Sukses

5 Peristiwa di Malang 2016 : Super Tucano Jatuh sampai Gempa

Jatuhnya pesawat Super Tucano di awal tahun sampai gempa bumi berkekuatan 6.2 SR menghebohkan masyarakat

Liputan6.com, Malang Rentetan peristiwa besar terjadi di Malang, Jawa Timur, di sepanjang tahun 2016 ini. Guncangan kejadian itu menimbulkan rasa haru, tangis dan empati di Bumi Arema. Berikut setidaknya lima peristiwa besar terjadi di Malang yang bisa dirangkum Liputan6.com

Pesawat Super Tucano Jatuh
Pesawat Super Tucano TT 3108 milik TNI AU jatuh di atas rumah warga di Jalan Laksda Adi Sucipto Kota Malang pada 10 Februari 2016. Empat orang meninggal dunia dan tiga rumah warga rusak akibat peristiwa ini.

Korban antara lain pilot Super Tucano, Mayor Pnb Ivy Safatillah dan Juru Mesin Udara, Serma Syaiful Arif Rakhmawan. Tubuh Mayor Ivy ditemukan di tengah sawah dengan kursi pelontar dalam radius 8 kilometer dari lokasi jatuhnya pesawat. Sedangkan tubuh Serma Syaiful Arif terperangkap di dalam pesawat.

Dua korban lainnya adalah warga sipil yakni Erna Wahyuningtyas seorang pemilik rumah dan Nur Kholis yang indekos di salah satu rumah. Kedua warga sipil ini tak bisa menyelamatkan diri saat pesawat latih tempur milik TNI AU itu jatuh menghujam.

Pesawat Super Tucano itu jatuh berselang beberapa menit lepas landas dari Pangkalan Udara Abdulrachman Saleh Malang untuk uji terbang atau test flight. TNI menurunkan tim investigasi untuk memastikan penyebab jatuhnya pesawat itu.

"Jadi pada jam 10.30 WIB terjadi kecelakaan pesawat kami. Kecelakaan itu pada saat test flight, maka yang naik ada pilotnya dengan mekanik," kata Panglima TNI Gatot Nurmantyo di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu 10 Februari 2016 saat itu.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Penangkapan 6 Terduga Teroris

Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror menangkap enam terduga teroris di Malang, Jawa Timur, pada Jumat 19 Februari 2016. Mereka antara lain Badrodin alias Abu Gar warga Jalan Kamboja Nomor 43 Perumahan Green Hils, Achmad Ridho Wijaya warga Perum Griya Permata Alam Blok JM, Rudi Hadianto warga RT 1 RW 4 Desa Ngijo.

M. Romli warga Dusun Jetis, Mulyo Agung, Kecamatan Dau, Handoko alias Nazarudin warga Cilacap Jawa Tengah serta Aidin Suryana warga Kampung Ciketing Rawamangun Bekasi yang indekos di Jalan Margobasuki 2 Dusun Jetis Dau Kabupaten Malang.

Penangkapan terhadap para terduga teroris itu dilakukan di Jalan Raya Ngijo Karangploso, Kabupaten Malang, pada pukul 19.00. Proses penangkapan diawali dengan mobil Xenia warna silver yang ditumpangi para terduga teroris keluar dari kompleks Perumahan Green Hils. Mobil nekad menerjang motor petugas yang menghadang di depan gerbang perumahan, melaju ke timur.

Dari arah barat, petugas mengendarai Elf putih dan Xenia hitam mengejar. Tepat di dekat Balai Desa Ngijo, mobil hitam petugas menabrak mobil terduga teroris dan Elf putih menutup pergerakan. Petugas sempat melepas 3 kali tembakan peringatan ke udara untuk mengamankan pelaku.

Petugas menggeledah rumah seluruh para terduga teroris itu dan menemukan dua senapan, puluhan buku tentang jihad, delapan unit sepeda motor, handphone, celana taktikal, kaos bergambar jihad, parafin, dokumen nama mujahid dan berbagai barang lainnya.

“Seluruhnya terlibat jaringan terorisme yang sebelumnya ditangkap di Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Tengah,” kata Kapolres Malang, AKBP Yudho Nugroho di Malang, Sabtu (20/2/2016).

