Sukses

Cuaca Buruk, Bencana Warnai Awal 2017 di Brebes

Warga diminta tetap waspada selama musim penghujan ini.

Liputan6.com, Brebes - Hujan deras disertai angin kencang dan petir yang mengguyur wilayah Brebes Jawa Tengah dan sekitarnya pada Minggu, 1 Januari 2017, mengakibatkan ratusan rumah terendam banjir. Ada satu rumah warga tersambar petir dan ruas jalan provinsi ambles.

Satu rumah milik seorang janda dua anak bernama Darni (66) di Desa Pulosari Kecamatan Brebes Kabupaten Brebes tersambar petir. Saat petir menyambar, Darni mengaku tengah tidur di ranjang dekat dapur, sementara dua anak beserta keluarganya tengah rekreasi di Pantai Randu Sanga.

Kejadian yang berlangsung pukul 17.00 WIB itu sontak membuat Darni kaget dan berteriak meminta tolong warga sekitar. Petir yang menyambar mulai dari ruang tamu dan dua kamar mengakibatkan semua barang elektronik miliknya hancur.

"Barang elektronik di rumah di antaranya adalah dua buah televisi, tiga buah kipas angin, satu buah lemari es dan magic com," ucap Darni, Senin (2/1/2017) di rumahnya.

Beruntung, kebakaran tidak terjadi karena aksi spontan warga dengan menyiram semua barang yang terbakar. Warga pun turut membantu Darni membersihkan dan memasang genting rumahnya.

Kepala Desa Pulosari Kasandi membenarkan salah satu warganya mengalami musibah itu. Pihak desa juga sudah meneruskannya ke Kecamatan.

"Tidak ada korban jiwa dari kejadian itu, namun kerugian ditaksir sekitar Rp 15 juta," ucap Kasandi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Ratusan Rumah di Losari Terendam Banjir

Sementara itu, ratusan rumah warga di Desa Bojongsari, Kecamatan Losari, Kabupaten Brebes, terendam banjir di awal tahun 2017 ini. Banjir terjadi akibat meluapnya air Sungai Cisanggarung, setelah hujan deras mengguyur wilayah itu seharian penuh.

Selain di Desa Bojongsari, hujan deras juga menyebabkan banjir di beberapa wilayah di Kabupaten Brebes. Kepala Desa (Kades) Bojongsari, Kecamatan Losari, Kojin mengatakan, Sungai Cisanggarung yang menjadi batas wilayah Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Barat itu mulai meluap sejak Sabtu malam.

Kojin menambahkan, luapan sungai menyebabkan ratusan rumah di tiga pedukuhan di wilayahnya terendam banjir. Diantaranya, di Dukuh Bojongsari 1, Dukuh Bojongsari 2, dan Dukuh Bantarsari.

"Hingga saat ini data yang kami terima, di Dukuh Bojongsari 1 ada sebanyak 100 rumah yang terendam dan di Dukuh Bojongsari 2 serta Dukuh Bantarsari ada sebanyak 23 rumah," ucap Kojin.

Sedangkan, ketinggian air yang masuk ke rumah warga itu rata-rata mencapai 30 sentimeter. Untuk mengantisipasi air masuk lebih tinggi, warga membuat tanggul buatan di sekitar rumahnya. 

Saat ini, banjir yang merendam rumah warga telah surut. Warga mulai membersihkan rumahnya dari sisa banjir.

"Air sudah mulai surut karena dari limpasan Sungai Cisanggarung," kata dia.

Akibat peristiwa banjir itu, pihaknya meminta Pemkab untuk membuat tanggul permanen di sungai tersebut. Apalagi, banyak rumah penduduk di desanya yang langsung berbatasan dengan tanggul sungai sehingga rawan terkena banjir.

Sementara, Plt Camat Losari Subagiyo mengatakan, Desa Bojongsari memang daerah rawan banjir. Selain Bojongsari, Desa Babakan di kecamatannya juga rawan banjir karena berdekatan dengan Sungai Cisanggarung.

"Ya kalau tidak segera dibuat tanggul, maka akan mengancam desa lain. Saya berharap pemerintah untuk segera membuat tanggul darurat. Untuk sementara ini, warga membuat tanggul pasir di bantaran sungai Cisanggarung," ucap Subagiyo.

3 dari 3 halaman

Jalur Provinsi Banjarharjo-Salem Ambles

Bagi pengguna jalan yang akan melintasi jalur Provinsi Jawa Tengah, yakni jalur Banjarharjo-Salem, Kabupaten Brebes, diimbau untuk ekstra hati-hati.

Pasalnya, saat ini kondisi badan jalan tersebut. Tepatnya di sebelah selatan Desa Sindangheula (daerah Kemancing) ambles akibat diguyur hujan deras pada Sabtu malam kemarin.

"Jalan provinsi ini adalah jalur satu-satunya, tidak ada jalur altenatif lainnya. Kalaupun ada, pengguna jalan, khususnya bagi warga Desa Salem hendak ke Brebes, maka harus melewati atau muter lebih dari 40 kilometer ke puncak Lio, Salem kemudian menuju ke Sumiati (Bumiayu)," ucap Heri, warga Banjarharjo Brebes Jateng.

Ia menambahkan, jika hujan deras kembali mengguyur, akan sangat membahayakan keselamatan warga setempat dan pengguna jalan yang hendak melintasinya.

"Lha, kan apalagi kalau sampai putus, jelas akan sangat membahayakan sekali," kata dia.

Sementara itu, Kapolsek Banjarharjo AKP Kamal Hasan mengatakan, badan jalan tersebut ambles sekitar 46 meter, lebar 5 meter dengan kedalaman sekitar 2,60 meter.

Kamal menerangkan, tidak ada korban jiwa dari kejadian yang diakibatkan intensitas curah hujan yang tinggi tersebut. Namun, kerugian ditaksir sekitar Rp 80 juta.

Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, jajaran kepolisiannya telah memasang pagar betis dari bambu dan rambu peringatan demi keselamatan pengguna jalan.

"Selain itu, kami juga sudah berkoordinasi dengan pihak terkait, khususnya PU Bina Marga Provinsi Jateng agar segera mengambil tindakan, yakni perbaikan," imbuh dia.

Sebelumnya, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Brebes Eko Andalas mengatakan ada sembilan kecamatan di Brebes yang rawan bencana tanah bergerak.

"Saya minta warga untuk waspada," ucap Eko Andalas.

Ia menyebutkan sembilan kecamatan itu adalah Sirampog, Salem, Bantarkawung, Bumiayu, Paguyangan, Tonjong, Larangan, Ketanggungan, dan Banjarharjo.

Menurut dia, kerawanan itu berdasarkan pemetaan yang dilakukan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi pada 2015 lalu. Kepada warga yang berada di wilayah perbukitan diminta untuk waspada pada saat musim penghujan ini.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.