Sukses

Pemisahan Berhasil, Tali Pusat Kembar Siam Desta Desty Meradang

Kedua bayi kembar siam dipantau intensif karena peradangan bisa mengancam jiwa keduanya.

Liputan6.com, Surabaya - Usai operasi pemisahan dilakukan, bayi kembar siam tali pusat asal Probolinggo, Desta Amadatuz Zahro dan Desty Amadatuz Zahru, mengalami peradangan.

Saat ditemui di ruang kerjanya di RSUD Dr Soetomo, Surabaya, Jawa Timur, Ketua Tim Dokter Kembar Siam Agus Harianto SpA(K) menyatakan lubang buatan di perut kedua bayi sempat memerah. Lubang itu dibuat karena bayi tidak memiliki anus. 

Hal tersebut, kata Agus, menyusul suksesnya operasi pemisahan dan kurang stabilnya kondisi tubuh bayi. Kekhawatiran berikut yang muncul adalah infeksi.

"Awal dirujuk, kedua bayi sudah mengalami peradangan. Jadi, setelah dioperasi, tim kami harus mencermati pada bagian pusar, karena jika tidak, kemungkinan terburuk terjadi infeksi dan ususnya menghitam serta perutnya memerah," tutur Agus, Kamis, 29 Desember 2016.

Agus mengungkapkan, agar infeksi tidak mengancam jiwa bayi dan mengganggu organ vital lainnya, solusi yang akan dipilih adalah operasi darurat kedua yakni memotong usus yang menghitam itu.

"Perkembangan saat ini saturasi oksigen dalam darah 138, tensi darah 100, denyut jantung 73. Jika Nekrosis terjadi akan segera dipotong. Tapi untuk sekarang, perubahan hanya terlihat pada kulit perut yang masih memerah," tutur dia.

Menurut Agus, perkembangan bayi Desty Amadatuz Zahro lebih meningkat dan tergolong relatif stabil. Namun, Desty belum melewati fase kritis. Kedua bayi saat ini masih dirawat di ruang isolasi Intensive Care Unit (ICU), Gedung Bedah Pusat Terpadu (GBPT).

"Masih mendapatkan bantuan pernapasan oksigen nasal CPAP pada bayi dua dan masker pada bayi satu karena penetrasi otot-otot pernapasannya masih dalam gangguan," kata dia.

Dokter spesialis bedah anak, Purwadi SpBA (K) yang memimpin proses operasi pemisahan bayi dari pasangan Nurul Iman Mustari dan Jumami itu, membenarkan pada bagian bekas operasi saat ini terlihat meradang.

Kekhawatirannya, peradangan ini bisa mengancam jiwa. Untuk saat ini, penanganan yang dapat dilakukan adalah pemberian obat anti-infeksi dan penyinaran ultraviolet.

"Obat ini untuk mereda infeksi yang sekarang sedang ditandai adanya peradangan, tapi untuk saat ini belum perlu tindakan operasi darurat," ujar Purwadi.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.