Sukses

Tolong, Para Pengungsi Banjir Bima Mulai Gatal-Gatal

Banyak pengungsi banjir Bima yang kehilangan rumah dan harta bendanya.

Liputan6.com, Bima - Sejumlah pengungsi mulai dari anak-anak hingga orang dewasa korban banjir bandang di Kota Bima, Provinsi Nusa Tenggara Barat yang mendiami lokasi pengungsian mulai mengalami penyakit gatal-gatal dan cacar air.

Salah satu korban banjir Bima yang tinggal di lokasi pengungsian Masjid Annur, Kelurahan Monggonao, Kota Bima, Erpan, mengaku mengalami gatal-gatal dan cacar air semenjak banjir bandang surut, Sabtu lalu.

Selain dia, sambung Erpan, penyakit gatal-gatal dan cacar air ini tidak hanya dialami orang dewasa tetapi juga anak-anak. Termasuk, salah satu anaknya.

"Makanya kami sangat membutuhkan bantuan obat-obatan dan petugas kesehatan," ujar dia, Senin (26/12/2016), dilansir Antara.

Erpan di lokasi pengungsian bersama istri dan dua anaknya semenjak banjir bandang meluluhlantakkan rumah mereka di lingkungan Monggonao.

"Habis sudah, rumah tidak bisa ditinggali lagi. Harta benda dan pakaian sudah dibawa hanyut, tidak ada yang tersisa," ucap dia.

Hal serupa dialami pengungsi lainnya, Aminah (50), warga lingkungan Monggonao yang kini harus tinggal di lokasi pengungsian beserta keluarga besarnya. Rumah yang ditempati selama ini sudah hancur berantakan diterjang derasnya arus banjir bandang yang melanda Kota Bima pada Rabu, 21 Desember dan Jumat, 23 Desember 2016.

"Kalau sekarang itu obat-obatan yang diperlukan karena banyak yang gatal-gatal, terutama anak-anak," ia menerangkan.

Aminah belum berani ke rumah karena khawatir dan trauma meski air sudah surut. Kalaupun kembali ke rumah sudah tidak ada yang bisa diharapkan karena kondisi rumah sudah hancur dan berantakan.

"Kalau untuk makan dan minum sudah tidak ada masalah di lokasi pengungsian. Tapi untuk air bersih kita masih kesulitan," kata ida.

Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB di Kelurahan Monggonao terdapat tiga titik lokasi pengungsian. Di antaranya, Masjid An-Nur Monggonao dengan jumlah pengungsi 700 jiwa.

Selanjutnya di SDN 2 Monggonao, jumlah pengungsi 30 jiwa. Kemudian di rumah H Anas, jumlah pengungsi 20 jiwa dan di Masjid Al-Huda dengan jumlah pengungsi korban banjir Bima 500 jiwa.

 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.