Sukses

Pendakian Tahun Baru di Gunung Ciremai sampai Merapi

Gunung-gunung aman didaki saat Tahun Baru.

Liputan6.com, Kuningan - Pengelola sejumlah gunung mencatat banyak para pendaki yang akan merayakan Tahun Baru di puncak gunung. Untungnya kondisi cuaca relatif kondusif untuk pendakian.

Pada pergantian malam Tahun Baru 2017 tercatat 900 pendaki sudah mendaftarkan diri untuk mendaki Gunung Ciremai atau Gunung Ceremai yang berada di dua kabupaten, yaitu Kuningan dan Majalengka, Jawa Barat.

Angka itu masih bisa bertambah karena sampai sekarang pendaftaran pendakian juga masih dibuka untuk para pendaki yang ingin menikmati malam pergantian tahun di puncak gunung tertinggi di Jabar itu.

Kepala Humas Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC), Agus Yudantara, mengatakan pendakian ke Ciremai masih terbilang aman. Karena itu tidak ada larangan di dalam pendakian.

"Asalkan para pendaki harus terus waspada, terutama ketika hujan turun," kata dia, Kamis, 29 Desember 2016, dilansir Antara.

Ia menambahkan sampai saat ini di wilayah kerja TNGC yang berada di dua Kabupaten di Jabar itu wisatawan terus mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya.

"Sampai sekarang ini sudah ada 390 ribu wisatawan yang mengunjungi TNGC," tutur dia.

Dia menyebutkan wisatawan memilih beberapa tempat wisata andalan yang ada di TNGC, seperti bumi perkemahan, air terjun dan juga pendakian Gunung Ciremai.

Semua kawasan wisata yang berada di TNGC merupakan wisata alam, di mana para wisatawan bisa menikmati alam pegunungan yang sejuk juga indah.

"Kebanyakan mereka memilih perkemahan, pendakian dan juga yang lain di wilayah itu," Agus menambahkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Gunung Slamet Aman

Jalur pendakian Gunung Slamet yang berada di perbatasan wilayah Kabupaten Banyumas, Pemalang dan Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, masih aman dilalui oleh pendaki.

Petugas Pos Pendakian Gunung Slamet Jalur Bambangan, Suwandi, mengatakan hingga kini jalur pendakian ke Gunung Slamet masih aman dan tidak ada masalah yang berarti.

"Kondisi cuaca maupun masalah kilatan cahaya yang sempat diisukan ada di puncak Gunung Slamet tidak mempengaruhi pendakian," kata dia.

Suwandi mengatakan pula, selama lima hari terakhir, Gunung Slamet belum diguyur hujan sehingga diperkirakan perayaan Tahun Baru 2017 di kawasan gunung ini akan ramai.

"Kami berharap kondisi cuaca cerah ini dan bisa bertahan hingga menjelang Tahun Baru 2017," kata dia.

Menurut dia, para pendaki masih bisa melaksanakan kegiatan pendakian seperti biasa karena kondisi cuaca tidak mengkhawatirkan.

Kendati demikian, kata dia, para pendaki disarankan mendirikan tenda di Pos 7 yang lokasinya paling strategis untuk mendirikan tenda atau di Pos 9 yang merupakan pos puncak Gunung Slamet dari jalur Bambangan.

Suwandi menambahkan, ribuan pendaki dari berbagai daerah di Indonesia diperkirakan akan merayakan Tahun Baru 2017 di ketinggian 3.428 mdpl di puncak Gunung Slamet yang merupakan puncak gunung tertinggi di Jateng.

3 dari 4 halaman

Lonjakan Pendaki ke Papandayan

Kunjungan wisatawan dari berbagai daerah ke Gunung Papandayan, Kabupaten Garut, Jawa Barat, meningkat pada musim libur Natal dan menjelang pergantian tahun 2017.

"Sekarang sudah menunjukkan peningkatan sampai 30 persen, kemungkinan puncak kunjungan nanti tahun baru," ujar Direktur PT Astri Indah Lestari (AIL) pengelola wisata Gunung Papandayan, Tri Persada.

Ia menyebutkan hari biasanya tingkat kunjungan rata-rata 150 orang setiap harinya. Sedangkan sejak libur sekolah dan Natal 2016 pengunjung mencapai 500 orang.

