Sukses

5 Kisah Bersama Ibu, dari Kisah Haru hingga Cerita Lucu

Ibu selalu menjadi sosok yang berada di samping anaknya.

Liputan6.com, Jakarta - Kasih ibu sepanjang masa, kasih anak sepanjang galah. Begitulah ungkapan yang akan senantiasa mengiringi langkah manusia. Meski ada beberapa aksi keji yang dilakukan seorang ibu kepada anaknya, tetapi hal itu tidak akan menodai kasih tulus ibu.

Lebih banyak kisah haru menceritakan hubungan antara ibu dan anaknya. Ada juga kisah menarik yang dilakukan seorang ibu. Jangan sekali-kali mengganggu si anak karena ibu bakal tidak tinggal diam.

Berikut lima kisah bersama ibu, dari yang haru hingga yang lucu:

1. Kasih Ibu Pelaku Bunuh Diri Semarang di Sepiring Lontong Opor 

Dengan tangan diborgol, David dikelilingi keluarganya dan disuapi lontong opor oleh ibunya, Kamis (15/12/2016)

Kisah haru ini datang dari ibu dari seorang pelaku bunuh diri di Semarang. Meski anaknya sudah berbuat salah dengan membunuh cucu-cucunya, tetapi Fatmaya, ibu kandung David Nugroho (30), tetap mencurahkan kasihnya.

Usai menjalani 17 adegan reka ulang di rumahnya, Jalan Jomblang Perbalan RT 07 RW 02, Kelurahan Candi, Kecamatan Candisari, Semarang, Jawa Tengah, polisi memberi kesempatan David berpamitan dengan keluarganya.

Tak disangka, Fatmaya sudah menyiapkan makanan kesukaan David berupa lontong opor. Melihat tangan sang anak diborgol, ia memohon agar polisi mengizinkan David memakan masakan sang ibunda.

Permintaan Fatmaya agar borgol di tangan David dilepas tak diizinkan polisi. Ibu kandung David dengan berurai air mata kemudian meminta izin agar diberi kesempatan menyuapi anak semata wayangnya yang tangannya masih diborgol.

"David makan disuapi ibu ya," kata Fatmaya dengan pipi semakin basah oleh air matanya yang terus mengalir.

David mengangguk kemudian duduk di kursi ruang tamu dikelilingi kerabatnya termasuk ibu yang terus meneteskan air mata. Tatapan mata David tak lagi kosong seperti ketika ditemukan usai minum racun serangga.

Sorot matanya mengundang keharuan. Kelopak matanya penuh dengan air mata yang dicoba untuk ditahan agar tak menangis.

Fatmaya bercerita bahwa lontong opor itu ia siapkan dengan tangannya sendiri sejak lepas subuh. Menurut dia, lontong opor itu sebenarnya bisa dibeli di warung dengan harga lebih murah, tapi ia memaksakan diri untuk memasak sendiri.

"Ayam kampung. David sangat suka opor masakan ibunya," kata Fatmaya sambil menyeka air matanya, Kamis, 15 Desember 2016.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Telepon Terakhir Sertu Bayu buat Ibunda

Kali ini kisah haru datang dari salah satu korban jatuhnya helikopter Bell 421 EP di Kalimantan Utara, bulan lalu. Bayu Sadeli Putra, salah satu awak helikopter merupakan prajurit TNI AD yang berasal dari Kelurahan Sukajadi, Kecamatan Dumai Kota, Kota Dumai, Riau.

Sebelum berangkat menaiki heli milik TNI AD bersama awak lainnya, Lettu Yohanes, Lettu Ginasa, Praka Suyanto, dan Lettu Absi (selamat), Bayu sempat berkomunikasi dengan ibundanya, Delima, melalui telepon seluler atau ponsel.

Delima menyebut memang jarang berkomunikasi dengan anaknya itu. Bukan karena lupa terhadap orangtua, melainkan lantaran Bayu memang disibukkan dengan tugasnya sebagai prajurit negara.

