Sukses

Raja-Raja Nusantara Kumpul di Yogyakarta, Ada Apa?

Para raja dan sultan merancang wadah tunggal.

Liputan6.com, Yogyakarta - Para raja dan sultan di Indonesia berkunjung ke Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada Jumat 13 Januari 2017. Mereka sebelumnya mengunjungi beberapa daerah di Yogyakarta seperti Bantul dan Kota Jogja.

Mereka berjalan dari hotel Ina Garuda menuju Komplek Kepatihan untuk bertemu dengan Raja Kraton Yogya yang juga Gubernur DIY Sultan HB X.

Sekretaris Jenderal Badan Pengurus Silaturahmi Nasional Raja Nusantara Indonesia, Raja Samu Samu VI De Laatste Van Koning Stamboom Maluku YM Upu Latu M. L. Benny Ahmad Samu Samu, mengatakan beberapa raja dan sultan yang hadir di Yogya ini di antaranya dari Kasepuhan Cirebon, Deli Sumatra Utara, Kutai Kartanegara, Indrapura Sumatra Barat.

Mereka datang untuk bertemu dengan Sultan HB X terkait dengan Silatnas Raja dan Sultan ke 5 tahun 2017. Menurut Upu Latu rencananya acara tahunan itu akan digelar di Yogyakarta namun terpaksa diubah tempatnya karena Raja Kraton Yogya masih sibuk dengan laporan pertanggungjawaban Pemda DIY ke Mendagri.

"Akhirnya di kabupaten Limapuluh Kota di Sumatra Barat," ujarnya di Kompleks Kepatihan Yogya, Jumat (13/1/2017).

Ia melanjutkan pertemuan in juga membahas tentang banyaknya organisasi yang berisi tentang raja dan sultan di Indonesia. Panitia Silatnas Raja dan Sultan sedang menggodok untuk menentukan satu wadah tunggal bagi para raja dan sultan. Sebab saat ini tercatat ada lima organisasi yang mengatasnamakan raja dan sultan.

"Silatnas sudah dibahas sudah sepakat dua hari lalu juga ditelepon pemerintah atas kesepakatn beliau dan pemikiran maka kita akan bentuk satu wadah tunggal sultan dan raja nusantara. Tidak ada lagi perlu organisasi lain," ujarnya.

Upu Latu mengatakan saat ini sesuai dengan pendataannya terhitung per tahun 2012 total raja dan sultan abad ke-1 hingga abad 18 ada 202 kesultanan dan kerajaan di seluruh Indoensia.

Sultan HB X mengatakan dengan adanya satu wadah tunggal ini akan membuat kepastian bagi para raja dan sultan dalam berkomunikasi. Selama ini ia mengaku tidak pernah aktif di lima organisasi raja dan sultan yang ada. Sebab wadah itu diisi yang bukan dari kalangan raja maupun sultan juga kedatuan.

Sultan juga mengatakan jika wadah tunggal bagi para raja dan sultan ini baik bagi nusantara. Nusantara memiliki budaya tinggi dan tidak harus mengikuti budaya dari barat. Bahkan budaya yang ditinggal para leluhur juga sangat baik bagi rakyat Indonesia saat ini.

"Yang penting tidak ada ketuanya, ini hanya tempat musyawarah," ujarnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.