Menurut dia, meningkatnya kunjungan wisatawan ke Gunung Papandayan tersebut karena mudahnya akses jalan dan fasilitas yang sudah dibangun perusahaan.

"Kita bangun fasilitas untuk kenyamanan pengunjung," tutur dia.

Pengunjung ke Gunung Papandayan tercatat berasal dari berbagai daerah seperti Jakarta, Bandung, Bogor, Bekasi, Bali, bahkan dari mancanegara.

Wisatawan, menurut Tri, datang untuk sekadar jalan-jalan menuju kawah Papandayan dan hutan mati, selain tujuan utama bagi kaum muda yaitu berkemah.

"Kebanyakan mereka yang datang ke sini untuk menikmati keindahan Gunung Papandayan," kata dia.

Terkait persiapan menyambut Tahun Baru di Gunung Papandayan, kata Tri, pihaknya hanya mempersiapkan meningkatkan fasilitas dan keamanan untuk kenyamanan pengunjung.

Sedangkan kegiatan untuk memeriahkan malam pergantian tahun, kata dia, sementara tidak ada, karena pihaknya baru mengelola objek wisata tersebut belum satu tahun.

"Untuk tahun ini karena kita belum tahu, mungkin nanti ada masukan harus seperti apa tahun baru, maka pasti akan kita berikan, sementara kita menampung aspirasi," kata dia.

Pengunjung Gunung Papandayan asal Jakarta, Rizki mengatakan baru pertama kali berkunjung dan menikmati setiap keindahan alam dan kesegaran udara yang tidak ada di Jakarta.

Ia menambahkan, fasilitas di kawasan wisata Gunung Papandayan sudah cukup baik, seperti tersedia tempat kamar mandi dan masjid yang nyaman.

"Fasilitas yang ada di sini sudah bagus seperti disediakan toilet di dekat kawah," Tri memungkasi.

4 dari 4 halaman

Sampai Pasar Bubrah

Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta telah memberikan rekomendasi kepada para pendaki Gunung Merapi saat malam Tahun Baru. Di antaranya merekomendasi pendakian hanya sampai Pasar Bubrah.

Tak hanya itu, BPPTKG juga membuat rekomendasi agar pendaki tidak melakukan aksi vandalisme, perusakan dan gangguan kepada stasiun pemantau di puncak Gunung Merapi.

Kepala BPPTKG Yogyakarta I Gusti Made Agung Nandaka mengatakan, pihaknya sudah memberikan rekomendasi saat pergantian malam Tahun Baru bagi para pendaki. Rekomendasi ini tertuang dalam Surat Rekomendasi Nomor 567/45/BGV.K/2016 tertanggal 23 Desember 2016.

Ada enam rekomendasi yang dikeluarkan di antaranya adalah pendaki dilarang untuk melakukan vandalisme dan perusakan di Stasiun Pemantau Gunung Merapi.

"Para pendaki diminta untuk tidak melakukan aktivitas apa pun di sekitar stasiun pemantauan dalam radius 30 meter karena dapat mengganggu kerja sensor pemantauan dalam mendeteksi vulkanik Gunung Merapi," ucap dia di Yogyakarta, Senin, 26 Desember 2016.

Nandaka menjelaskan rekomendasi selanjutnya adalah membatasi pendakian hanya sampai Pasar Bubrah atau (2.700 mdpl). Hal ini mengingat kondisi morfologi puncak yang tidak aman untuk beraktivitas.

Selain itu, dia menambahkan, ancaman bahaya letusan freatik yang mungkin masih terjadi. Alhasil, risiko semakin besar jika kepadatan jumlah pendaki yang tinggi.

"Para pendaki disarankan untuk selalu mengikuti informasi perkembangan cuaca di sekitar Gunung Merapi. Mengingat beberapa hari terakhir terjadi badai di Merapi dengan kecepatan angin 62 kilometer per jam yang tidak kondusif untuk pendakian," ujar dia.

Rekomendasi lainnya, berdasarkan data pemantauan baik instrumental maupun visual aktivitas Gunung Merapi saat ini dalam tingkat Normal. Tak ada indikasi akan adanya peningkatan aktivitas vulkanik yang dapat mengancam keselamatan kegiatan manusia di luar radius dua kilometer dari puncak.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.