3 dari 5 halaman

Pasar Besar Kota Malang Terbakar

Kebakaran terjadi di Pasar Besar Kota Malang sekitar pukul 03.00 Kamis 26 Mei 2016. Belasan mobil pemadam kebakaran dikerahkan untuk memadamkan kobaran api. Sulitnya jangkauan masuk ke dalam lorong pasar ditambah lagi hidran air di dalam pasar tak berfungsi membuat proses pemadaman baru benar – benar berhasil keesokan harinya.

Berdasarkan data Dinas Pasar Kota Malang, dari total 3.300 kios di dalam pasar sekitar 40 persen di antaranya turut ludes terbakar. Penyebab kebakaran pasar legendaris di Malang Raya itu diduga korsleting listrik. Kerugian akibat peristiwa ini mencapai belasan miliar, itu belum termasuk kerugian akibat berhentinya aktifitas perdagangan selama beberapa hari.

“Di dalam pasar banyak toko yang menjual bahan mudah terbakar dan tahan lama, seperti plastik, imitasi kulit, dan sejenisnya,” kata Wakil Wali Kota Malang, Sutiaji saat itu.

4 dari 5 halaman

Penculikan Balita Sabita


Warga Kabupaten Malang digegerkan dengan penculikan Sabita Mahfudia Laila, balita yang masih berusia 3,5 tahun. Bocah itu diculik dua pria tak dikenal pada Sabtu, 22 Oktober 2016, sekitar pukul 12.15 WIB saat lelap tertidur di rumahnya, Dusun Nongkosewu, RT 02 RW 01, Desa Karangnongko, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang.

Saat itu, korban di rumah hanya ditemani Kumakyah, asisten rumah tangga. Kumakyah mengalami luka akibat dianiaya oleh penculik. Sehari diculik, korban akhirnya diantar pulang kembali ke rumahnya pada Minggi 23 Oktober malam. Korban ditinggal begitu saja di tepi jalan dekat rumahnya oleh dua orang misterius berjenis kelamin lelaki dan perempuan yang mengendarai motor.

Polres Malang akhirnya menangkap dua pelaku penculikan yang ternyata masih tetangga korban yakni Handi dan Munir warga Poncokusumo Kabupaten Malang. Serta sepasang suami istri asal Kediri yakni Iwan dan Sri yang rumahnya dijadikan tempat persembunyian. Otak penculikan yakni Handi mengaku terbelit hutang dan berencana meminta tebusan ke keluarga korban.

“Modusnya meminta tebusan ke keluarga korban. Di antara pelaku itu dua ditetapkan sebagai tersangka utama dan dua lagi sebagai saksi,” kata Kasat Reskrim Polres Malang, AKP Adam Purbantoro.

Handi dan Munir akan dijerat pasal 83 jo 76 F UU 35/2014 perubahan UU 23/2002 tentang Perlindungan Anak. Mereka terancam hukuman penjara maksimal 15 tahun.

5 dari 5 halaman

Gempa Bumi Besar Guncang Malang


Gempa bumi berkekuatan 6.2 Skala Richter (SR) mengguncang Malang pada Rabu 16 November 2016 malam hari. Gempa terjadi di titik kordinat 9.32 Lintang Selatan (LS), 113.12 Bujur Timur (BT), dalam radius 127 kilometer tenggara Kabupaten Malang di kedalaman 69 kilometer itu tak berpotensi tsunami.

Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang, gempa itu menyebabkan 44 rumah yang tersebar di lima kecamatan yakni Kecamatan Ampelgading, Tirtoyudo, Dampit, Sumberpucung, Pagelaran, Turen, mengalami kerusakan. Rinciannya, enam rumah rusak berat, 14 rumah rusak sedang dan 24 rumah rusak ringan.

“Korban jiwa tidak ada, ada seorang warga yang terluka karena tertimpa genting yang jatuh,” kata Kepala BPBD Kabupaten Malang, Hafie Lutfi, Kamis (17/11/2016).

Jenis rusak berat seperti rumah hancur total, untuk rusak sedang ada bagian rumah seperti dapur hancur atau atap rumah ambrol. Sedangkan rusak ringan berupa dinding rumah retak. Perbaikan diprioritaskan pada rumah yang mengalami kerusakan berat dan sedang. Untuk rumah rusak ringan, perbaikan melibatkan partisipasi masyarakat setempat agar segera bisa dihuni kembali.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.