti dan diuji oleh Badan Arkeolog di dari Bandung. Hasilnya, Badan Arkeolog meminta warga setempat untuk menjaga peninggalan zaman perunggu itu.

Pasalnya, peninggalan bersejarah pada zaman perunggu tersebut sudah semakin sulit ditemui. Dia mengakui, peninggalan zaman perunggu hanya ditemukan di beberapa daerah saja, salah satunya Desa Belawa, Kecamatan Lemahabang, Kabupaten Cirebon.

Dia juga menuturkan, peti batu dengan jenis andesit ini merupakan salah satu model penyimpanan barang-barang yang disukai masyarakat saat itu. Misalnya, pada zaman itu orang kaya suka menyimpan emas maupun perabotan rumah tangga yang dianggap berharga. Peti batu berimbas menjadi tempat manusia zaman perunggu menaruh barang-barang berharga mereka, seperti emas dan perabotan. (Liputan6.com/Panji Prayitno)

Selain menyimpan barang berharga pada zaman perunggu, Peti Batu Berimbas tersebut juga kerap dijadikan peti mati untuk manusia pada zaman perunggu. Namun, jejak prasejarah itu sudah terpecah-pecah hingga tidak berbentuk seperti peti batu berimbas lagi.

"Karena kami juga merawat seadanya mengingat anggaran perawatan juga pasti mahal. Yang pasti kami jaga terus setiap hari," kata Anto.

Dia mengaku sudah berupaya meminta bantuan dan perhatian kepada pemerintah Kabupaten Cirebon terhadap benda bersejarah ini. Namun, hingga saat ini belum ada tanggapan serius dari pemerintah setempat.

"Padahal kalau diperhatikan dan dirawat bisa menjadi salah satu objek wisata sejarah di Cirebon. Tapi nyatanya tidak ada perhatian sama sekali bahkan kesannya pemerintah mengabaikan," ucap Anto.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.