Sukses

Mahasiswa Bengkulu 'Razia' Gedung Wakil Rakyat, Ternyata...

BEM se-Kota Bengkulu menggelar unjuk rasa yang disebut pula aksi 121 di dua lokasi, yakni kawasan Simpang Lima dan Gedung DPRD.

Liputan6.com, Bengkulu - Ratusan mahasiswa dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Kota Bengkulu dan organisasi kemahasiswaan menggelar unjuk rasa menolak kenaikan harga bahan bakar minyak atau BBM di tengah guyuran hujan lebat pada Kamis siang tadi.

Para demonstran menggelar unjuk rasa yang disebut pula aksi 121 itu di dua lokasi, yakni kawasan Simpang Lima dan Gedung DPRD Provinsi Bengkulu. Awalnya, aksi berjalan tertib.

Hujan lebat disertai angin kencang yang mengguyur Kota Bengkulu bahkan tak menyurutkan niat para mahasiswa itu. Mereka tergabung dalam organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI), Persatuan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), dan para anggota BEM se-Kota Bengkulu untuk melakukan aksi.

Tepat pukul 10.00 WIB, para demonstran bergabung di depan gerbang Gedung DPRD dan menggelar orasi. Namun, tidak ada satu anggota DPRD yang masuk kantor. Kondisi ini memicu kemarahan para mahasiswa.

Saling dorong sempat terjadi antara mahasiswa dan aparat kepolisian. Beberapa mahasiswa yang mencoba menerobos blokade pengamanan dihalau, bahkan nyaris terjadi bentrok fisik.

Setelah bernegosiasi, 20 orang perwakilan mahasiswa diperbolehkan memasuki gedung DPRD. Mereka kemudian menggelar sweeping dikawal aparat yang dipimpin langsung Kapolres Bengkulu AKBP Ardian Indra Nurinta.

Sekretaris DPRD Syofwin Syaiful yang menerima perwakilan demonstran mengatakan, saat ini seluruh anggota DPRD sedang kunjungan kerja atau kunker ke beberapa daerah. sebanyak 45 anggota dewan itu memang semuanya tidak berada di Bengkulu.

"Tidak ada surat pemberitahuan kepada kami, bahwa hari ini mereka akan menyampaikan aspirasi ke DPRD, semua anggota dewan sedang kunker," ucap Syofwin di Bengkulu, Kamis (12/1/2017).

Ditengah guyuran hujan dan angin kencang Mahasiswa Bengkulu menggelar aksi 121 di depan gedung DPRD (Liputan6.com/Yuliardi Hardjo)

Koordinator lapangan (korlap) aksi Muhammad Yudha mengungkapkan kekecewaannya. Sebab, Rabu merupakan hari kerja dan mereka menyampaikan aspirasi adalah hak sebagai warga negara.

"Kami kecewa, tidak ada satu pun anggota dewan yang ngantor pada hari ini. Bagaimana rakyat mau menyampaikan aspirasi jika mereka semua sibuk saja dengan kunjungan kerja," Yudha menegaskan.

Kapolres Bengkulu Ardian Indra Nurinta mengaku sudah menjalankan prosedur pengamanan aksi sesuai dengan standar dan prosedur kepolisian. Terjadinya saling dorong dan nyaris bentrok itu merupakan hal yang biasa dalam penanganan aksi.

Polisi pun sudah mencoba memfasilitasi aspirasi para mahasiswa kepada lembaga DPRD. Namun karena memang tidak ada anggota dewan yang ngantor, polisi hanya mengawal saja para mahasiswa melakukan sweeping.

"Mereka tidak percaya jika anggota DPRD sedang tugas keluar semua, kami kawal saja mereka melakukan pemeriksaan seluruh ruangan di gedung DPRD ini," kata Kapolres Bengkulu memungkasi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.