Sukses

ASI Selamatkan Bayi Yatim Piatu dari Trauma Kepala

Ibunya meninggalkan stok ASI untuk Tsaqif sebelum kecelakaan merenggut nyawanya.

Liputan6.com, Yogyakarta - Muhammad Tsaqif, bayi 4 bulan yang kehilangan kedua orangtuanya karena kecelakaan di Jalan Magelang 22 Desember 2016 lalu selamat dari trauma kepala. Setiap hari, kondisi Tsaqif menunjukkan peningkatan. 

Kakak sepupu Tsaqif yang setia menunggu di RSUP Sardjito, Takas, mengatakan setiap hari ada peningkatan yang terjadi. Ia percaya keajaiban dapat terjadi untuk adik sepupunya itu.

Setiap hari, Takas siap menunggu dan memberikan persediaan asupan Air Susu Ibu (ASI) yang ditinggalkan oleh ibu Tsaqif sebelum meninggal. Ibunya, kata Takas, selalu menyediakan ASI untuk Tsaqif. Namun, persediaan ASI peninggalan ibunya mulai terbatas.

"Minum ASI ibunya. Jadi, tante (ibunda Tsaqif) itu selalu mengambil asi saat sedang santai. Pas kerja gitu, pas istirahat, ASI-nya diperah buat Tsaqif. Kalau pas selow, selalu sediakan ASI. Jadi persediaannya banyak, tapi sekarang sudah mulai menipis," ujar Takas di Sardjito Kamis, 5 Januari 2017.

Takas mengatakan perkembangan kondisi adiknya bukan tanpa sebab. Dia percaya ASI yang disediakan tantenya untuk Tsaqif itu menjadi obat mujarab perkembangan adiknya. Hal inilah yang menyebabkan adiknya selamat dari trauma kepala dengan potensi kesembuhan kecil.

"Saya percaya jika ASI-nya itu jadi obat bagi adik. Semoga sembuh total, mohon doanya," kata dia.

Takas menceritakan kehadiran Tsaqif merupakan permintaan Wildan, kakaknya. Waktu itu, Wildan meminta adik kepada orang tuanya. Namun, pada 17 Agustus 2016 lalu baru terpenuhi doanya.

Maka itu, Wildan sangat sayang kepada adiknya. Dia hampir tiap hari sepulang sekolah selalu menjaga adiknya di RSUP Sardjito.

"Setelah sekolah ke sini. Sayang banget," kata dia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Sang Kakak Terima Kenyataan

Takas mengatakan kondisi Tsaqif dan Wildan mengundang simpati orang-orang yang ada di rumah sakit. Meski masih kecil, Wildan merupakan anak yang kuat setelah ditinggal orang tuanya. Wildan juga sudah menerima jika ayah dan ibunya pergi untuk selamanya karena kecelakaan.

"Wildan sudah menerima sudah doain. Kadang-kadang orang jenguk, empati. Kasihan Wildan, sudah berusaha kuat dan menerima. Kalau lihat orang sedih jadi keinget lagi orang tuanya," kata dia.

Tidak hanya sesama penunggu pasien. Kondisi dua anak yatim piatu ini juga mengetuk hati para dokter. Bahkan, dokter di RSUP Sardjito berusaha mengumpulkan donasi dan penggalangan dana demi Tsaqif dan Wildan. Penggalangan dana ini dikoordinasikan oleh dokter Grace.

"Dokter Grace melihat kakaknya di ruang HCU, nunggu di dalam. Melihat siapa kok anak kecil nunggu anak kecil dia nyari keluarga. Waktu itu saya yang nunggu. Dibawa ke dalam. Dia terketuk hatinya. Lalu ditanya kejadian seperti apa. Dia ikut operasi ibunya waktu itu. Minta izin penggalangan dana di komunitas dokter. Ternyata efeknya besar banget, sampai kayak gini," ujar Takas.

Takas mengatakan jika bantuan donasi dari para dokter sangatlah besar bagi kedua adiknya. Khususnya, demi masa depannya nanti. Namun, yang jelas penggunaan dari bantuan itu akan selalu dipantau keluarga besar.

Dengan demikian, uangnya benar-benar bermanfaat bagi adik adiknya kelak. Ia pun terbuka jika memang ada masyarakat yang ingin membantu kehidupan adiknya.

"Semoga cepat sembuh dan kembali pulang. Bisa hubungi Pakde saya Basuki. Semoga bantuannya dapat bermanfaat, bisa hubungi 08174129747," tandas Takas.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.