"Inilah sempat Bayu ngomong, menghubungi," ucap Delima, Senin, 28 November 2016, di kediamannya Gang Pusaka, Jalan Bintan, Kelurahan Sukajadi, Kota Dumai, saat menceritakan komunikasi terakhir dengan anaknya itu.

 

3 dari 5 halaman

Aksi Wali Kota Membasuh Kaki Ibu

Kali ini, aksi haru anak kepada ibunya. Wali Kota Tanjungbalai, Sumatera Utara, M Syahrial, membasuh kaki Hj Salamah Saragih, ibundanya. Momen tersebut terekam saat perayaan Hari Ibu 2016, Senin, 19 Desember 2016.

Syahrial didampingi istrinya yang juga Ketua TP PKK Sri Novita Silvisa. Ratusan pelajar tingkat tingkat SD hingga SMA juga turut membasuh kaki masing-masing ibunda mereka.

Wali Kota Tanjungbalai Syahrial mengimbau seluruh kalangan untuk menghormati dan berbakti pada ibu yang berkorban ketika melahirkan dan membesarkan anak dengan penuh kasih sayang.

"Untuk itu, peringatan Hari Ibu 22 Desember mari kita jadikan momen mengingat jasa dan pengorbanan seorang ibu dalam kehidupan kita," kata dia, dilansir Antara.

 

4 dari 5 halaman

Permintaan Unik Ibu Hamil kepada Bupati Purwakarta

Nah, kalau ini aksi ibu hamil demi memuaskan keinginan sang jabang bayi alias ngidam. Yuliana (30) seorang ibu rumah tangga, warga Cikao Bandung, Kecamatan Jatiluhur Purwakarta, Jawa Barat tiba-tiba mendatangi Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi yang berkunjung ke kampungnya, Senin (5/12/2016).

Yuliana berusaha mendekati Dedi meski harus berdesakan di tengah kerumunan. Bukan tanpa alasan, dia ingin menyampaikan sesuatu yang menurut dia sangat penting.

"Sejak ngidam, saya menginginkan untuk dibuatkan lotek oleh Pak Dedi," kata perempuan yang tengah hamil tua ketika sudah bertemu Dedi.

Mendengarkan permintaan dari warganya itu, tanpa berpikir panjang, Dedi langsung membuatkan perempuan itu lotek.

"Tenang saja saya buatkan, saya biasa kalau membuat lotek mah," sahut Dedi.

Yuliana menceritakan jika keinginannya untuk bertemu Dedi dan dibuatkan lotek sudah lama ia pendam sejak kandungannya usia dua bulan.

5 dari 5 halaman

'The Power of Emak'

Jangan sampai ganggu si anak karena sang ibu pasti langsung bertindak. Aksi ini dilakukan Erna Kurniawati. Ketika akan mengantar anaknya ke sekolah, dia dihentikan polisi yang tengah menggelar razia di Jalan Pemuda Muntilan, Jawa Tengah. Peran utama kisah ini adalah Erna Kurniawati, warga Dusun Ngemplak desa Gondosuli, Muntilan.

Sebenarnya, Erna tidak keberatan jika ditilang karena anaknya tidak memakai helm. Tetapi ketika polisi berbelit-belit dan mulai mempermasalahkan helmnya yang tidak ber-SNI, dia pun mulai menceramahi polisi itu.

Dia tidak setuju jika dia yang harus menanggung akibat helm tidak ber-SNI. Dia meminta agar pemerintah lah yang seharusnya menutup pabriknya sehingga tidak beredar helm tidak ber-SNI.

Selain itu, waktu razia yang dirasa kurang tepat karena bertepatan dengan jam masuk sekolah. Jelas saja, anak Erna pun menangis karena terlambat masuk sekolah akibat razia itu.

Aksi Erna ini terekam kamera polisi dan diunggah ke akun media sosial FB juga oleh teman Erna dengan nama Hamy Soebagyo Jr. Tak pelak video yang diberi judul "The Power of Emak-Emak" ini menjadi viral.

Mayoritas netizen memuji Erna karena bertindak sportif. Mengomel dan memberi masukan tanpa emosi, bahkan meminta ditilang jika melanggar.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.