Libur Natal, Warga Padati Camp Vietnam Batam

Liputan6.com, Batam - Libur akhir tahun rupanya tidak hanya pertokoan yang dipadati pengunjung yang mengejar diskon, tetapi sebuah kampung tua pun menjadi objek menarik bagi wisatawan. Seperti Camp Vietnam di Batam.

Pada libur Natal ini, kampung kosong itu justru diserbu wisatawan, tidak hanya wisatawan lokal, tetapi juga wisatawan mancanegara. Fiter misalnya. Wisatawan asal Malaysia itu menyempatkan berkunjung ke Camp Vietnam ketika berlibur ke Batam.

Kepada Liputan6.com, Fiter menceritakan bahwa dirinya berkunjung ke Batam bersama rombongan. Sudah tiga hari menjelang Natal, dia dan rombongan berada di Batam.

"Tiba di Batam, saya bersama rombongan langsung booking tranportasi dan hotel," kata Fiter saat di temui di Camp Vietnam Pulau Galang Batam, 25 Desember 2016.

Meski sering mengunjungi Batam ketika libur akhir pekan, Fiter mengaku kunjungannya kali ini sangat berkesan karena mampir ke Camp Vietnam ini.

"Informasi awal dari masyarakat Batam, kemudian browsing internet ditemukan," kata Fiter.

Setelah mengetahui mengenai Camp Vietnam, tambah dia, begitu sampai ke Batam, dia dan rombongan menyeberang menuju Pulau Galang. Dalam perjalanan, dia terkagum-kagum karena rupanya begitu banyak wisata pantai di sekitar pulau.

"Selama menuju Camp Vietnam Pulau Galang, di sepanjang jalan, GPS banyak menemukan beberapa lokasi wisata Pantai," ujar Fiter kagum.

Sementara itu, Asep Nurdiono, petugas keamanan di Camp Vietnam mengaku banyaknya wisatawan yang berkunjung dalam dua hari terakhir. Wisatawan, lanjut Asep, kebanyakan berasal dari luar Batam.

"Sebelum Natal tempat ini sudah ramai dikunjungi rombongan, ada dari Padang, Jakarta, Malaysia," pungkas Asep.

Bagi kamu yang masih bingung mengisi liburan akhir tahun ini, bisa mengunjungi Camp Vietnam yang terletak di Pulau Galang ini. Menurut sejarah, sejak tahun1975 hingga tahun 1996, kawasan ini dijadikan sebagai tempat pengungsian penduduk dari negara Vietnam.

Di dalam kawasan Camp Vietnam yang cukup luas ini terdapat sisa-sisa bangunan seperti barak, rumah sakit, pos polis, tempat karantina, gereja, pagoda, juga museum yang di dalamnya banyak terdapat foto-foto pengungsi dan benda-benda antik peninggalan mereka. Karena penuh aura mistis, komplek ini hanya dibuka dari pagi hingga sore.